Iklan

Pertanyaan

Anda bisa menuliskan tentang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya pada kepemimpinan Raden Patah, Joko Tingkir, dan Senopati Sultan Agung di buku tulis Anda.

Anda bisa menuliskan tentang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya pada kepemimpinan Raden Patah, Joko Tingkir, dan Senopati Sultan Agung di buku tulis Anda. undefined

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

14

:

33

:

04

Klaim

Iklan

A. Jasmine

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta

Jawaban terverifikasi

Jawaban

kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya pada masa Raden Patah, Jaka Tingkir, dan Sultan Agung memiliki sejumlah perbedaan, yaitu sebagai berikut.

kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya pada masa Raden Patah, Jaka Tingkir, dan Sultan Agung memiliki sejumlah perbedaan, yaitu sebagai berikut.

Pembahasan

Raden Patah: Kehidupan sosial ekonomi Kerajaan Demak pada masa Raden Patah ditopang oleh perdagangan. Hal tersebut tidak terlepas dari letak Kerajaan Demak yang memiliki pelabuhan yang strategis. Dalam kehidupan politik, Wali Songo mempunyai peran sebagai penasehat dalam proses pengambilan keputusan seorang raja. Di bidang budaya, pada masa kekuasaan Raden Patah dibangun Masjid Agung Demak dengan gaya bangunan berakulturasi dengan kebudayaan pra-Islam Jaka Tingkir: Kehidupan sosial ekonomi Kerajaan Pajang pada masa Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya mengandalkan aspek perdagangan atau maritim serta pertanian atau agraris. Kehidupan politikPajang tidak jauh berbeda dengan Demak, karena masih meneruskan sejumlah tradisi dan kebijakan politik kerajaan Demak. Di bidang budaya, Kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam yang masih menganut beberapa tradisi hindu dan jawa. Penduduk Pajang kala itu juga tetap melakukan tradisi-tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Sultan Agung: Kehidupan sosial ekonomi Kerajaan Mataram Islam pada masa Sultan Agung mengandalkan aspek agraris atau pertanian. Hal tersebut ditandai dengan dibangunnya lumbung-lumbung padi di sejumlah wilayah kekuasaan Mataram. Dalam bidang politik, Sultan Agung melakukan politik ekspansi dengan penaklukkan wilayah-wilayah di luar Kerajaan Mataram.Akulturasi kebudayaan juga diterapkan dalam upacara-upacara kerajaan, semisal upacara Garebeg Poso dan Garebeg Mulud. Garebeg Poso dimaksudkan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri sedangkan Garebeg Mulud untuk perayaan Maulid Nabi Muhammad. Dengan demikian, kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya pada masa Raden Patah, Jaka Tingkir, dan Sultan Agung memiliki sejumlah perbedaan, yaitu sebagai berikut. Raden Patah: Di bidang politik, Wali Songo berperan besar, sosial ekonomi Kerajaan Demak ditopang oleh perdagangan, dan dibangunnya Masjid Raya Demak. Jaka Tingkir: Di bidang politik, meneruskan kebijakan Kerajaan Demak, sosial ekonominya mengandalkan aspek perdagangan atau maritim serta pertanian, dan melakukan tradisi kebudayaan yang telah ada sejak dahulu. Sultan Agung: Di bidang politik, melakukan politik ekspansi, sosial ekonominya mengandalkan aspek agraris, dan melangsungkan beberapa upacara.

  • Raden Patah: Kehidupan sosial ekonomi Kerajaan Demak pada masa Raden Patah ditopang oleh perdagangan. Hal tersebut tidak terlepas dari letak Kerajaan Demak yang memiliki pelabuhan yang strategis. Dalam kehidupan politik, Wali Songo mempunyai peran sebagai penasehat dalam proses pengambilan keputusan seorang raja. Di bidang budaya, pada masa kekuasaan Raden Patah dibangun Masjid Agung Demak dengan gaya bangunan berakulturasi dengan kebudayaan pra-Islam
  • Jaka Tingkir: Kehidupan sosial ekonomi Kerajaan Pajang pada masa Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya mengandalkan aspek perdagangan atau maritim serta pertanian atau agraris. Kehidupan politik Pajang tidak jauh berbeda dengan Demak, karena masih meneruskan sejumlah tradisi dan kebijakan politik kerajaan Demak. Di bidang budaya, Kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam yang masih menganut beberapa tradisi hindu dan jawa. Penduduk Pajang kala itu juga tetap melakukan tradisi-tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka.
  • Sultan Agung: Kehidupan sosial ekonomi Kerajaan Mataram Islam pada masa Sultan Agung mengandalkan aspek agraris atau pertanian. Hal tersebut ditandai dengan dibangunnya lumbung-lumbung padi di sejumlah wilayah kekuasaan Mataram. Dalam bidang politik, Sultan Agung melakukan politik ekspansi dengan penaklukkan wilayah-wilayah di luar Kerajaan Mataram. Akulturasi kebudayaan juga diterapkan dalam upacara-upacara kerajaan, semisal upacara Garebeg Poso dan Garebeg Mulud. Garebeg Poso dimaksudkan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri sedangkan Garebeg Mulud untuk perayaan Maulid Nabi Muhammad.

Dengan demikian, kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya pada masa Raden Patah, Jaka Tingkir, dan Sultan Agung memiliki sejumlah perbedaan, yaitu sebagai berikut.

  • Raden Patah: Di bidang politik, Wali Songo berperan besar, sosial ekonomi Kerajaan Demak ditopang oleh perdagangan, dan dibangunnya Masjid Raya Demak.
  • Jaka Tingkir: Di bidang politik, meneruskan kebijakan Kerajaan Demak, sosial ekonominya mengandalkan aspek perdagangan atau maritim serta pertanian, dan melakukan tradisi kebudayaan yang telah ada sejak dahulu.
  • Sultan Agung: Di bidang politik, melakukan politik ekspansi, sosial ekonominya mengandalkan aspek agraris, dan melangsungkan beberapa upacara. 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

2

Iklan

Pertanyaan serupa

Siapa raja kerajaan pajang

5

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia