Puisi adalah sebuah hasil karya sastra yang berasal dari ungkapan atau curahan perasaan dan pemikiran seorang penyair. Adapun salah satu struktur fisik puisi adalah diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Penyair menggunakan diksi yang lugas, tegas, dan padat.
Berdasarkan puisi, diksi yang digunakan penyair menggunakan pilihan kata yang memerhatikan susunan bunyi. Hal itu tampak pada baris-baris berikut ini:
aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Penggunaan bunyi berulang /ng/ pada akhir larik yang terdapat pada kata jalang dan terbuang. Larik tersebut berarti dirinya seperti binatang jalang yang terbuang. Maknanya adala dirinya adalah sosok yang tidak mudah dikekang. Pemikiran si aku juga dianggap bagaikan seseorang yang terbuang atau tidak dianggap.
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Pengulangan bunyi /b/ pada kata bisa, bawa, berlari, berlari memperkuat keindahan puisi. Selain itu, larik Hingga hilang pedih perih menggunakan pengulangan /h/ pada kata setiap katanya. Pengulangan /h/ tersebut menunjukkan kesedihan. Bait tersebut memiliki makna ketika si aku terluka maka luka itu tidak dihiraukan atau tidak dirasakan. Kata bisa menunjukkan semangat perjuangan hingga rasa sakit, pedih, dan perih itu akan menghilang/lenyap.
Dengan demikian, maksud dari penggalan puisi di atas berdasarkan diksinya adalah semangat tetap berjuang meski terkadang pemikirannya tidak dianggap.