Amanat dari pantun di atas!

Pembahasan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b). Secara umum, pantun memiliki struktur sebagai berikut: Bait, adalah banyaknya baris dalam sebuah pantun, misalnya: dua baris, empat baris, enam baris, delapan baris , dst. Baris atau larik adalah kumpulan beberapa kata yang memiliki arti dan bisa membentuk sampiran atau isi dalam sebuah pantun. Kata adalah gabungan dari suku kata yang memiliki arti, meski begitu, ada kata-kata tertentu yang hanya terdiri dari satu suku kata. Contohnya: indah, pintu, burung , selamat, dsb. Suku kata adalah penggalan-penggalan bunyi dari kata dalam satu ketukan atau satu embusan napas. Contohnya: "in-dah" memiliki dua suku kata, "pin-tu" memiliki dua suku kata, "se-la-mat" memiliki tiga suku kata, dst. Rima adalah pola akhiran atau huruf vokal terakhir yang ada pada pantun. Sampiran adalah bagian pantun yang terletak pada baris kesatu dan kedua yang merupakan awal dari sebuah pantun atau sampiran merupakan unsur suasana yang mengantarkan menuju isi atau maksud pantun tersebut. Isi adalah bagian pantun yang terletak pada baris ketiga dan keempat yang merupakan isi pokok atau tujuan dari pantun tersebut. Amanat diartikan sebagai pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui pantun dan biasanya berupa nasihat-nasihat. Untuk mencari amanat di dalam sebuah pantun dapat dilakukan dengan cara menelaah bagian isinya yaitu pada baris ketiga dan keempat, kemudian memaknai kata-katanya. Adapun bunyi baris ketiga dan keempat pada pantun di atas, yaitu: Baris ketiga berbunyi "Kalau hidup hendak selamat" merupakan bagian isi. Baris keempat berbunyi "Taat selalu perintah Tuhan" merupakan bagian isi. Dengan demikian, amanat dari pantun di atas berisi "sebaiknya kita selalu taat pada perintah Tuhan agar hidup selamat".