Pertanyaan

Alasan Mohammad Yamin mengusulkan penggunaan bahasa Melayu yang kelak menjadi bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda I yaitu karena....

merupakan bahasa dominan di Indonesia
dianggap merakyat dan tidak ada stratifikasi sosial
menjadi bahasa pengantar di Indonesia selama berabad-abad
bahasa yang sederhana dan akrab dengan kehidupan rakyat
bahasa satu-satunya yang digunakan bangsa Indonesia

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

Klaim

A. Acfreelance

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Pada Kongres Pemuda I, Mohammad Yamin membahas tentang penggunaan bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia. Mohammad Yamin menyatakan hanya ada dua bahasa, yakni Jawa dan Melayu, yang berpeluang menjadi bahasa persatuan. Mohammad Yamin yakin bahasa Melayu yang akan lebih berkembang sebagai bahasa persatuan. Mohammad Yamin lalu mengusulkan bahasa Melayu yang akan dijadikan sebagai bahasa persatuan (bahasa Indonesia). Alasan Mohammad Yamin mengusulkan penggunaan bahasa Melayu yang kelak menjadi bahasa Indonesia adalah karena selama berabad-abad bahasa Melayu sudah menjadi bahasa pengantar dalam komunikasi di Indonesia. Bahasa Melayu sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di kawasan Asia Tenggara persebarannya luas dan berhubungan erat dengan perdagangan. Bahasa ini merupakan bahasa interaksi masyarakat di pasar dan pelabuhan di hampir seluruh kawasan Nusantara.

Pada Kongres Pemuda I, Mohammad Yamin membahas tentang penggunaan bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia. Mohammad Yamin menyatakan hanya ada dua bahasa, yakni Jawa dan Melayu, yang berpeluang menjadi bahasa persatuan. Mohammad Yamin yakin bahasa Melayu yang akan lebih berkembang sebagai bahasa persatuan. Mohammad Yamin lalu mengusulkan bahasa Melayu yang akan dijadikan sebagai bahasa persatuan (bahasa Indonesia). Alasan Mohammad Yamin mengusulkan penggunaan bahasa Melayu yang kelak menjadi bahasa Indonesia adalah karena selama berabad-abad bahasa Melayu sudah menjadi bahasa pengantar dalam komunikasi di Indonesia. Bahasa Melayu sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di kawasan Asia Tenggara persebarannya luas dan berhubungan erat dengan perdagangan. Bahasa ini merupakan bahasa interaksi masyarakat di pasar dan pelabuhan di hampir seluruh kawasan Nusantara.