Bangsa Kurdi adalah bangsa rumpun Indo-eropa, yang dekat hubungannya dengan Bangsa Iran jika meninjau dari segi etno-lingusitik, sedangkan jika ditinjau dari segi etno-religius, Bangsa Kurdi dekat hubungannya dengan Bangsa Arab dan Turki yang menganut Islam Sunni. Bangsa Kurdi mendiami sebuah wilayah, yang kerap disebut Kurdistan. Kurdistan sendiri berada di dalam kekuasaan empat negara, yaitu Turki, Irak, Iran, dan Suriah. Dengan jumlah populasi yang besar, meskipun sebagai minoritas di keempat negara tersebut, tapi pengaruh Kurdi dalam perpolitikan cukup kuat, ini disebabkan karena kuatnya basis separatis Kurdi, yang sulit untuk dipadamkan keempat negara tersebut.
Genosida terhadap bangsa Kurdi yang dilakukan oleh Irak, seperti pembantaian di Halabja, merupakan bagian dari Kampanye Al-Anfal, yaitu operasi militer untuk melakukan arabisasi terhadap etnis non-arab di Irak, sekaligus menumpas gerakan separatis Kurdi, yang mayoritas bekerja sama dengan Iran. Saat itu Irak sedang berperang dengan Iran, maka operasi ini dilancarkan untuk mencegah wilayah Irak utara, yang merupakan basis wilayah Bangsa Kurdi (atau kerap disebut Kurdistan), jatuh dengan mudah ke tangan separatis yang didukung Iran. Pembantaian Halabja sendiri dilakukan Irak dengan memanfaatkan senjata kimia seperti gas sarin, dan menewaskan ribuan warga sipil Kurdi.
Dengan demikian, alasan Irak menyerang bangsa Kurdi di Halabja, karena Halabja merupakan wilayah yang dihuni oleh bangsa Kurdi, sementara mayoritas bangsa Kurdi saat terjadinya perang Iran-Irak berpihak kepada Iran. Irak kemudian menyerang Halabja untuk mengurangi kemungkinan Iran mengambil alih Halabja dengan mudah.