Alasan Belanda mengkhianati hasil Perjanjian Linggarjati

Pembahasan

Perjanjian Linggarjati adalah perjanjian yang dilangsungkan di Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 10 November 1946. Perjanjian ini menghasilkan hal-hal sebagai berikut. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia (RI) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda diwajibkan untuk meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949. RI dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yang akan dilakukan sebelum tanggal 1 Januari 1949. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947. Namun, empat bulan kemudian, Belanda mengkhianati hasil dari Perjanjian Linggarjati. Belanda menganggap bahwa pulau-pulau lain di luar wilayah RI dapat menjadi negara sendiri jika dikehendaki sehingga menolak klaim RI atas wilayah Irian Barat. Menurut Belanda, penduduk Irian Barat ingin berdiri sendiri atau lepas dari RI. Anggapan Belanda ini didasarkan oleh pidato Ratu Wilhelminapada tahun 1942 yang menginginkan agar Indonesia menjadi negara persemakmuran atau commonwealth sehingga segala hubungan luar negeri akan diurus oleh Belanda. Sedangkan bagi pemerintah Indonesia, Indonesia berhak untuk melakukan segala bentuk hubungan luar negeri dengan mengirim perwakilan-perwakilannya.Perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda ini melahirkan ketegangan baru di tengah keduanya hingga meletuslah Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947. Jadi, alasan Belanda mengkhianati hasil Perjanjian Linggarjati disebabkan oleh perbedaan penafsiran antara Belanda dan Indonesia mengenai wilayah RI.