Iklan
Iklan
Pertanyaan
Aku tiba di rumah satu jam kemudian, saat matahari bersiap tumbang di kaki barat. Mamak telah menungguku di teras rumah panggung.
"Kenapa kau pulang terlambat, Nung?" Mamak menyelidik.
Aku menelan ludah. Terbata-bata menceritakan apa yang terjadi. Bersiap dengan omelan dan seruan Mamak. Hening.
Aku tidak berani menatap wajah Mamak. Terus menunduk sejak tadi. Aku jelas mendengar hela napas tertahan Mamak. Aku jelas bisa merasakan ekspresi wajahnya, gerakan tubuhnya. Dalam masa paceklik panjang ini, uang yang ada di dalam dompet sangat penting bagi kami dan aku menghilangkannya begitu saja. Seharusnya, aku tadi langsung membeli keperluan rumah, bukan malah bermain, berkeliling, asyik sendiri.
Dikutip dari: Tere Liye, Si Anak Cahaya, Jakarta, Republika Penerbit, 2018
Latar dalam kutipan novel tersebut adalah ....
di teras rumah, pagi hari, suasana takut dan marah
di teras rumah, pagi hari, suasana takut dan menyesal
di teras rumah panggung, sore hari, suasana takut dan menyesal
di teras rumah, sore hari, suasana terharu dan takut
di teras rumah, malam hari, suasana takut dan menyesal
Iklan
K. Khoirunnisa
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Sriwijaya
51
0.0 (0 rating)
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia