Rachel N

12 November 2023 15:17

Iklan

Rachel N

12 November 2023 15:17

Pertanyaan

Utara-Selatan melakukan kerjasama ekonomi di bidang industri, terkhusunya perminyakan. Mereka bertujuan untuk membagikan hasil dari kerjasama mereka secara ADIL namum GAGAL. Bagaimana pula sebearnya strategi pembagian HASIL YG ADIL di awal?

Utara-Selatan melakukan kerjasama ekonomi di bidang industri, terkhusunya perminyakan. Mereka bertujuan untuk membagikan hasil dari kerjasama mereka secara ADIL namum GAGAL. Bagaimana pula sebearnya strategi pembagian HASIL YG ADIL  di awal?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

13

:

58

:

15

Klaim

5

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Erwin A

Community

13 November 2023 05:29

Jawaban terverifikasi

<p>Strategi pembagian hasil yang adil dalam kerjasama ekonomi Utara-Selatan di bidang industri, khususnya perminyakan, pada awalnya adalah sebagai berikut:</p><ul><li><strong>Pembagian hasil berdasarkan kontribusi masing-masing pihak.</strong> Pihak Utara, yang memiliki teknologi dan modal, akan memberikan kontribusi berupa teknologi dan modal, sedangkan pihak Selatan, yang memiliki sumber daya alam, akan memberikan kontribusi berupa sumber daya alam.</li><li><strong>Pembagian hasil berdasarkan kebutuhan masing-masing pihak.</strong> Pihak Utara, yang memiliki tingkat pembangunan yang lebih tinggi, akan membutuhkan hasil kerjasama untuk memenuhi kebutuhan pembangunannya, sedangkan pihak Selatan, yang memiliki tingkat pembangunan yang lebih rendah, akan membutuhkan hasil kerjasama untuk memenuhi kebutuhan pembangunannya.</li></ul><p>Strategi ini didasarkan pada prinsip keadilan yang dianut oleh negara-negara Selatan. Prinsip ini menyatakan bahwa hasil dari kerjasama ekonomi harus dibagi secara adil, sesuai dengan kontribusi dan kebutuhan masing-masing pihak.</p><p>Namun, dalam praktiknya, strategi ini tidak berhasil diterapkan secara adil. Pihak Utara, yang memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang lebih besar, mampu memaksakan kehendaknya kepada pihak Selatan. Akibatnya, pembagian hasil kerjasama lebih menguntungkan pihak Utara dan kurang menguntungkan pihak Selatan.</p><p>Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan penerapan strategi pembagian hasil yang adil dalam kerjasama ekonomi Utara-Selatan, antara lain:</p><ul><li><strong>Ketidaksetaraan kekuatan ekonomi dan politik antara negara-negara Utara dan Selatan.</strong> Negara-negara Utara memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang lebih besar daripada negara-negara Selatan. Hal ini membuat negara-negara Utara mampu memaksakan kehendaknya kepada negara-negara Selatan.</li><li><strong>Kurangnya kesadaran akan pentingnya keadilan dalam kerjasama ekonomi.</strong> Negara-negara Utara belum sepenuhnya menyadari pentingnya keadilan dalam kerjasama ekonomi. Mereka lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan negara-negara Selatan.</li><li><strong>Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam kerjasama ekonomi.</strong> Proses pembagian hasil kerjasama tidak transparan dan akuntabel. Hal ini membuat sulit untuk memantau apakah pembagian hasil telah dilakukan secara adil.</li></ul><p>Untuk mengatasi kegagalan penerapan strategi pembagian hasil yang adil, diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak, baik dari negara-negara Utara, negara-negara Selatan, maupun organisasi internasional. Upaya-upaya tersebut antara lain:</p><ul><li><strong>Meningkatkan kekuatan ekonomi dan politik negara-negara Selatan.</strong> Negara-negara Selatan perlu meningkatkan kekuatan ekonomi dan politiknya agar mampu mengimbangi kekuatan negara-negara Utara.</li><li><strong>Meningkatkan kesadaran akan pentingnya keadilan dalam kerjasama ekonomi.</strong> Negara-negara Utara dan Selatan perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya keadilan dalam kerjasama ekonomi.</li><li><strong>Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam kerjasama ekonomi.</strong> Proses pembagian hasil kerjasama perlu dilakukan secara transparan dan akuntabel agar dapat dipantau oleh semua pihak.</li></ul><p>Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara berkelanjutan agar dapat mencapai tujuannya, yaitu pembagian hasil kerjasama ekonomi yang adil bagi semua pihak.</p>

Strategi pembagian hasil yang adil dalam kerjasama ekonomi Utara-Selatan di bidang industri, khususnya perminyakan, pada awalnya adalah sebagai berikut:

  • Pembagian hasil berdasarkan kontribusi masing-masing pihak. Pihak Utara, yang memiliki teknologi dan modal, akan memberikan kontribusi berupa teknologi dan modal, sedangkan pihak Selatan, yang memiliki sumber daya alam, akan memberikan kontribusi berupa sumber daya alam.
  • Pembagian hasil berdasarkan kebutuhan masing-masing pihak. Pihak Utara, yang memiliki tingkat pembangunan yang lebih tinggi, akan membutuhkan hasil kerjasama untuk memenuhi kebutuhan pembangunannya, sedangkan pihak Selatan, yang memiliki tingkat pembangunan yang lebih rendah, akan membutuhkan hasil kerjasama untuk memenuhi kebutuhan pembangunannya.

Strategi ini didasarkan pada prinsip keadilan yang dianut oleh negara-negara Selatan. Prinsip ini menyatakan bahwa hasil dari kerjasama ekonomi harus dibagi secara adil, sesuai dengan kontribusi dan kebutuhan masing-masing pihak.

Namun, dalam praktiknya, strategi ini tidak berhasil diterapkan secara adil. Pihak Utara, yang memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang lebih besar, mampu memaksakan kehendaknya kepada pihak Selatan. Akibatnya, pembagian hasil kerjasama lebih menguntungkan pihak Utara dan kurang menguntungkan pihak Selatan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan penerapan strategi pembagian hasil yang adil dalam kerjasama ekonomi Utara-Selatan, antara lain:

  • Ketidaksetaraan kekuatan ekonomi dan politik antara negara-negara Utara dan Selatan. Negara-negara Utara memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang lebih besar daripada negara-negara Selatan. Hal ini membuat negara-negara Utara mampu memaksakan kehendaknya kepada negara-negara Selatan.
  • Kurangnya kesadaran akan pentingnya keadilan dalam kerjasama ekonomi. Negara-negara Utara belum sepenuhnya menyadari pentingnya keadilan dalam kerjasama ekonomi. Mereka lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan negara-negara Selatan.
  • Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam kerjasama ekonomi. Proses pembagian hasil kerjasama tidak transparan dan akuntabel. Hal ini membuat sulit untuk memantau apakah pembagian hasil telah dilakukan secara adil.

Untuk mengatasi kegagalan penerapan strategi pembagian hasil yang adil, diperlukan upaya-upaya dari berbagai pihak, baik dari negara-negara Utara, negara-negara Selatan, maupun organisasi internasional. Upaya-upaya tersebut antara lain:

  • Meningkatkan kekuatan ekonomi dan politik negara-negara Selatan. Negara-negara Selatan perlu meningkatkan kekuatan ekonomi dan politiknya agar mampu mengimbangi kekuatan negara-negara Utara.
  • Meningkatkan kesadaran akan pentingnya keadilan dalam kerjasama ekonomi. Negara-negara Utara dan Selatan perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya keadilan dalam kerjasama ekonomi.
  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam kerjasama ekonomi. Proses pembagian hasil kerjasama perlu dilakukan secara transparan dan akuntabel agar dapat dipantau oleh semua pihak.

Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara berkelanjutan agar dapat mencapai tujuannya, yaitu pembagian hasil kerjasama ekonomi yang adil bagi semua pihak.


Rachel N

17 November 2023 03:55

Terima kasih atas jawaban yang sangat lengkap, ini sangat memuaskan. Sekali lagi, terima kasih banyak ya kak :)

Iklan

S. Anugrah

Mahasiswa/Alumni Universitas Atma Jaya

13 November 2023 08:09

Jawaban terverifikasi

<p>Pembahasan:</p><p>Skema bagi hasil pada kerja sama usaha didasarkan pada konsep hubungan para pihak dalam kerja sama.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Bagi Hasil Pertambangan Migas</strong></p><p>Skema bagi hasil pada kerja sama hulu migas dengan mekanisme <i>production sharing contract</i> (PSC) pada mulanya dilakukan dengan rujukan pada praktik bagi hasil tanah antara pemilik tanah dan petani penggarap. Skema bagi hasil tersebut, sebagaimana telah disebutkan, dibedakan menjadi dua bentuk:</p><p>&nbsp;1. Cost recovery</p><p>2. Gross split</p><p>&nbsp;</p><p>Pada skema cost recovery, proporsi antara Pemerintah dan kontraktor ditetapkan sebesar 85:15 untuk minyak bumi dan 65:35 untuk gas bumi. Pembagian hasil produksi tersebut dilakukan setelah memperhitungkan atau mengembalikan terlebih dahulu biaya-biaya yang dikeluarkan kontraktor dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi migas.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Sedangkan pada skema gross profit, proporsi antara Pemerintah dan kontraktor ditetapkan sebesar 57:43 untuk minyak bumi dan 52:48 untuk gas bumi. Pembagian tersebut dilakukan atas hasil produksi sebelum dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan kontraktor. Biaya-biaya yang dikeluarkan kontraktor migas dibebankan pada hasil produksi yang menjadi bagian kontraktor.</p>

Pembahasan:

Skema bagi hasil pada kerja sama usaha didasarkan pada konsep hubungan para pihak dalam kerja sama. 

 

Bagi Hasil Pertambangan Migas

Skema bagi hasil pada kerja sama hulu migas dengan mekanisme production sharing contract (PSC) pada mulanya dilakukan dengan rujukan pada praktik bagi hasil tanah antara pemilik tanah dan petani penggarap. Skema bagi hasil tersebut, sebagaimana telah disebutkan, dibedakan menjadi dua bentuk:

 1. Cost recovery

2. Gross split

 

Pada skema cost recovery, proporsi antara Pemerintah dan kontraktor ditetapkan sebesar 85:15 untuk minyak bumi dan 65:35 untuk gas bumi. Pembagian hasil produksi tersebut dilakukan setelah memperhitungkan atau mengembalikan terlebih dahulu biaya-biaya yang dikeluarkan kontraktor dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi migas. 

 

Sedangkan pada skema gross profit, proporsi antara Pemerintah dan kontraktor ditetapkan sebesar 57:43 untuk minyak bumi dan 52:48 untuk gas bumi. Pembagian tersebut dilakukan atas hasil produksi sebelum dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan kontraktor. Biaya-biaya yang dikeluarkan kontraktor migas dibebankan pada hasil produksi yang menjadi bagian kontraktor.


Rachel N

17 November 2023 03:54

Maaf kak. Apakah ini merupakan skema yang digunakan oleh Indonesia dalam kerjasama Utara-Selatan?

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Apakah benar NIBKD dan MBKS dibentuk guna menghadapi kekuatan Belanda? Jelaskan!

113

5.0

Jawaban terverifikasi