Sepdwita A

Ditanya 6 hari yang lalu

Iklan

Sepdwita A

Ditanya 6 hari yang lalu

Pertanyaan

untuk meredam ketegangan Dunia pada perang Dingin beberapa negara Dunia melakukan hubungan bilateral. deskripsikan contoh hubungan bilateral tersebut

untuk meredam ketegangan Dunia pada perang Dingin beberapa negara Dunia melakukan hubungan bilateral. deskripsikan contoh hubungan bilateral tersebut

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

11

:

41

:

55

Klaim

5

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Zaskia A

Dijawab 6 hari yang lalu

Jawaban terverifikasi

<p>Hubungan bilateral merupakan salah satu upaya untuk meredakan ketegangan dunia pada Perang Dingin. Contoh hubungan bilateral yang dilakukan beberapa negara untuk meredakan Perang Dingin adalah</p><p><strong>Konferensi Asia Afrika (KAA) </strong>: Indonesia menyelenggarakan KAA pertama di Bandung pada 18-24 April 1955. KAA merupakan pertemuan negara-negara Asia dan Afrika untuk membendung pengaruh Blok Barat dan Blok Timur.</p><p><strong>Gerakan Non-Blok (GNB) : </strong>Indonesia turut menjadi pemrakarsa pembentukan GNB.&nbsp;</p>

Hubungan bilateral merupakan salah satu upaya untuk meredakan ketegangan dunia pada Perang Dingin. Contoh hubungan bilateral yang dilakukan beberapa negara untuk meredakan Perang Dingin adalah

Konferensi Asia Afrika (KAA) : Indonesia menyelenggarakan KAA pertama di Bandung pada 18-24 April 1955. KAA merupakan pertemuan negara-negara Asia dan Afrika untuk membendung pengaruh Blok Barat dan Blok Timur.

Gerakan Non-Blok (GNB) : Indonesia turut menjadi pemrakarsa pembentukan GNB. 


Iklan

Rendi R

Community

Dijawab 2 hari yang lalu

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;</p><p>Selama Perang Dingin (1947–1991), hubungan bilateral sering kali digunakan oleh negara-negara di luar dua blok besar (Amerika Serikat dan Uni Soviet) untuk meredam ketegangan global atau menjaga keseimbangan kekuatan. Berikut adalah beberapa contoh hubungan bilateral yang signifikan dalam konteks tersebut:</p><p><strong>1. Hubungan Bilateral Indonesia–India</strong></p><ul><li><strong>Konteks:</strong><br>Sebagai negara-negara yang baru merdeka, Indonesia dan India memiliki kepentingan untuk menjaga perdamaian dunia dan menghindari keterlibatan dalam konflik blok Barat (AS) dan blok Timur (Uni Soviet).</li><li><strong>Inisiatif:</strong><br>Kedua negara berperan penting dalam pembentukan <strong>Gerakan Non-Blok (GNB)</strong>, yang menjadi forum bagi negara-negara berkembang untuk tidak memihak salah satu blok.</li><li><strong>Dampak:</strong><br>Meningkatkan kerja sama ekonomi dan diplomasi antara kedua negara serta memperkuat solidaritas di antara negara-negara dunia ketiga.</li></ul><p><strong>2. Hubungan Bilateral Amerika Serikat–China</strong></p><ul><li><strong>Konteks:</strong><br>Pada awal 1970-an, ketegangan antara China dan Uni Soviet memicu Amerika Serikat untuk mendekati China sebagai strategi membendung pengaruh Soviet.</li><li><strong>Inisiatif:</strong><br><strong>Diplomasi Ping Pong (1971)</strong> dan kunjungan Presiden AS Richard Nixon ke China (1972) menandai normalisasi hubungan antara kedua negara.</li><li><strong>Dampak:</strong><br>Menurunkan ketegangan global dengan memecah aliansi antara China dan Uni Soviet serta membuka jalur kerja sama ekonomi dan politik.</li></ul><p><strong>3. Hubungan Bilateral Uni Soviet–Kuba</strong></p><ul><li><strong>Konteks:</strong><br>Setelah revolusi Kuba 1959, Kuba menjadi sekutu strategis Uni Soviet di kawasan Amerika Latin untuk melawan dominasi AS.</li><li><strong>Inisiatif:</strong><br>Uni Soviet memberikan dukungan ekonomi, militer, dan politik kepada Kuba. Contohnya adalah pengiriman rudal nuklir ke Kuba pada Krisis Misil Kuba (1962).</li><li><strong>Dampak:</strong><br>Hubungan ini meningkatkan ketegangan Perang Dingin tetapi juga mendorong negosiasi antara AS dan Uni Soviet untuk menghindari perang nuklir.</li></ul><p><strong>4. Hubungan Bilateral Perancis–Jerman Barat</strong></p><ul><li><strong>Konteks:</strong><br>Setelah Perang Dunia II, kedua negara ingin mengakhiri permusuhan bersejarah dan menciptakan stabilitas di Eropa Barat, terutama menghadapi ancaman blok Timur.</li><li><strong>Inisiatif:</strong><br>Perjanjian Élysée (1963) menandai kerja sama diplomatik, ekonomi, dan budaya antara Perancis dan Jerman Barat.</li><li><strong>Dampak:</strong><br>Hubungan ini menjadi fondasi terbentuknya <strong>Uni Eropa</strong>, memperkuat integrasi ekonomi dan politik Eropa.</li></ul><p><strong>5. Hubungan Bilateral India–Uni Soviet</strong></p><ul><li><strong>Konteks:</strong><br>India membutuhkan dukungan ekonomi dan militer untuk pembangunan negaranya, sementara Uni Soviet ingin memperluas pengaruhnya di Asia Selatan.</li><li><strong>Inisiatif:</strong><br>Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama India–Uni Soviet (1971) memberikan dukungan Soviet kepada India selama Perang Indo-Pakistan.</li><li><strong>Dampak:</strong><br>Menguatkan posisi India di Asia Selatan dan menciptakan keseimbangan kekuatan di kawasan.</li></ul><p><strong>Kesimpulan</strong></p><p>Hubungan bilateral selama Perang Dingin menjadi alat strategis untuk mengelola ketegangan global, menjaga keseimbangan kekuatan, atau mendorong perdamaian regional. Negara-negara sering kali memanfaatkan hubungan ini untuk memperkuat posisi mereka tanpa sepenuhnya memihak salah satu blok.</p>

 

Selama Perang Dingin (1947–1991), hubungan bilateral sering kali digunakan oleh negara-negara di luar dua blok besar (Amerika Serikat dan Uni Soviet) untuk meredam ketegangan global atau menjaga keseimbangan kekuatan. Berikut adalah beberapa contoh hubungan bilateral yang signifikan dalam konteks tersebut:

1. Hubungan Bilateral Indonesia–India

  • Konteks:
    Sebagai negara-negara yang baru merdeka, Indonesia dan India memiliki kepentingan untuk menjaga perdamaian dunia dan menghindari keterlibatan dalam konflik blok Barat (AS) dan blok Timur (Uni Soviet).
  • Inisiatif:
    Kedua negara berperan penting dalam pembentukan Gerakan Non-Blok (GNB), yang menjadi forum bagi negara-negara berkembang untuk tidak memihak salah satu blok.
  • Dampak:
    Meningkatkan kerja sama ekonomi dan diplomasi antara kedua negara serta memperkuat solidaritas di antara negara-negara dunia ketiga.

2. Hubungan Bilateral Amerika Serikat–China

  • Konteks:
    Pada awal 1970-an, ketegangan antara China dan Uni Soviet memicu Amerika Serikat untuk mendekati China sebagai strategi membendung pengaruh Soviet.
  • Inisiatif:
    Diplomasi Ping Pong (1971) dan kunjungan Presiden AS Richard Nixon ke China (1972) menandai normalisasi hubungan antara kedua negara.
  • Dampak:
    Menurunkan ketegangan global dengan memecah aliansi antara China dan Uni Soviet serta membuka jalur kerja sama ekonomi dan politik.

3. Hubungan Bilateral Uni Soviet–Kuba

  • Konteks:
    Setelah revolusi Kuba 1959, Kuba menjadi sekutu strategis Uni Soviet di kawasan Amerika Latin untuk melawan dominasi AS.
  • Inisiatif:
    Uni Soviet memberikan dukungan ekonomi, militer, dan politik kepada Kuba. Contohnya adalah pengiriman rudal nuklir ke Kuba pada Krisis Misil Kuba (1962).
  • Dampak:
    Hubungan ini meningkatkan ketegangan Perang Dingin tetapi juga mendorong negosiasi antara AS dan Uni Soviet untuk menghindari perang nuklir.

4. Hubungan Bilateral Perancis–Jerman Barat

  • Konteks:
    Setelah Perang Dunia II, kedua negara ingin mengakhiri permusuhan bersejarah dan menciptakan stabilitas di Eropa Barat, terutama menghadapi ancaman blok Timur.
  • Inisiatif:
    Perjanjian Élysée (1963) menandai kerja sama diplomatik, ekonomi, dan budaya antara Perancis dan Jerman Barat.
  • Dampak:
    Hubungan ini menjadi fondasi terbentuknya Uni Eropa, memperkuat integrasi ekonomi dan politik Eropa.

5. Hubungan Bilateral India–Uni Soviet

  • Konteks:
    India membutuhkan dukungan ekonomi dan militer untuk pembangunan negaranya, sementara Uni Soviet ingin memperluas pengaruhnya di Asia Selatan.
  • Inisiatif:
    Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama India–Uni Soviet (1971) memberikan dukungan Soviet kepada India selama Perang Indo-Pakistan.
  • Dampak:
    Menguatkan posisi India di Asia Selatan dan menciptakan keseimbangan kekuatan di kawasan.

Kesimpulan

Hubungan bilateral selama Perang Dingin menjadi alat strategis untuk mengelola ketegangan global, menjaga keseimbangan kekuatan, atau mendorong perdamaian regional. Negara-negara sering kali memanfaatkan hubungan ini untuk memperkuat posisi mereka tanpa sepenuhnya memihak salah satu blok.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bagaimana peran Indonesia dalam kerjasama negara-negara Utara-Selatan

4

0.0

Jawaban terverifikasi

Sumber lisan merupakan keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami p sejarah. Selain diperoleh dari orang-orang yang mengalami persitiwa secara la sumber lisan juga dapat diperoleh dari orang-orang yang mengetahui suatu peristiw secara rinci. Dengan kata lain sumber sejarah lisan dapat digunakan untuk sumba dan sekunder. Bagaimana cara mendapatkan sumber sejarah secara lisan denga tepat? Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang mengandung informasi tenta peristiwa sejarah. Informasi yang dijadikan sumber sejarah harus berasal dari aktivi pada masa lampau. Sumber sejarah berfungsi sebagai sarana penyampaian inform ristiwa sejarah di masa lampau. Bagaimana cara membuktikan keaslian suatu sumber sejarah? Sumber sejarah berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda. Sumber tertulis merupakan sumber sejarah yang memberikan informasi melalui tulisan. Sumber lisan merupakan sumber sejarah yang disampaikan secara lisan oleh orang yang menyaksikan, mendengar, atau mengalami langsung suatu peristiwa sejarah. Sumber benda merupakan sumber sejarah yang diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah. Mengapa sumber sejarah sangat penting dalam sejarah? Sumber sejarah lisan sangat bermanfaat agar sejarah dapat terus diingat oleh masyarakat sebagai bagian dari identitas dari sebuah negara. Sumber sejarah lisan dapat berupa keterangan langsung dari pelaku, tradisi lisan yang berkembang di masyarakat, dan topomini. Mengapa sumber lisan memiliki keterbatasan dibandingkan sumber tertulis? Kritik sumber sering juga disebut proses verifikasi. Sering dilakukan peneliti untuk menguji keabsahan serta keaslian suatu dokumen atau sumber sejarah. Kritik sumber merupakan salah satu tahapan dalam penelitian sejarah. Apa yang dimaksud kritik sumber?

8

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan