Ulama yang menyetujui ijma' dan tidak menyetujui ijma' beserta alasan nya

Mayoritas ulama dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Shafi'i, dan Hanbali) sepakat dengan konsep ijma' (konsensus) sebagai salah satu sumber hukum Islam. Namun, ada beberapa pandangan yang mengemukakan kontroversi terkait dengan konsep ini. Berikut adalah beberapa pandangan yang mengemukakan persetujuan dan ketidaksetujuan terhadap ijma', beserta alasannya: **Ulama yang Menyetujui Ijma':** 1. **Imam al-Shafi'i:** Menyatakan bahwa ijma' merupakan sumber hukum Islam yang sah. Alasan yang mendasari adalah keyakinannya bahwa ijma' merupakan bukti kuat dari kesepakatan para ulama generasi awal yang terpelajar dan memiliki pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam. **Ulama yang Tidak Menyetujui Ijma':** 1. **Ibnu Hazm:** Meragukan bahwa konsep ijma' dapat diandalkan sebagai sumber hukum Islam. Alasannya adalah sulit untuk memastikan adanya kesepakatan mutlak dalam setiap masalah di seluruh komunitas Muslim, mengingat perbedaan budaya, bahasa, dan jarak geografis. 2. **Abdullah bin Taimiyah:** Mengkritik penggunaan ijma' karena menurutnya tidak ada metode yang pasti untuk mengumpulkan pendapat semua orang dari seluruh dunia Muslim pada setiap masalah tertentu. Dia lebih condong pada pendekatan ijtihad individual berdasarkan dalil-dalil yang ada. 3. **Sayyid Qutb:** Pandangan modern ini juga meragukan konsep ijma' karena menurutnya sebagian besar pernyataan tentang ijma' dalam sejarah Islam tidak memiliki bukti yang memadai. Dia berpendapat bahwa mengandalkan ijma' dapat menghambat kemajuan pemikiran dalam memahami Islam dalam konteks zaman sekarang. Namun, perlu diingat bahwa pandangan tersebut tidak mewakili seluruh spektrum ulama dan pandangan individu dapat bervariasi. Ijma' tetap menjadi topik yang diperdebatkan dan memiliki berbagai interpretasi di kalangan ulama.