Nizar A

26 Juli 2024 03:55

Nizar A

26 Juli 2024 03:55

Pertanyaan

Tulislah sebuah kisah/peristiwa di masa lalu kalian lalu diakhir tulisan, tentukan siapa Pelaku/ tokoh-tokoh dalam peristiwa itu, kapan peristiwa itu terjadi dan dimana peristiwa itu terjadi, serta hikmah/pesan/pelajaran apa yang bisa kalian ambil dari peristiwa tersebut. Tulisan minimal 500 kata ya

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

00

:

00

:

17

:

18

Klaim

10

2

Jawaban terverifikasi

Nanda R

Community

26 Juli 2024 08:40

Jawaban terverifikasi

<p>Pada suatu malam yang tenang di sebuah desa kecil di Kuningan, West Java, sebuah kejadian yang tidak terlupakan terjadi. Desa itu bernama Desa Cikaso, yang dikenal dengan suasana alamnya yang indah dan penduduknya yang ramah. Pada malam itu, hujan turun deras, disertai dengan suara petir yang menggelegar. Warga desa sebagian besar sudah berada di dalam rumah, berlindung dari badai yang tiba-tiba datang.</p><p>Di rumah Pak Dedi, seorang petani tua yang dikenal baik hati, suasana terasa sedikit berbeda. Malam itu, ia bersama istrinya, Bu Siti, sedang duduk di ruang keluarga, mendengarkan suara hujan yang menenangkan. Namun, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara ketukan keras di pintu. Pak Dedi segera membuka pintu dan mendapati seorang anak laki-laki kecil yang basah kuyup berdiri di sana. Anak itu bernama Budi, seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan desa.</p><p>Dengan hati-hati, Pak Dedi menarik Budi masuk ke dalam rumah dan memberinya selimut hangat. Setelah sedikit tenang, Budi menceritakan bahwa ia terpaksa lari dari panti asuhan karena kebakaran yang tiba-tiba melanda. Api cepat menyebar dan Budi, dalam kepanikan, lari ke arah rumah Pak Dedi yang ia tahu sebagai tempat yang aman.</p><p>Pak Dedi dan Bu Siti segera memutuskan untuk pergi ke panti asuhan dan melihat apa yang bisa mereka bantu. Mereka menghubungi beberapa tetangga dan bersama-sama berangkat menuju panti asuhan. Saat mereka tiba di sana, api masih berkobar dan para penghuni panti asuhan, termasuk pengasuhnya, Ibu Nur, terlihat panik dan ketakutan.</p><p>Tanpa ragu-ragu, Pak Dedi bersama beberapa pria desa segera mencari ember-ember dan air untuk memadamkan api. Mereka bekerja sama dengan cepat dan penuh semangat. Sementara itu, Bu Siti dan beberapa wanita lainnya membantu menenangkan anak-anak yang ketakutan dan memastikan semua orang aman. Mereka mengumpulkan anak-anak di tempat yang aman dan memberikan mereka selimut serta minuman hangat.</p><p>Malam itu terasa sangat panjang. Setelah berjam-jam berjuang, akhirnya api berhasil dipadamkan. Meskipun panti asuhan mengalami kerusakan yang cukup parah, semua penghuni berhasil selamat berkat tindakan cepat dan kerjasama warga desa. Ibu Nur sangat berterima kasih kepada Pak Dedi dan semua warga yang telah membantu menyelamatkan anak-anak.</p><p>Setelah kejadian itu, warga desa bersama-sama membantu memperbaiki panti asuhan. Mereka mengumpulkan dana, bahan bangunan, dan tenaga untuk membangun kembali tempat yang sangat berarti bagi anak-anak yatim piatu tersebut. Dalam waktu beberapa bulan, panti asuhan berhasil dibangun kembali dengan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.</p><p>Peristiwa malam itu menjadi sebuah kenangan yang tidak terlupakan bagi seluruh warga desa. Kejadian tersebut menunjukkan betapa kuatnya rasa kebersamaan dan gotong royong dalam menghadapi musibah. Desa Cikaso semakin dikenal sebagai desa yang penuh dengan kehangatan dan kepedulian antar warganya.</p><p><strong>Pelaku/Tokoh-tokoh dalam peristiwa itu:</strong></p><ol><li>Pak Dedi – Petani tua yang baik hati dan pemimpin dalam aksi penyelamatan.</li><li>Bu Siti – Istri Pak Dedi yang membantu menenangkan anak-anak.</li><li>Budi – Anak yatim piatu yang melarikan diri dari panti asuhan yang terbakar.</li><li>Ibu Nur – Pengasuh panti asuhan yang sangat peduli pada anak-anak asuhnya.</li><li>Warga Desa Cikaso – Tetangga yang saling membantu dalam situasi darurat.</li></ol><p><strong>Kapan peristiwa itu terjadi:</strong> Peristiwa ini terjadi pada suatu malam di musim hujan beberapa tahun yang lalu.</p><p><strong>Dimana peristiwa itu terjadi:</strong> Peristiwa ini terjadi di Desa Cikaso, Kuningan, West Java.</p><p><strong>Hikmah/Pesan/Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa tersebut:</strong> Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya solidaritas dan gotong royong dalam masyarakat. Saat musibah datang, kebersamaan dan kepedulian antar sesama dapat menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan. Selain itu, peristiwa ini juga mengingatkan kita untuk selalu siap membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan, karena tindakan kecil yang kita lakukan bisa memberikan dampak besar bagi mereka yang membutuhkan.</p>

Pada suatu malam yang tenang di sebuah desa kecil di Kuningan, West Java, sebuah kejadian yang tidak terlupakan terjadi. Desa itu bernama Desa Cikaso, yang dikenal dengan suasana alamnya yang indah dan penduduknya yang ramah. Pada malam itu, hujan turun deras, disertai dengan suara petir yang menggelegar. Warga desa sebagian besar sudah berada di dalam rumah, berlindung dari badai yang tiba-tiba datang.

Di rumah Pak Dedi, seorang petani tua yang dikenal baik hati, suasana terasa sedikit berbeda. Malam itu, ia bersama istrinya, Bu Siti, sedang duduk di ruang keluarga, mendengarkan suara hujan yang menenangkan. Namun, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara ketukan keras di pintu. Pak Dedi segera membuka pintu dan mendapati seorang anak laki-laki kecil yang basah kuyup berdiri di sana. Anak itu bernama Budi, seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan desa.

Dengan hati-hati, Pak Dedi menarik Budi masuk ke dalam rumah dan memberinya selimut hangat. Setelah sedikit tenang, Budi menceritakan bahwa ia terpaksa lari dari panti asuhan karena kebakaran yang tiba-tiba melanda. Api cepat menyebar dan Budi, dalam kepanikan, lari ke arah rumah Pak Dedi yang ia tahu sebagai tempat yang aman.

Pak Dedi dan Bu Siti segera memutuskan untuk pergi ke panti asuhan dan melihat apa yang bisa mereka bantu. Mereka menghubungi beberapa tetangga dan bersama-sama berangkat menuju panti asuhan. Saat mereka tiba di sana, api masih berkobar dan para penghuni panti asuhan, termasuk pengasuhnya, Ibu Nur, terlihat panik dan ketakutan.

Tanpa ragu-ragu, Pak Dedi bersama beberapa pria desa segera mencari ember-ember dan air untuk memadamkan api. Mereka bekerja sama dengan cepat dan penuh semangat. Sementara itu, Bu Siti dan beberapa wanita lainnya membantu menenangkan anak-anak yang ketakutan dan memastikan semua orang aman. Mereka mengumpulkan anak-anak di tempat yang aman dan memberikan mereka selimut serta minuman hangat.

Malam itu terasa sangat panjang. Setelah berjam-jam berjuang, akhirnya api berhasil dipadamkan. Meskipun panti asuhan mengalami kerusakan yang cukup parah, semua penghuni berhasil selamat berkat tindakan cepat dan kerjasama warga desa. Ibu Nur sangat berterima kasih kepada Pak Dedi dan semua warga yang telah membantu menyelamatkan anak-anak.

Setelah kejadian itu, warga desa bersama-sama membantu memperbaiki panti asuhan. Mereka mengumpulkan dana, bahan bangunan, dan tenaga untuk membangun kembali tempat yang sangat berarti bagi anak-anak yatim piatu tersebut. Dalam waktu beberapa bulan, panti asuhan berhasil dibangun kembali dengan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Peristiwa malam itu menjadi sebuah kenangan yang tidak terlupakan bagi seluruh warga desa. Kejadian tersebut menunjukkan betapa kuatnya rasa kebersamaan dan gotong royong dalam menghadapi musibah. Desa Cikaso semakin dikenal sebagai desa yang penuh dengan kehangatan dan kepedulian antar warganya.

Pelaku/Tokoh-tokoh dalam peristiwa itu:

  1. Pak Dedi – Petani tua yang baik hati dan pemimpin dalam aksi penyelamatan.
  2. Bu Siti – Istri Pak Dedi yang membantu menenangkan anak-anak.
  3. Budi – Anak yatim piatu yang melarikan diri dari panti asuhan yang terbakar.
  4. Ibu Nur – Pengasuh panti asuhan yang sangat peduli pada anak-anak asuhnya.
  5. Warga Desa Cikaso – Tetangga yang saling membantu dalam situasi darurat.

Kapan peristiwa itu terjadi: Peristiwa ini terjadi pada suatu malam di musim hujan beberapa tahun yang lalu.

Dimana peristiwa itu terjadi: Peristiwa ini terjadi di Desa Cikaso, Kuningan, West Java.

Hikmah/Pesan/Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa tersebut: Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya solidaritas dan gotong royong dalam masyarakat. Saat musibah datang, kebersamaan dan kepedulian antar sesama dapat menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan. Selain itu, peristiwa ini juga mengingatkan kita untuk selalu siap membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan, karena tindakan kecil yang kita lakukan bisa memberikan dampak besar bagi mereka yang membutuhkan.


Kevin L

Gold

02 Agustus 2024 04:21

Jawaban terverifikasi

Penjelasan: Permintaan ini meminta kita untuk menulis sebuah cerita tentang peristiwa masa lalu, lalu mengidentifikasi pelaku, waktu, tempat, dan hikmah dari cerita tersebut. Kita perlu membuat cerita yang menarik dan detail, serta menyertakan informasi yang diminta. Jawaban: Di tengah hiruk pikuk kota Jakarta yang penuh sesak, aku teringat akan sebuah peristiwa di masa kecilku yang penuh makna. Saat itu, aku masih duduk di bangku sekolah dasar, dan tinggal di sebuah kampung kecil di pinggiran kota. Kampungku, yang bernama "Kampung Pelangi", terkenal dengan rumah-rumahnya yang dicat dengan warna-warna cerah, layaknya pelangi. Suatu sore, saat matahari mulai condong ke barat, langit pun mulai dihiasi warna jingga dan ungu. Aku dan teman-temanku, Rini, Budi, dan Tono, sedang asyik bermain petak umpet di lapangan sepak bola dekat rumahku. Kami berlarian kesana kemari, tertawa lepas, dan menikmati sore yang cerah. Tiba-tiba, hujan turun dengan derasnya. Kami berlarian mencari tempat berteduh, dan akhirnya menemukan sebuah warung kecil di pinggir jalan. Warung itu sederhana, hanya berdinding bambu dan beratap seng, namun terlihat nyaman dan hangat. Di dalam warung itu, kami bertemu dengan seorang nenek tua yang sedang duduk sendirian, menikmati secangkir teh hangat. Nenek itu terlihat sangat lelah dan kedinginan, pakaiannya lusuh dan tubuhnya gemetar. Tanpa berpikir panjang, aku dan teman-temanku menghampiri nenek itu dan menawarkannya tempat duduk di dekat kami. Kami juga memberikannya minuman hangat dan makanan ringan yang kami bawa. Nenek itu terlihat sangat senang dan berterima kasih kepada kami. "Terima kasih, nak. Kalian baik sekali," ucap nenek itu dengan suara yang serak. "Sama-sama, Nek. Kenapa nenek sendirian di sini?" tanyaku dengan rasa penasaran. Nenek itu pun menceritakan kisah hidupnya. Dia bercerita bahwa dia tinggal sendirian di sebuah gubuk kecil di pinggiran kampung. Dia tidak memiliki keluarga, dan anak-anaknya sudah meninggal dunia. Dia juga sedang sakit dan tidak punya uang untuk berobat. Mendengar cerita nenek itu, hati kami tersentuh. Kami berdiskusi dengan teman-teman dan memutuskan untuk membantu nenek itu. Kami mengumpulkan uang saku kami dan membelikan nenek itu obat-obatan dan makanan. Kami juga membantu nenek itu membersihkan rumahnya dan menemaninya bercerita. Nenek itu sangat terharu dengan kebaikan kami. Dia bercerita tentang masa mudanya, tentang perjuangannya dalam hidup, dan tentang pentingnya saling membantu. Dia juga bercerita tentang keindahan kampung kami, Kampung Pelangi, yang dulu penuh dengan warna dan keceriaan. "Dulu, kampung ini sangat indah, nak. Rumah-rumahnya dicat dengan warna-warna cerah, seperti pelangi. Anak-anak bermain di lapangan, orang tua bercanda di teras rumah, dan semua orang saling membantu," kenang nenek itu dengan mata berkaca-kaca. "Sekarang, kampung ini sudah tidak seperti dulu lagi, Nek. Rumah-rumahnya sudah kusam, anak-anak jarang bermain di lapangan, dan orang tua sibuk dengan pekerjaannya," jawabku dengan sedih. "Ya, nak. Zaman sudah berubah. Tapi, yang penting adalah kita tetap menjaga nilai-nilai luhur yang ada di kampung ini. Kita harus saling membantu, saling menyayangi, dan menjaga persatuan," pesan nenek itu. Sejak hari itu, kami sering mengunjungi nenek itu dan membantunya dalam berbagai hal. Kami juga mengajak teman-teman lain untuk ikut membantu nenek itu. Nenek itu menjadi seperti keluarga bagi kami. Peristiwa itu mengajarkan kami banyak hal. Kami belajar tentang pentingnya kepedulian, empati, dan berbagi. Kami juga belajar bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kebahagiaan orang lain. Kami juga belajar tentang pentingnya menjaga nilai-nilai luhur yang ada di kampung kami, Kampung Pelangi. Pelaku: Aku, Rini, Budi, Tono, dan nenek tua Waktu: Sore hari, saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar Tempat: Sebuah warung kecil di pinggiran Kampung Pelangi, Jakarta Hikmah: Pentingnya kepedulian, empati, dan berbagi. Kebahagiaan sejati terletak pada kebahagiaan orang lain. Pentingnya menjaga nilai-nilai luhur yang ada di kampung, seperti saling membantu, saling menyayangi, dan menjaga persatuan.


Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

1.Bacalah kutipan drama berikut! Abah: "Kalau cari suami harus yang jelas masa depannya, jangan seperti si Kabayan!" Iteung: "Tapi Kang Kabayan mah baik nyaah sama Iteung." Abah: "Baik? Baik apanya? Kalau memang baik pasti suka ngirim uang, paling sedikit ngirim ikan kesenangan Abah. Ikan gurame!" Ambu: "Abah teh kumaha. Apa-apa selalu saja diukur pakai uang." Tokoh Iteung pada kutipan drama tersebut akan lebih menarik jika menggunakan kostum a. celana panjang dan kaos dengan rambut panjang dibiarkan terurai b. celana panjang dan kaos dengan rambut dikepang dua c. kebaya dan celana panjang dengan rambut dibiarkan terurai d. kebaya dan kain dengan rambut di kepang dua 2.Jo : "Hey, jalan yang bener dong!" (keluar dari mobil) Yuda: (tampak terkejut dan menguasai diri) "Maaf Pak." Jo: (melotot) "Maaf, maaf!" (1) Bapak: "Sudahlah Jo, dia sudah minta maaf kok, lagi pula ayah buru- buru nanti terlambat ke kantor." (cepat menyusul keluar dari mobil) Jo : "Tidak bisa, dia harus diberi pela- jaran!" (nyaris melayangkan tinju) (2) Bapak : "Sabar Jo. (melihat kasihan pada Yuda) "Kau pergilah, Nak!" Yuda : "Terima kasih, Pak!" (3) Bapak "Hey, apa yang kau bawa, Nak?" (heran) "Kamu jual lukisan?" Yuda : "lya Pak, ini lukisan kaca." (4) Bapak: "Sungguh baru kali ini aku melihat lukisan kaca, biasanya saya di rumah memajang lukisan kanvas, lukisan kertas, lukisan bulu, dan lain-lain. Tapi, lukisan ini? Ah ya berapa kamu menjual ini?" Yuda: "Yang mana Pak?" (5) Bapak: "Semuanya. Ah sudah jangan bingung, gini aja gimana kalau lukisan itu saya beli lima juta rupiah." Yuda : "Apa? Lima juta!" (6) Bapak: "Apa kurang?" Yuda : "Cu... kup, Pak." Bukti latar waktu dalam kutipan drama tersebut terdapat pada dialog nomor .... a. (1) b. (3) c. (4) d. (6) 3.Perhatikan penggalan drama berikut! "Dari mana saja kau, Badar? Hari sudah petang tapi kau baru pulang," tanya ayah sambil berkacak pinggang. Dialog tersebut diucapkan dengan nada a. keras sambil bercanda b. marah dan serius c. rendah dan penuh tanya d. penuh kasih sayang 4.Cermati kutipan bacaan berikut! "Mohammad-san inilah rumahku." Toshihiko berkata ketika kami sampai di depan sebuah rumah kayu yang sederhana. Lalu berteriak, "Ibu! Ibu! Inilah tamu yang kita tunggu. Lihatlah, seorang Indonesia yang tersesat di kebun anggur Katsunuma. Bukankah ini suatu kehormatan bagi kita?" Bacaan tersebut termasuk teks fiksi karena a. memiliki unsur tema dan tokoh b. bersifat sistematis berdasarkan fakta yang ada c. narasi dan dialog menggunakan ragam bahasa baku d. menggunakan peribahasa untuk membandingkan suatu hal 5.Perhatikan teks berikut! Perkembangan teknologi informatika dalam satu dekade terakhir mengalami lonjakan luar biasa. Munculnya internet memudahkan setiap orang mendapat akses informasi. Tidak hanya sekadar berita, melalui internet orang bisa ber- jualan, memasang iklan, menikmati musik, dan memungkinkan individu mengetahui berbagai peristiwa secara intensif. Berdasarkan wacana tersebut, istilah yang dapat dideretkan dalam indeks dengan tepat adalah a. akses-individu-informatika-informasi- teknologi b. akses-iklan-individu-intensif-internet C. iklan-individu-informasi-intensif-internet d. individu-informasi-intensif-internet-iklan 6.Perhatikan kutipan indeks berikut! Gaib 8 Ilmu Fisika 7 Ilustrasi 57 Imajinasi 59 Implikasi 54 Magnetis 65 Pengetahuan eksakta 46 Pengetahuan keras 47 Pengetahuan lunak 48 Pengetahuan non-eksakta 45 Berikut ini pernyataan yang tidak benar berdasarkan indeks tersebut adalah a. Di halaman 46, kita dapat mempelajari materi pengetahuan keras. b. Materi tentang implikasi dapat kita jumpai di halaman 54. C. Di halaman 45 kita dapat mempelajari pengetahuan non-eksakta d. Pengetahuan eksakta dapat kita pelajari di halaman 46. *kutipan teks drama berikut untuk soal nomor 7 - 9* (1) Mayor: "Berapa lama lagi aku harus menunggu? Lihat semburat matahari sudah terlihat." (sambil menggebrak meja) (2) Kopral: "Sabarlah sedikit, Pak." (3) Mayor "Jangan ditawar lagi." (4) Kopral: "Apanya, Pak?" (5) Mayor: "Kesabarannya! Sejak kemarin kesabaran saya habis. Sabar itu prinsip. Tidak bisa ditawar- tawar, ngerti?" (6) Kopral: "Kalau begitu kuralat ucapanku tadi." (7) Mayor: "Ya, tapi pertanyaanku belum Bung jawab. Berapa lama lagi? Semburat matahari sudah terlihat tu!" 7.Dialog pada kutipan teks drama tersebut yang berisi kramagung ditandai dengan nomor a. (1) b. (3) c. (4) d. (5) 8.Latar disertai bukti nomor pada kutipan drama tersebut adalah .... a.. siang hari, bukti pada dialog nomor (7) b. menjelang maghrib, bukti pada dialog nomor (5) c.pagi hari, bukti pada dialog nomor (7) d. sore hari, bukti pada dialog nomor (1) 9.Amanat yang sesuai dengan kutipan teks drama tersebut adalah .... a. Kemarahan bukanlah cara penyelesaian masalah yang bijak. b. Seorang bawahan tidak sepatutnya melawan atasan sekalipun untuk membela kebenaran. c. Kita harus lebih banyak bersabar menghadapi apa pun. d. Kita harus mengikuti keinginan atasan walaupun tidak sejalan dengannya. *kutipan drama berikut untuk soal nomor 10-13* Fikri: "Hai sobat. Lho ada apa ini? Kamu kok kelihatan sedih?" Bayu: "Enggak. Perasaan kamu saja." Fikri: "Ayolah... Aku kenal kamu dari kecil. Aku bisa tahu kamu sedih, senang, malas, atau marah? Ayo katakan padaku siapa tahu aku bisa membantu." Bayu: "Kamu ini tau aja. Hari ini hari terakhir aku harus membayar SPP. Bapakku masih di luar kota. Ibuku sakit. Aku bingung harus bagaimana." Fikri :"Kenapa harus bingung. Aku bisa membantumu." Bayu: "Maksudmu?" Fikri: "Ya... membantumu. Aku punya uang tabungan dan cukup untuk membayar SPP mu." Bayu: "Wah... enggak ... enggak ... enggak aku tidak bisa menggunakan uang tabunganmu." Fikri: "Ayolah teman... aku tulus... kapan-kapan kamu dapat mengembalikannya." 10. Tema yang digambarkan pada kutipan drama tersebut adalah a. persahabatan antara kedua orang b. tolong-menolong antarteman yang mem- butuhkan c. persahabatan yang didukung oleh kedua orang tua d. masalah ekonomi keluarga yang tak kunjung reda 11.Tokoh Fikri dalam kutipan drama tersebut memiliki watak a. rendah hati b. tinggi hati c. baik hati d. kecil hati 12. Kutipan drama suasana tersebut menceritakan a. haru b. kaget c. kecewa d. sedih 13.(sambil terpogoh-pogoh masuk kamar tamu, Naja menangis) Naja: "Bu, aku sudah tidak kuat lagi kalau begini." Ibu: "Percayalah, Nak, masalah ini akan segera teratasi. Tuhan Maha Pengatur dan Mahabaik." Naja: "Tapi kapan? Kapan? Aku bosan sudah!" Ibu: "Bersabarlah, Nak. Jika sabar, masalah akan terurai satu per satu." (sambil membelai rambut Naja dengan penuh Kesabaran). Dalam struktur teks drama, kutipan tersebut merupakan bagian .... a. orientasi b. resolusi c. komplikasi d. epilog *kutipan buku berikut untuk soal nomor 14 dan 15* Bumi adalah tempat di mana kita, manusia, dan makhluk hidup lainnya berada. Bumi sering disebut juga sebagai planet biru. Kenapa? Karena bumi kalau dilihat dari luar angkasa terlihat dengan warna dominan biru. Tahukah kamu warna biru bumi yang terlihat dari angkasa raya itu? Itu adalah lautan. Karena sekitar 70% permukaan bumi merupakan lautan yang sangat luas. Sisanya 30% merupakan daratan yang tersusun atas dataran, gunung, dan lembah. Bumi juga dikelilingi oleh lapisan atmosfer yang merupakan pelindung bumi. 14. Teks tersebut tergolong sebagai karya nonfiksi karena .... a. berisi cerita karangan manusia b. bersifat informatif dan berisi kenyataan c. berasal dari imajinasi pengarang d. memiliki makna ganda 15. Inti dari kutipan buku tersebut adalah .... a. memaparkan tentang alam dan kerusakannya b. memaparkan secara detail tentang bumi c. menggambarkan tentang jenis-jenis atmosfer d. menjelaskan jenis-jenis planet 16.Bacalah kutipan teks fiksi berikut! Kehidupan keluarga ini sangat sederhana. Ayah dan Ibu setiap hari membanting tulang di ladang, seolah-olah kepala jadi betis, betis jadi kepala demi beberapa mulut yang harus dipenuhi. Orang tua ini ikhlas bekerja dengan tanggung jawab demi keluarga dan anak-anaknya kelak supaya jadi orang. Tak ada rotan akar pun jadi, begitulah kata orang tua itu. Daya tarik cuplikan teks fiksi tersebut tampak pada..... a. konflik dalam cerita b. latar cerita c. gaya bahasa penulis d. tema cerita 17.Perhatikan cuplikan teks berikut! Perempuan memang paling rentan terhadap anemia, terutama anemia karena kekurangan zat besi. Darah memang sangat penting bagi perempuan. Hal ini terutama pada saat hamil, zat besi itu dibagi dua, yaitu bagi si ibu dan janinnya. Apabila si ibu mengalami anemia, bisa terjadi abortus, lahir prematur, dan juga kematian saat melahirkan. Bahkan, bagi janin, zat besi juga dibutuhkan, terutama juga ada kaitannya dengan kecerdasan. Topik untuk diskusi berdasarkan bacaan tersebut adalah a. manfaat zat besi bagi bayi b. kesehatan ibu dan janin C. anemia sebagai penyakit berbahaya bagi perempuan d. sebab-sebab tingginya kernatian bayi dan anak di Indonesia *indeks berikut untuk soal nomor 18 dan 19* Aliterasi, 89, 93 Amanat, 5, 70 Arbitrer, 3, 65 Artikel, 8, 90 Balada, 25, 75 Drama, 89, 99 Epilog, 34, 36, 74 Fiksi, 3, 25, 90 18. Berdasarkan indeks buku nonfiksi tersebut, kita dapat menemukan istilah epilog di halaman.... a. 3,65 b. 25,75 c. 34, 36, dan 74 d. 3, 25, dan 90 19. Berdasarkan indeks buku tersebut, saat membuka halaman 25 kita dapat menemukan kata .... a. balada dan epilog b. balada dan fiksi c. balada dan drama d. balada

120

1.0

Jawaban terverifikasi

bacalah teks drama berikut ini. Konflik 3 Sahabat Di sebuah SMP, ada kelompok sahabat yang telah menjalin pertemanan sejak duduk di bangku SD. Kelompok itu bernama 3IG dan beranggotakan lntan, lndah, dan Irma. Kelompok itu belum pernah bertengkar sampai suatu peristiwa terjadi. lnilah ceritanya. Pada suatu pagi kelompok 3IG masuk ke kelas bersama sambil mengobrol. Karena terlalu asyik mengobrol, lntan tidak menyadari bahwa dompetnya terjatuh. Dua temannya yang laki-laki, yakni Ivan dan lrwan memungutnya. Ivan dan lrwan berniat menjahili anggota 3IG itu. Ivan : Eh, Wan, gimana kalau kita masukkan dompetnya si lntan ke dalam tasnya Irma? lrwan : Kalau ketahuan gimana? Ivan : Ya, kita cari waktu yang tepat. lrwan : (mengacungkan jempol sambil cekikikan) Kesempatan yang ditunggu - tunggu oleh Ivan dan lrwan datang. Pada saat itu lntan dan lndah sedang dipanggil oleh bapak guru, sedangkan Irma sedang ke kamar mandi. lrwan : Van, sekarang! (sambil memberi kode aman kepada Ivan) Ivan : Oke! (memasukkan dompet lntan ke tas Irma) Irma kembali ke kelas. Ia melihat tas lntan jatuh, lalu mengambil dan meletakkannya kembali ke meja. Beberapa saat kemudian, lntan dan lndah datang. Mereka duduk di tempat masing-masing dan belajar. Kemudian bel jam istirahat siang berbunyi. lndah : Akhirnya, istirahat juga! Irma : lya, akhirnya . .. eh, kita ke kantin yuk! Intan : (mencari-cari sesuatu) Indah : Kenapa, Tan? Intan : Kok, dompetku enggak ada, ya? Irma : Keselip mungkin? Atau ketinggalan di rumah? Intan : Enggak, kok. Aku ingat tadi udah kumasukkin ke tas. Ivan dan lrwan mendengar percakapan mereka bertiga. Kemudian, mereka berdua berjalan melewati meja Irma dan menjatuhkan tas Irma dengan sengaja sehingga isinya keluar. Dompet lntan juga ada di antara isi tas itu. lntan : lh, ini kan dompet aku. Kok, ada di tas kamu? lndah : lya, benar. lni kan dompetnya si lntan? Irma : Aku juga enggak tahu. lntan : Kok bisa enggak tahu? Irma : Beneran. Aku enggak tahu apa-apa. Ivan : Tadi, aku lihat Irma megang tas lntan pas kamu lagi enggak di kelas. lrwan : lya, aku juga lihat. Irma : Tadi tas kamu jatuh, Tan. Jadi, Aku ambil dan taruh di atas meja. Intan : Ya udah kalau gitu. Sini, dompetnya. Semoga enggak ada yang hilang. Yuk, Ndah, kita ke kantin berdua aja. (sambil meraih tangan lndah dan meninggalkan Irma) lndah : Yuk! lntan dan lndah tidak lagi berbicara kepada Irma. Sementara itu, Ivan dan lrwan merasa bersalah. Irwan : Eh, Van. Aku ngerasa bersalah nih sekarang. Ivan : lya . Sama. Irwan : Kayaknya, kita udah keterlaluan, deh, sama mereka. Ivan : Kalau gitu, nanti kita ngaku ke mereka, yuk, pas pulang sekolah. lrwan : Oke! Bel pulang sekolah berbunyi. Ivan dan lrwan bergegas menghampiri lntan dan lndah. Kemudian, mereka juga memanggil Irma untuk berkumpul. lndah : Ada apa, sih, Van, Wan? lntan : lya, ada apa, sih? Aku sama lndah udah mau pulang, tahu. Irwan : lya, sebentar. Kita mau ngomong sesuatu sama kalian. (memberi kode ke Ivan agar Ivan yang mengatakannya) Ivan : Sebenarnya, begini. Tadi pagi dompetnya lntan jatuh. Terus, kita ambil. Nah, pas kalian bertiga enggak ada di kelas, kita masukin dompet kamu ke tas Irma. Jadi, sebenarnya Irma bukan yang ngambil dompet kamu. Lrwan : Emm, tadi itu kita cuma bercanda. Kita mau ngejailin kalian aja. Intan : Ivan! lrwan! Gara-gara kalian, aku jadi nuduh Irma. Indah : Kalian jahat banget, sih! Irwan : lya, kita minta maaf. Irma : Ya udah, tapi jangan diulangi lagi! Ivan dan lrwan : Siap! Kalau begitu, kita pulang dulu, ya! (berjalan meninggalkan mereka bertiga) lntan : Irma, Aku minta maaf karena udah nuduh kamu .... Irma : lya, enggak apa-apa. Aku maafin, kok. (tersenyum) Indah : Berarti kita tetap bersahabat dong? Irma : Pastinya. Karena kita 3IG. lntan : Three! Indah : Incredible! Irma : Girl! Akhirnya, mereka bersatu kembali sebagai sahabat. Pertanyaan: Cocokkanlah pernyataan di bawah ini dengan unsur yang telah disediakan. Pilihan jawaban: a. Latar waktu f. Alur b. Protagonis g. Antagonis c. Latar suasana h. Dialog d. Tokoh i. Amanat e. Latar tempat j. Tema 1. Irma memiliki sifat pemaaf. (....)

7

0.0

Jawaban terverifikasi

Kutipan 2 Teks Kritik Novel “Hujan” Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye, lahir di Lahat, Indonesia, 21 Mei 1979 adalah seorang penulis novel Indonesia. Beberapa karyanya yang pernah diadaptasi ke layar lebar yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari- Bidadari Surga. Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalam dunia literasi Indonesia, kegiatan menulis cerita sekadar menjadi hobi karena sehari-hari ia masih bekerja kantoran sebagai akuntan. Salah satu karyanya yaitu Hujan yang terbit tahun 2016. Novel ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Lail. Seorang gadis kecil yang kehilangan kedua orang tuanya akibat bencana gunung meletus yang menyebabkan gempa yang luar biasa kuatnya. Lail dan ibunya sedang naik kereta bawah tanah dan saat gempa Lail sempat selamat karena dibantu seorang lelaki tetapi ibunya tidak dan akhirnya terjebak di lorong bawah tanah. Lelaki itu bernama Esok, la dan Esok masuk di pengungsian dan belajar di sana. Waktu demi waktu berlalu hingga mereka menemukan jati diri mereka masing-masing sampai tiba di mana waktunya hubungan mereka diuji dengan kepercayaan. Lail yang ingin melupakan Esok dan Esok yang meminta maaf karena selalu menutupi dirinya sendiri. Hingga mereka akhirnya bisa memiliki kehidupan yang indah. Novel ini memiliki alur campuran yang menggabungkan dua latar waktu. Hal itu membuat pembaca harus sedikit teliti dalam membacanya agar memahami isi dari novel ini. Setiap gambaran suasana dalam novel ini bisa membuat pembaca terbawa suasana yang dibuat dan bisa merasakan apa yang terjadi di dalam novel.Tere Liye menggambarkan tokoh Lail seperti beberapa orang di masyarakat. La menggambarkan Lail yang mengalami fase terberatnya bisa ia lewati dan hidupnya bisa bahagia. Novel ini menyisipkan banyak sekali quotes menarik yang bisa menjadi pesan moral untuk para pembaca. Apalagi banyaknya plot twist yang disisipkan di novel ini membuat kita tidak akan bosan dalam membacanya. Tere Liye menyisipkan banyak sekali pesan moral dalam novel ini. Salah satu pesan penting dari novel ini adalah “Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan berdamai dengan masa lalumu karena itu adalah hidupmu dan dari situlah dirimu berasal”. Sumber: www.kompasiana.com Tuliskan kalimat yang menggunakan kata kerja mental (minimal 3 kalimat)

4

0.0

Jawaban terverifikasi

Kutipan 2 Teks Kritik Novel “Hujan” Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye, lahir di Lahat, Indonesia, 21 Mei 1979 adalah seorang penulis novel Indonesia. Beberapa karyanya yang pernah diadaptasi ke layar lebar yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari- Bidadari Surga. Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalam dunia literasi Indonesia, kegiatan menulis cerita sekadar menjadi hobi karena sehari-hari ia masih bekerja kantoran sebagai akuntan. Salah satu karyanya yaitu Hujan yang terbit tahun 2016. Novel ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Lail. Seorang gadis kecil yang kehilangan kedua orang tuanya akibat bencana gunung meletus yang menyebabkan gempa yang luar biasa kuatnya. Lail dan ibunya sedang naik kereta bawah tanah dan saat gempa Lail sempat selamat karena dibantu seorang lelaki tetapi ibunya tidak dan akhirnya terjebak di lorong bawah tanah. Lelaki itu bernama Esok, la dan Esok masuk di pengungsian dan belajar di sana. Waktu demi waktu berlalu hingga mereka menemukan jati diri mereka masing-masing sampai tiba di mana waktunya hubungan mereka diuji dengan kepercayaan. Lail yang ingin melupakan Esok dan Esok yang meminta maaf karena selalu menutupi dirinya sendiri. Hingga mereka akhirnya bisa memiliki kehidupan yang indah. Novel ini memiliki alur campuran yang menggabungkan dua latar waktu. Hal itu membuat pembaca harus sedikit teliti dalam membacanya agar memahami isi dari novel ini. Setiap gambaran suasana dalam novel ini bisa membuat pembaca terbawa suasana yang dibuat dan bisa merasakan apa yang terjadi di dalam novel. Tere Liye menggambarkan tokoh Lail seperti beberapa orang di masyarakat. La menggambarkan Lail yang mengalami fase terberatnya bisa ia lewati dan hidupnya bisa bahagia. Novel ini menyisipkan banyak sekali quotes menarik yang bisa menjadi pesan moral untuk para pembaca. Apalagi banyaknya plot twist yang disisipkan di novel ini membuat kita tidak akan bosan dalam membacanya. Tere Liye menyisipkan banyak sekali pesan moral dalam novel ini. Salah satu pesan penting dari novel ini adalah “Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan berdamai dengan masa lalumu karena itu adalah hidupmu dan dari situlah dirimu berasal”. Sumber: www.kompasiana.com Temukan istilah/kata teknis yang Berkaitan dengan topik yang dibahas (minimal 5 istilah)

4

0.0

Jawaban terverifikasi