Luqman R

20 Oktober 2023 12:44

Iklan

Luqman R

20 Oktober 2023 12:44

Pertanyaan

Tuliskan lanjutkan cerita cerpen berikut! Mengajarkan tentang Bersikap Rendah Hati Ada seorang anak bernama Fitri. Dia merupakan murid kelas 6 SD yang sangat pintar dan baik hati. Di sekolah banyak teman yang menyukainya karena sikapnya tersebut. Tidak jarang, semua ingin berteman dengan Fitri. Ada lagi anak perempuan bernama Ita, ia berbanding terbalik dengan Fitri. Ia pintar namun sangat sombong. Temannya hanya dua yaitu Lisa dan Lily, gadis kembar di sekolahnya. Suatu hari, Ibu guru mengumumkan bahwa akan ada perlombaan membaca pidato dua minggu lagi. Bu Yati selaku wali kelas 6 membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin ikut seleksi. Fitri dan Ita jelas ikut berpartisipasi. Setiap hari mereka selalu latihan membaca pidato agar lolos seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba, keduanya memberikan tampilan yang memukau lalu dinyatakan lolos. Saat hari perlombaan tiba, Ita terus saja membanggakan dirinya, menyatakan bahwa pasti ia akan juara. Sebab, sebelumnya dia juga pernah menjadi juara waktu kelas 5 SD di lomba pidato. Berbeda dengan Fitri, ia tidak henti-hentinya berdoa dan berlatih, mencoba menghafal kembali teks pidato. Ita pun dipanggil lebih dulu, sang juara kelas 5 SD kini mendadak lupa teks pidato yang sudah dihafalnya. ............................................................................. (lanjutkan cerpen ini secara bebas)

Tuliskan lanjutkan cerita cerpen berikut!

Mengajarkan tentang Bersikap
Rendah Hati

Ada seorang anak bernama Fitri. Dia  merupakan murid kelas 6 SD yang sangat pintar dan baik hati. Di sekolah banyak teman yang menyukainya karena sikapnya tersebut. Tidak jarang, semua ingin berteman dengan Fitri. Ada lagi anak perempuan bernama Ita, ia berbanding terbalik dengan Fitri. Ia pintar namun sangat sombong. Temannya hanya dua yaitu Lisa dan Lily, gadis kembar di sekolahnya.

Suatu hari, Ibu guru mengumumkan bahwa akan ada perlombaan membaca pidato dua minggu lagi. Bu Yati selaku wali kelas 6 membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin ikut seleksi. Fitri dan Ita jelas ikut berpartisipasi. Setiap hari mereka selalu latihan membaca pidato agar lolos seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba, keduanya memberikan tampilan yang memukau lalu dinyatakan lolos.

Saat hari perlombaan tiba, Ita terus saja membanggakan dirinya, menyatakan bahwa pasti ia akan juara. Sebab, sebelumnya dia juga pernah menjadi juara waktu kelas 5 SD di lomba pidato. Berbeda dengan Fitri, ia tidak henti-hentinya berdoa dan berlatih, mencoba menghafal kembali teks pidato. Ita pun dipanggil lebih dulu, sang juara kelas 5 SD kini mendadak lupa teks pidato yang sudah dihafalnya.

............................................................................. (lanjutkan cerpen ini secara bebas)

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

09

:

23

:

55

Klaim

7

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Vincent M

Community

24 Oktober 2023 07:09

Jawaban terverifikasi

<p>Ita yang percaya diri dan sombong masuk ke panggung dengan senyuman penuh keyakinan. Pandangan mata seluruh siswa dan guru tertuju padanya. Dia berdiri tegak di depan mikrofon, merasa bahwa kemenangan sudah ada dalam genggaman tangannya.</p><p>Namun, saat Ita membuka mulut untuk berpidato, hal yang tak terduga terjadi. Dia merasa keringat dingin mengalir di dahinya dan tenggorokannya terasa sangat kering. Ketika ia mencoba mengingat pidato yang sudah dihafalnya dengan baik, kata-kata terasa tercecer, dan ia mulai goyah dalam berbicara. Suasana di ruangan itu menjadi tegang, dan pandangan terhadap Ita yang sombong mulai berubah.</p><p>Sementara itu, Fitri duduk di bangku belakang panggung, memandang temannya dengan keprihatinan. Dia berdoa dalam hati, berharap agar Ita bisa melewati momen sulit ini. Fitri tahu betul betapa sulitnya melupakan teks pidato di tengah pidato, karena hal serupa pernah terjadi padanya.</p><p>Sementara Ita berjuang mencari kata-kata yang hilang, Fitri melompat bangkit. Tanpa ragu, dia mengetuk pundak Ita dan dengan lembut berkata, "Ita, kamu pasti bisa melanjutkan. Ingat, kita telah bersama-sama berlatih, dan kamu memiliki kemampuan. Hanya tenangkan dirimu dan coba mengingat kata-katanya."</p><p>Ita menoleh pada Fitri, matanya penuh harap. Dia mencoba untuk tenang dan mendalami ingatannya. Beberapa detik kemudian, dia mulai melanjutkan pidatonya, kali ini dengan lebih tenang dan fokus. Meskipun terdapat beberapa kebingungan, Ita berhasil menyelesaikan pidatonya dengan baik. Selesai berbicara, dia memberikan senyuman ke Fitri, sebagai tanda terima kasih atas dukungannya.</p><p>Ketika perlombaan berakhir, juri memutuskan bahwa Fitri adalah pemenang perlombaan membaca pidato. Meskipun Ita mengalami kesulitan di awal, dia mendapatkan pujian atas tekadnya untuk melanjutkan dan berbicara dari hati. Ita belajar pelajaran berharga tentang rendah hati dan pentingnya dukungan teman-teman.</p><p>Setelah perlombaan, Ita mendekati Fitri dengan rasa hormat. Dia mengakui bahwa keangkuhan dan kesombongannya telah membuatnya lengah, dan itu hampir membuatnya gagal. Fitri dengan tulus menerima permintaan maafnya, dan mereka berdua menjadi teman yang lebih baik setelah pengalaman ini.</p><p>Pelajaran dari cerita ini adalah bahwa kebesaran hati dan sikap rendah hati selalu lebih bernilai daripada keangkuhan. Ini juga menggambarkan pentingnya dukungan teman-teman dalam menghadapi kesulitan. Fitri dan Ita memahami bahwa menjadi rendah hati adalah sifat yang baik dan bahwa selalu ada peluang untuk belajar dan tumbuh, bahkan dalam kegagalan.</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Ita yang percaya diri dan sombong masuk ke panggung dengan senyuman penuh keyakinan. Pandangan mata seluruh siswa dan guru tertuju padanya. Dia berdiri tegak di depan mikrofon, merasa bahwa kemenangan sudah ada dalam genggaman tangannya.

Namun, saat Ita membuka mulut untuk berpidato, hal yang tak terduga terjadi. Dia merasa keringat dingin mengalir di dahinya dan tenggorokannya terasa sangat kering. Ketika ia mencoba mengingat pidato yang sudah dihafalnya dengan baik, kata-kata terasa tercecer, dan ia mulai goyah dalam berbicara. Suasana di ruangan itu menjadi tegang, dan pandangan terhadap Ita yang sombong mulai berubah.

Sementara itu, Fitri duduk di bangku belakang panggung, memandang temannya dengan keprihatinan. Dia berdoa dalam hati, berharap agar Ita bisa melewati momen sulit ini. Fitri tahu betul betapa sulitnya melupakan teks pidato di tengah pidato, karena hal serupa pernah terjadi padanya.

Sementara Ita berjuang mencari kata-kata yang hilang, Fitri melompat bangkit. Tanpa ragu, dia mengetuk pundak Ita dan dengan lembut berkata, "Ita, kamu pasti bisa melanjutkan. Ingat, kita telah bersama-sama berlatih, dan kamu memiliki kemampuan. Hanya tenangkan dirimu dan coba mengingat kata-katanya."

Ita menoleh pada Fitri, matanya penuh harap. Dia mencoba untuk tenang dan mendalami ingatannya. Beberapa detik kemudian, dia mulai melanjutkan pidatonya, kali ini dengan lebih tenang dan fokus. Meskipun terdapat beberapa kebingungan, Ita berhasil menyelesaikan pidatonya dengan baik. Selesai berbicara, dia memberikan senyuman ke Fitri, sebagai tanda terima kasih atas dukungannya.

Ketika perlombaan berakhir, juri memutuskan bahwa Fitri adalah pemenang perlombaan membaca pidato. Meskipun Ita mengalami kesulitan di awal, dia mendapatkan pujian atas tekadnya untuk melanjutkan dan berbicara dari hati. Ita belajar pelajaran berharga tentang rendah hati dan pentingnya dukungan teman-teman.

Setelah perlombaan, Ita mendekati Fitri dengan rasa hormat. Dia mengakui bahwa keangkuhan dan kesombongannya telah membuatnya lengah, dan itu hampir membuatnya gagal. Fitri dengan tulus menerima permintaan maafnya, dan mereka berdua menjadi teman yang lebih baik setelah pengalaman ini.

Pelajaran dari cerita ini adalah bahwa kebesaran hati dan sikap rendah hati selalu lebih bernilai daripada keangkuhan. Ini juga menggambarkan pentingnya dukungan teman-teman dalam menghadapi kesulitan. Fitri dan Ita memahami bahwa menjadi rendah hati adalah sifat yang baik dan bahwa selalu ada peluang untuk belajar dan tumbuh, bahkan dalam kegagalan.

 


 


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

berikan 3 contoh kata bilangan di teks laporan percobaan hasil percobaan

346

5.0

Jawaban terverifikasi

Bacalah kutipan puisi berikut! Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Sekarang petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi. Aku lalai di hari pagi Beta lengah di masa muda Kini hidup meracuni hati Miskin ilmu miskin harta Kata petang mempunyai makna lambang a. suasana senja b. masa tua C. waktu sore hari d. kehidupan manusia

695

3.5

Lihat jawaban (4)

Iklan