Felicia A

11 November 2022 14:25

Iklan

Felicia A

11 November 2022 14:25

Pertanyaan

tugas berpasangan Setelah membaca puisi tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini dengan berdiskusi bersama teman di sebelahmu. 1. Persoalan apa yang diungkapkan penyair dalam puisi tersebut? 2. Makna apa yang tersirat di balik judul puisi tersebut? 3. Makna apa yang tersirat dalam baik pertama puisi tersebut? 4. Apa yang dirasakan penyair tentang kehidupan di sungai dalam puisi tersebut? 5. Apakah kamu juga merasakan seperti yang dirasakan penyair? Jelaskan alasanmu? 6. 7. 8. Bagaimana sikap penyair terhadap pembaca? Apakah penyair bersifat menyindir, mengejek, mengajak, atau ada sikap yang lain? Jelaskan. Bagaimana sikap penyair terhadap sungai di dekat kota besar dalam puisi tersebut? Setujukah kamu dengan sikap penyair tersebut? Jelaskan alasanmu. 9. Pelajaran (amanat) apa yang dapat dipetik berdasarkan isi puisi tersebut? 10. Makna apa yang tersirat pada larik terakhir dalam puisi tersebut?

alt

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

01

:

01

:

31

:

39

Klaim

8

1


Iklan

Riski S

12 November 2022 04:01

<p><strong>1. Persoalan dalam puisi.</strong></p><p>&nbsp;Pencemaran sungai oleh ulah manusia</p><p><strong>2. Makna Puisi.</strong></p><p>mengajak kita untuk menjaga, memelihara, dan melestarikan&nbsp;</p><p>lingkungan atau alam sekitar kita.</p><p><strong>3. Makna dalam bait pertama puisi.</strong></p><p>keindahan Alam sebelum dijamah oleh manusia</p><p><strong>4. Perasaan Penyair tentang kehidupan di sungai dalam puisi</strong>.</p><p>sangat sedih karena tidak ada lagi kehidupan dalam sungai yang tercemar tersebut.</p><p><strong>5. Pembaca merasakan perasaan yang sama dengan penyair.</strong></p><p>ya, karena pencemaran sungai tersebut berdampak juga kepada</p><p>bagaimana &nbsp;pemahaman pembaca akan dampak pencemaran sungai.</p><p><strong>6. sikap penyair kepada pembaca.</strong></p><p>- menyindir kepada pembaca yang mungkin memiliki kebiasaan mencemari lingkungan.</p><p>- mengajak pembaca untuk memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan, terutama sungai</p><p><strong>7. sikap penyair terhadap sungai yang dekat di kota.</strong></p><p>penyair merasa kecewa dan marah kepada masyarakat kota, karena sebagian besar masyarakt cenderung mebuang sampah ke sungai</p><p><strong>8. setujukah kamu dengan sikap penyair tersebut</strong>.</p><p>sangat setuju, karena dengan melestarikan dan menjaga kebersihan sungai akan mendukung kebersihan dan kesehatan masyarakat</p><p><strong>9. pelajaran dari puisi tersebut.</strong></p><p>belajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan</p><p><strong>10. makna tersirat pada larik terakhir.</strong></p><p>menyindir dan mengkritik masyarakat yang tidak peduli akan kebersihan dan kelstarian sungai.</p><p>&nbsp;</p>

1. Persoalan dalam puisi.

 Pencemaran sungai oleh ulah manusia

2. Makna Puisi.

mengajak kita untuk menjaga, memelihara, dan melestarikan 

lingkungan atau alam sekitar kita.

3. Makna dalam bait pertama puisi.

keindahan Alam sebelum dijamah oleh manusia

4. Perasaan Penyair tentang kehidupan di sungai dalam puisi.

sangat sedih karena tidak ada lagi kehidupan dalam sungai yang tercemar tersebut.

5. Pembaca merasakan perasaan yang sama dengan penyair.

ya, karena pencemaran sungai tersebut berdampak juga kepada

bagaimana  pemahaman pembaca akan dampak pencemaran sungai.

6. sikap penyair kepada pembaca.

- menyindir kepada pembaca yang mungkin memiliki kebiasaan mencemari lingkungan.

- mengajak pembaca untuk memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan, terutama sungai

7. sikap penyair terhadap sungai yang dekat di kota.

penyair merasa kecewa dan marah kepada masyarakat kota, karena sebagian besar masyarakt cenderung mebuang sampah ke sungai

8. setujukah kamu dengan sikap penyair tersebut.

sangat setuju, karena dengan melestarikan dan menjaga kebersihan sungai akan mendukung kebersihan dan kesehatan masyarakat

9. pelajaran dari puisi tersebut.

belajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan

10. makna tersirat pada larik terakhir.

menyindir dan mengkritik masyarakat yang tidak peduli akan kebersihan dan kelstarian sungai.

 


Felicia A

12 November 2022 04:59

Terima kasih atas jawabannya mohon maaf yang bagian B mana ya kak 🙏🙏

Iklan

Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

253

0.0

Jawaban terverifikasi