Tradisi hasil akulturasi hindu budha di Indonesia

Akulturasi Hindu-Budha di Indonesia terjadi selama masa kekuasaan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, khususnya pada masa Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Kerajaan Majapahit di Jawa. Beberapa tradisi yang berasal dari akulturasi ini antara lain: 1. Upacara Ngaben Upacara Ngaben adalah upacara kremasi Hindu yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Upacara ini merupakan perpaduan antara tradisi Hindu dan adat Bali. Upacara Ngaben dilakukan untuk memuliakan roh orang yang telah meninggal dan membebaskan roh tersebut dari siklus kehidupan dan kematian. 2. Wayang Kulit Wayang Kulit adalah seni pertunjukan boneka kayu yang berasal dari Jawa. Wayang Kulit menggambarkan cerita-cerita dari epik Ramayana dan Mahabharata yang berasal dari India. Pertunjukan Wayang Kulit juga diiringi oleh gamelan, sebuah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari India. 3. Tari Kecak Tari Kecak adalah tarian tradisional Bali yang berasal dari cerita Ramayana. Tarian ini diiringi oleh suara "cak" yang dilakukan oleh para penari yang duduk melingkar di tengah-tengah panggung. Tari Kecak merupakan perpaduan antara tradisi Hindu dan adat Bali. 4. Candi Borobudur Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia yang terletak di Jawa Tengah. Candi ini dibangun pada abad ke-8 oleh kerajaan Sailendra dan merupakan pusat kebudayaan Buddha di Indonesia pada masa itu. Candi Borobudur merupakan bukti nyata akulturasi antara tradisi Hindu dan Buddha di Indonesia. 5. Pura Besakih Pura Besakih adalah pura Hindu terbesar di Bali yang terletak di Gunung Agung. Pura ini merupakan pusat keagamaan Hindu di Bali dan merupakan perpaduan antara tradisi Hindu dan adat Bali. Pura Besakih memiliki 23 pura