Anji V

31 Januari 2023 06:37

Iklan

Anji V

31 Januari 2023 06:37

Pertanyaan

Tentukan kata-kata berlambang dan pengimajinasian pada puisi tersebut! Bila Penyemangatku Kehilangan karya Hirmayadi Husniwara Bila penyemangatku kehilangan Ada sebuah kesedihan itu menyakitkan Bila penyemangatku kehilangan Ada duka yang menyakitkan Kumasih sendirian Tak jua tampak bulan Sudah habis ke sekian Hanya bulan dalam penantian Meski terpaut jarak belanga antara cangkir dan cawan Gerah matahari tidak pernah bosan membakar secara elegan Beranjak monumen keringat deras mengajar tubuh karatan Kelambu permata hati terkoyak akibat ulah angin lautan Kini aku t’lah kehilangan....

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

22

:

49

:

50

Klaim

7

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

A. Yuliati

Mahasiswa/Alumni STKIP PGRI PASURUAN

09 Februari 2023 12:36

Jawaban terverifikasi

Kata berlambang dan pengomajian puisi tersebut adalah 1. Kata berlambang, seperti penyemangatku, bulan, gerah matahari, dan tubuh karatan. 2. Pengimajian, seperti perasaan dan penglihatan. Puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan hati penulis lewat kata-kata yang indah. Salah satu unsur dalam puisi adalah kata berlambang dan pengomajian. Kata berlambang digunakan untuk memperindah puisi dan bermakna konotasi, sedangkan pengimajian digunakan untuk melibatkan imajinasi pembaca dalam memaknai puisi. Berdasarkan uraian di atas, kata berlambang dan pengimanjinasian puisi adalah sebagai berikut Kata berlambang dan pengomajian puisi tersebut adalah 1. Kata berlambang, seperti penyemangatku, bulan, gerah matahari, dan tubuh karatan. Dibuktikan pada kutipan "Bila penyemangatku kehilangan" kata penyemangat dalam puisi tersebut adalah tujuan. 2. Pengimajian, seperti perasaan dan penglihatan. Dibuktikan pada kutipan "Kumasih sendirian Tak jua tampak bulan" pengimanjinasian yang digunakan adalah indera penglihatan itu ik melihat bulan. Jadi, kata berlambang dan pengomajian puisi tersebut adalah 1. Kata berlambang, seperti penyemangatku, bulan, gerah matahari, dan tubuh karatan. 2. Pengimajian, seperti perasaan dan penglihatan.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

11

0.0

Jawaban terverifikasi