6A_14...a

30 September 2024 11:53

Iklan

6A_14...a

30 September 2024 11:53

Pertanyaan

Siswa-siswa kelas IX akan memilih ketua kelas dan wakil ketua kelas. Calon ketua kelas dan wakil ketua kelas terdiri atas 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Pemilihan dilakukan dalam pasangan yang dipilih dengan cara mengundi. Tentukan: a. peluang ketua kelas dan wakil ketua kelas laki-laki. b. peluang ketua kelas laki-laki dan wakil ketua kelas perempuan.

Siswa-siswa kelas IX akan memilih ketua kelas dan wakil ketua kelas. Calon ketua kelas dan wakil ketua kelas terdiri atas 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Pemilihan dilakukan dalam pasangan yang dipilih dengan cara mengundi. Tentukan: 

a. peluang ketua kelas dan wakil ketua kelas laki-laki.

b. peluang ketua kelas laki-laki dan wakil ketua kelas perempuan.

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

08

:

31

:

36

Klaim

18

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

01 Oktober 2024 14:09

Jawaban terverifikasi

<p>Untuk menyelesaikan soal ini, kita akan menggunakan konsep peluang dan menghitung total kombinasi dari semua siswa yang bisa dipilih sebagai ketua dan wakil ketua kelas. Ada 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan, jadi total siswa adalah 7 orang.</p><p>a. Peluang ketua kelas dan wakil ketua kelas laki-laki.</p><p><strong>Langkah-langkah:</strong></p><p><strong>Jumlah pasangan mungkin</strong>: Karena ada 7 siswa (4 laki-laki dan 3 perempuan), jumlah total pasangan ketua dan wakil yang bisa dibentuk adalah 7 dikalikan 6, yaitu empat puluh dua. Kita kalikan dengan enam karena setelah memilih ketua, siswa yang tersisa menjadi enam orang untuk dipilih sebagai wakil.</p><p><strong>Jumlah pasangan ketua dan wakil laki-laki</strong>: Karena kita ingin ketua dan wakil keduanya laki-laki, dari 4 siswa laki-laki, kita pilih 2 orang sebagai ketua dan wakil. Jadi, ada 4 pilihan untuk ketua dan 3 pilihan untuk wakil. Jadi, jumlah pasangan ketua dan wakil laki-laki adalah 4 dikalikan 3, yaitu dua belas.</p><p><strong>Peluang</strong>: Peluang adalah perbandingan antara jumlah pasangan ketua dan wakil laki-laki dengan total pasangan yang mungkin, yaitu dua belas dibagi empat puluh dua.</p><p>Jadi, peluang ketua dan wakil keduanya laki-laki adalah <strong>dua belas per empat puluh dua</strong> atau <strong>dua per tujuh</strong>.</p><p>b. Peluang ketua kelas laki-laki dan wakil ketua kelas perempuan.</p><p><strong>Langkah-langkah:</strong></p><p><strong>Jumlah pasangan mungkin</strong>: Sama seperti langkah sebelumnya, total pasangan yang mungkin adalah empat puluh dua.</p><p><strong>Jumlah pasangan ketua laki-laki dan wakil perempuan</strong>: Karena kita ingin ketua laki-laki dan wakil perempuan, kita memilih 1 dari 4 siswa laki-laki sebagai ketua, dan 1 dari 3 siswa perempuan sebagai wakil. Jadi, jumlah pasangan ini adalah 4 dikalikan 3, yaitu dua belas.</p><p><strong>Peluang</strong>: Peluang adalah perbandingan antara jumlah pasangan ketua laki-laki dan wakil perempuan dengan total pasangan yang mungkin, yaitu dua belas dibagi empat puluh dua.</p><p>Jadi, peluang ketua laki-laki dan wakil perempuan adalah <strong>dua belas per empat puluh dua</strong> atau <strong>dua per tujuh</strong>.</p><p><strong>Kesimpulan:</strong></p><p>a. Peluang ketua dan wakil keduanya laki-laki adalah <strong>dua per tujuh</strong>.</p><p>b. Peluang ketua laki-laki dan wakil perempuan adalah <strong>dua per tujuh</strong>.</p>

Untuk menyelesaikan soal ini, kita akan menggunakan konsep peluang dan menghitung total kombinasi dari semua siswa yang bisa dipilih sebagai ketua dan wakil ketua kelas. Ada 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan, jadi total siswa adalah 7 orang.

a. Peluang ketua kelas dan wakil ketua kelas laki-laki.

Langkah-langkah:

Jumlah pasangan mungkin: Karena ada 7 siswa (4 laki-laki dan 3 perempuan), jumlah total pasangan ketua dan wakil yang bisa dibentuk adalah 7 dikalikan 6, yaitu empat puluh dua. Kita kalikan dengan enam karena setelah memilih ketua, siswa yang tersisa menjadi enam orang untuk dipilih sebagai wakil.

Jumlah pasangan ketua dan wakil laki-laki: Karena kita ingin ketua dan wakil keduanya laki-laki, dari 4 siswa laki-laki, kita pilih 2 orang sebagai ketua dan wakil. Jadi, ada 4 pilihan untuk ketua dan 3 pilihan untuk wakil. Jadi, jumlah pasangan ketua dan wakil laki-laki adalah 4 dikalikan 3, yaitu dua belas.

Peluang: Peluang adalah perbandingan antara jumlah pasangan ketua dan wakil laki-laki dengan total pasangan yang mungkin, yaitu dua belas dibagi empat puluh dua.

Jadi, peluang ketua dan wakil keduanya laki-laki adalah dua belas per empat puluh dua atau dua per tujuh.

b. Peluang ketua kelas laki-laki dan wakil ketua kelas perempuan.

Langkah-langkah:

Jumlah pasangan mungkin: Sama seperti langkah sebelumnya, total pasangan yang mungkin adalah empat puluh dua.

Jumlah pasangan ketua laki-laki dan wakil perempuan: Karena kita ingin ketua laki-laki dan wakil perempuan, kita memilih 1 dari 4 siswa laki-laki sebagai ketua, dan 1 dari 3 siswa perempuan sebagai wakil. Jadi, jumlah pasangan ini adalah 4 dikalikan 3, yaitu dua belas.

Peluang: Peluang adalah perbandingan antara jumlah pasangan ketua laki-laki dan wakil perempuan dengan total pasangan yang mungkin, yaitu dua belas dibagi empat puluh dua.

Jadi, peluang ketua laki-laki dan wakil perempuan adalah dua belas per empat puluh dua atau dua per tujuh.

Kesimpulan:

a. Peluang ketua dan wakil keduanya laki-laki adalah dua per tujuh.

b. Peluang ketua laki-laki dan wakil perempuan adalah dua per tujuh.


Iklan

LUVIANA A

30 September 2024 15:01

<p>a.peluangnya yaitu 4/7&nbsp;</p><p>b.peluangnya yaitu 3/7</p>

a.peluangnya yaitu 4/7 

b.peluangnya yaitu 3/7


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

(1) Orang-orang miskin di jalan, yang tinggal di dalam selokan, yang kalah di dalam pergulatan, yang diledek oleh impian, janganlah mereka ditinggalkan. (2) Angin membawa bau baju mereka. Rambut mereka melekat di bulan purnama. Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala, mengandung buah jalan raya. (3) Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa. Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya. Tak bisa kamu abaikan. (4) Bila kamu remehkan mereka, di jalan kamu akan diburu bayangan. Tidurmu akan penuh igauan, dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka. (5) Jangan kamu bilang negara ini kaya karna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa. Jangan kamu bilang dirimu kaya bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya. Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu. Dan perlu diusulkan agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda. Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa. (6) Orang-orang miskin di jalan masuk ke dalam tidur malammu. Perempuan-perempuan bunga raya menyuapi putra-putramu. Tangan-tangan kotor dari jalanan meraba-raba kaca jendelamu. Mereka tak bisa kamu hindarkan. (7) Jumlah mereka tak bisa kamu mistik jadi nol. Mereka akan menjadi pertanyaan yang mencegat ideologimu. Gigi mereka yang kuning akan meringis di muka agamamu. Kuman-kuman sipilis dan TBC dari gang-gang gelap akan hinggap di gorden presidenan dan buku programma gedung kesenian. (8) Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah, bagai udara panas yang selalu ada, bagai gerimis yang selalu membayang. Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau tertuju ke dada kita, atau ke dada mereka sendiri. O, kenangkanlah: orang-orang miskin juga berasal dari kemah Ibrahim Dalam bait pertama puisi tersebut terdapat kata "trompah dan blacu." Kata tersebut berarti A. Alas kaki B. Sandagan C. Barang serbaguna D. Barang kurang berguna Bantu kasih pembahasan Makasii

17

0.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

76

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan