Keyra P

08 Januari 2023 08:26

Iklan

Keyra P

08 Januari 2023 08:26

Pertanyaan

Sebutkan contoh-contoh demokrasi pada masa penjajahan Belanda dan pada masa penjajahan Jepang!

Sebutkan contoh-contoh demokrasi pada masa penjajahan Belanda dan pada masa penjajahan Jepang!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

10

:

51

:

57

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Nanda R

Community

06 Mei 2024 02:13

Jawaban terverifikasi

<p>Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia, terdapat beberapa contoh demokrasi yang dapat disorot, meskipun cakupan dan sifatnya mungkin berbeda antara kedua kekuasaan penjajah tersebut:</p><p><strong>Masa Penjajahan Belanda:</strong></p><p><strong>Volksraad</strong>: Pada tahun 1918, pemerintah kolonial Belanda mendirikan Volksraad, sebuah badan perwakilan yang terdiri dari anggota pribumi Indonesia. Meskipun memiliki keterbatasan dalam kekuasaan sejati, Volksraad memberikan kesempatan bagi sebagian wakil rakyat Indonesia untuk menyuarakan aspirasi politik mereka.</p><p><strong>Pers</strong>: Meskipun terbatas dalam hal kebebasan berekspresi, media pers mulai berkembang pada masa penjajahan Belanda dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat dan mengkritik pemerintah kolonial.</p><p><strong>Partai Politik</strong>: Meskipun dibatasi dalam aktivitasnya, beberapa partai politik didirikan pada masa penjajahan Belanda, seperti Indische Partij (Partai Hindia) yang dipimpin oleh Douwes Dekker (Multatuli). Partai-partai ini, meskipun dalam batasan tertentu, memberikan wadah bagi aspirasi politik masyarakat Indonesia.</p><p><strong>Masa Penjajahan Jepang:</strong></p><p><strong>Badao</strong>: Pemerintah Jepang mendirikan Badao, badan perwakilan masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mengumpulkan masukan dan aspirasi rakyat. Meskipun Badao lebih merupakan alat propaganda Jepang untuk mendapatkan dukungan rakyat, namun memberikan kesempatan bagi beberapa individu untuk mengemukakan aspirasi mereka.</p><p><strong>Perkumpulan</strong>: Selama masa pendudukan Jepang, perkumpulan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, olahraga, dan kegiatan sosial lainnya dibiarkan untuk beroperasi. Meskipun dalam pengawasan Jepang, perkumpulan-perkumpulan ini memberikan ruang bagi rakyat Indonesia untuk berinteraksi dan berorganisasi.</p><p><strong>Pendidikan</strong>: Sistem pendidikan di bawah pemerintahan Jepang mengalami reformasi. Beberapa lembaga pendidikan yang lebih inklusif didirikan, dan akses pendidikan menjadi lebih terbuka bagi masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan.</p>

Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia, terdapat beberapa contoh demokrasi yang dapat disorot, meskipun cakupan dan sifatnya mungkin berbeda antara kedua kekuasaan penjajah tersebut:

Masa Penjajahan Belanda:

Volksraad: Pada tahun 1918, pemerintah kolonial Belanda mendirikan Volksraad, sebuah badan perwakilan yang terdiri dari anggota pribumi Indonesia. Meskipun memiliki keterbatasan dalam kekuasaan sejati, Volksraad memberikan kesempatan bagi sebagian wakil rakyat Indonesia untuk menyuarakan aspirasi politik mereka.

Pers: Meskipun terbatas dalam hal kebebasan berekspresi, media pers mulai berkembang pada masa penjajahan Belanda dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat dan mengkritik pemerintah kolonial.

Partai Politik: Meskipun dibatasi dalam aktivitasnya, beberapa partai politik didirikan pada masa penjajahan Belanda, seperti Indische Partij (Partai Hindia) yang dipimpin oleh Douwes Dekker (Multatuli). Partai-partai ini, meskipun dalam batasan tertentu, memberikan wadah bagi aspirasi politik masyarakat Indonesia.

Masa Penjajahan Jepang:

Badao: Pemerintah Jepang mendirikan Badao, badan perwakilan masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mengumpulkan masukan dan aspirasi rakyat. Meskipun Badao lebih merupakan alat propaganda Jepang untuk mendapatkan dukungan rakyat, namun memberikan kesempatan bagi beberapa individu untuk mengemukakan aspirasi mereka.

Perkumpulan: Selama masa pendudukan Jepang, perkumpulan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, olahraga, dan kegiatan sosial lainnya dibiarkan untuk beroperasi. Meskipun dalam pengawasan Jepang, perkumpulan-perkumpulan ini memberikan ruang bagi rakyat Indonesia untuk berinteraksi dan berorganisasi.

Pendidikan: Sistem pendidikan di bawah pemerintahan Jepang mengalami reformasi. Beberapa lembaga pendidikan yang lebih inklusif didirikan, dan akses pendidikan menjadi lebih terbuka bagi masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan.


Iklan

Khalifahtul R

Community

08 Januari 2023 12:35

<p><br>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Pada tahun 1808, William Herman Daendels, Gubernur Jenderal Belanda yang tengah berkuasa saat itu mendirikan bengkel untuk pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat perkakas senjata Belanda bernama <i>Contructie Winkel </i>(CW) di Surabaya dan inilah awal mulanya PT. Pindad (Persero) sebagai satu-satunya industri manufaktur pertahanan di Indonesia. Selain bengkel senjata, Daendels kala itu juga mendirikan bengkel munisi berkaliber besar bernama&nbsp;<i>Proyektiel Fabriek </i>(PF) dan laboratorium Kimia di Semarang. Kemudian, pemerintah kolonial Belanda pun mendirikan bengkel pembuatan dan perbaikan munisi dan bahan peledak untuk angkatan laut mereka yang bernama <i>Pyrotechnische Werkplaats </i>(PW) pada tahun 1850 di Surabaya.</p><p><br>&nbsp;</p><p>Pada tanggal 1 Januari 1851, CW diubah namanya menjadi <i>Artilerie Constructie Winkel </i>(ACW). Kemudian pada tahun 1961, dua bengkel persenjataan yang berada di Surabaya, ACW dan PW disatukan di bawah bendera ACW. Kebijakan penggabungan ini, menjadikan ACW mempunyai tiga instalasi produksi yaitu; unit produksi senjata dan alat-alat perkakasnya (<i>Wapen Kamer), </i>munisi dan barang-barang lain yang berhubungan dengan bahan peledak (<i>Pyrotechnische Werkplaats), </i>serta laboratorium penelitian bahan-bahan maupun barang-barang hasil produksi.</p><p>&nbsp;</p><p>Perang Dunia I pada pertengahan 1914, melibatkan banyak Negara Eropa, termasuk Belanda. Demi kepentingan strategis, pemerintah kolonial Belanda pun mulai mempertimbangkan relokasi sejumlah instalasi penting yang dinilai lebih aman. Bandung dinilai tepat sebagai tempat relokasi yang baik karena selain kontur daerahnya berupa perbukitan dan pegunungan yang bisa dijadikan bentang pertahanan alami terhadap serangan musuh, posisi Bandung juga sangat strategis karena sudah memiliki sarana transportasi darat yang memadai, dilalui oleh Jalan Raya Pos (<i>De Grote Postweg)</i> dan dilalui jalur kereta api <i>Staats Spoorwegen </i>kota Bandung juga berada tidak jauh dengan pusat pemerintahan Hindia Belanda, Batavia.</p><p>ACW dipindahkan pertama kali ke Bandung, pada rentang waktu 1918-1920. Pada tahun 1932, PW dipindahkan ke Bandung, bergabung bersama ACW dan dua instalasi persenjataan lain yaitu <i>Proyektiel Fabriek </i>(PF) dan laboratorium Kimia dari Semarang, serta Institut Pendidikan Pemeliharaan dan Perbaikan Senjata dari Jatinegara yang direlokasi ke Bandung dengan nama baru, <i>Geweemarkerschool.</i> Keempat instalasi tersebut dilebur di bawah benderta <i>Artilerie Inrichtingen </i>(AI).</p><p>Di era pendudukan Jepang, AI tidak mengalami perubahan, penambahan instalasi, maupun proses produksinya. Perubahan hanya berada pada segi perubahan administrasi dan organisasi sesuai dengan sistem kekuasaan militer Jepang. Perubahan pun terjadi di segi nama menjadi <i>Daichi Ichi Kozo </i>untuk ACW, <i>Dai Ni Kozo </i>untuk <i>Geweemarkerschool, </i>Dai San Kozo untuk PF, <i>Dai Shi Kozo </i>untuk PW, serta <i>Dai Go Kazo </i>untuk <i>Monrage Artilerie, </i>instalasi pecahan ACW.</p><p>Pada saat Jepang menyerah kepada Sekutu dan terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Beragam upaya terjadi guna merebut instalasi-instalasi pertahanan di kota Bandung. Pada akhirnya, tanggal 9 Oktober 1945, Laskar Pemuda Pejuang berhasil merebut ACW dari tangan Jepang dan menamakannya Pabrik Senjata Kiaracondong.</p><p>Pendudukan pemuda tidak berlangsung lama, karena sekutu kembali ke Indonesia dan mengambil alih kekuasaan. Pabrik Senjata Kiaracondong dibagi menjadi dua pabrik. Pabrik pertama yang terdiri dari ACW, PF, dan PW digabungkan menjadi <i>Leger Produktie Bedrijven </i>(LPB), serta satu pabrik lain yang bernama <i>Central Reparatie Werkplaats, </i>yang sebelumnya bernama <i>Geweemarkerschool.</i></p>


 

 

Pada tahun 1808, William Herman Daendels, Gubernur Jenderal Belanda yang tengah berkuasa saat itu mendirikan bengkel untuk pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat perkakas senjata Belanda bernama Contructie Winkel (CW) di Surabaya dan inilah awal mulanya PT. Pindad (Persero) sebagai satu-satunya industri manufaktur pertahanan di Indonesia. Selain bengkel senjata, Daendels kala itu juga mendirikan bengkel munisi berkaliber besar bernama Proyektiel Fabriek (PF) dan laboratorium Kimia di Semarang. Kemudian, pemerintah kolonial Belanda pun mendirikan bengkel pembuatan dan perbaikan munisi dan bahan peledak untuk angkatan laut mereka yang bernama Pyrotechnische Werkplaats (PW) pada tahun 1850 di Surabaya.


 

Pada tanggal 1 Januari 1851, CW diubah namanya menjadi Artilerie Constructie Winkel (ACW). Kemudian pada tahun 1961, dua bengkel persenjataan yang berada di Surabaya, ACW dan PW disatukan di bawah bendera ACW. Kebijakan penggabungan ini, menjadikan ACW mempunyai tiga instalasi produksi yaitu; unit produksi senjata dan alat-alat perkakasnya (Wapen Kamer), munisi dan barang-barang lain yang berhubungan dengan bahan peledak (Pyrotechnische Werkplaats), serta laboratorium penelitian bahan-bahan maupun barang-barang hasil produksi.

 

Perang Dunia I pada pertengahan 1914, melibatkan banyak Negara Eropa, termasuk Belanda. Demi kepentingan strategis, pemerintah kolonial Belanda pun mulai mempertimbangkan relokasi sejumlah instalasi penting yang dinilai lebih aman. Bandung dinilai tepat sebagai tempat relokasi yang baik karena selain kontur daerahnya berupa perbukitan dan pegunungan yang bisa dijadikan bentang pertahanan alami terhadap serangan musuh, posisi Bandung juga sangat strategis karena sudah memiliki sarana transportasi darat yang memadai, dilalui oleh Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dan dilalui jalur kereta api Staats Spoorwegen kota Bandung juga berada tidak jauh dengan pusat pemerintahan Hindia Belanda, Batavia.

ACW dipindahkan pertama kali ke Bandung, pada rentang waktu 1918-1920. Pada tahun 1932, PW dipindahkan ke Bandung, bergabung bersama ACW dan dua instalasi persenjataan lain yaitu Proyektiel Fabriek (PF) dan laboratorium Kimia dari Semarang, serta Institut Pendidikan Pemeliharaan dan Perbaikan Senjata dari Jatinegara yang direlokasi ke Bandung dengan nama baru, Geweemarkerschool. Keempat instalasi tersebut dilebur di bawah benderta Artilerie Inrichtingen (AI).

Di era pendudukan Jepang, AI tidak mengalami perubahan, penambahan instalasi, maupun proses produksinya. Perubahan hanya berada pada segi perubahan administrasi dan organisasi sesuai dengan sistem kekuasaan militer Jepang. Perubahan pun terjadi di segi nama menjadi Daichi Ichi Kozo untuk ACW, Dai Ni Kozo untuk Geweemarkerschool, Dai San Kozo untuk PF, Dai Shi Kozo untuk PW, serta Dai Go Kazo untuk Monrage Artilerie, instalasi pecahan ACW.

Pada saat Jepang menyerah kepada Sekutu dan terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Beragam upaya terjadi guna merebut instalasi-instalasi pertahanan di kota Bandung. Pada akhirnya, tanggal 9 Oktober 1945, Laskar Pemuda Pejuang berhasil merebut ACW dari tangan Jepang dan menamakannya Pabrik Senjata Kiaracondong.

Pendudukan pemuda tidak berlangsung lama, karena sekutu kembali ke Indonesia dan mengambil alih kekuasaan. Pabrik Senjata Kiaracondong dibagi menjadi dua pabrik. Pabrik pertama yang terdiri dari ACW, PF, dan PW digabungkan menjadi Leger Produktie Bedrijven (LPB), serta satu pabrik lain yang bernama Central Reparatie Werkplaats, yang sebelumnya bernama Geweemarkerschool.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Apakah benar NIBKD dan MBKS dibentuk guna menghadapi kekuatan Belanda? Jelaskan!

285

5.0

Jawaban terverifikasi