Farah A

24 Juli 2024 03:00

Iklan

Farah A

24 Juli 2024 03:00

Pertanyaan

sebutkan alasan kenapa islam mudah diterima dan tersebar di indonesia

sebutkan alasan kenapa islam mudah diterima dan tersebar di indonesia

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

19

:

56

:

37

Klaim

9

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Bayu R

24 Juli 2024 03:22

Jawaban terverifikasi

<p>Penyebaran Islam di Indonesia merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling terkait, seperti ajaran yang mudah dipahami, cara penyebaran yang damai, peran pernikahan, pendidikan, kesesuaian dengan nilai-nilai lokal, faktor politik, figur tokoh yang berpengaruh, dan kepercayaan akan keberkahan Islam.</p><p>Proses penyebaran Islam di Indonesia memakan waktu yang panjang dan tidak berlangsung secara seragam di seluruh wilayah. Namun, pada akhirnya, Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia dengan jumlah pemeluk mencapai lebih dari 200 juta jiwa.</p>

Penyebaran Islam di Indonesia merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling terkait, seperti ajaran yang mudah dipahami, cara penyebaran yang damai, peran pernikahan, pendidikan, kesesuaian dengan nilai-nilai lokal, faktor politik, figur tokoh yang berpengaruh, dan kepercayaan akan keberkahan Islam.

Proses penyebaran Islam di Indonesia memakan waktu yang panjang dan tidak berlangsung secara seragam di seluruh wilayah. Namun, pada akhirnya, Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia dengan jumlah pemeluk mencapai lebih dari 200 juta jiwa.


Iklan

Nanda R

Community

27 Juli 2024 02:15

Jawaban terverifikasi

<p>Islam mudah diterima dan tersebar di Indonesia karena berbagai faktor yang saling mendukung dan berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa Islam cepat berkembang di Nusantara:</p><p><strong>1. Perdagangan yang Meluas</strong></p><p><strong>Peran Pedagang Muslim:</strong></p><ul><li>Pedagang dari Arab, Persia, dan India yang beragama Islam datang ke Nusantara untuk berdagang rempah-rempah, kain, dan barang-barang lainnya. Dalam interaksi perdagangan ini, mereka tidak hanya memperkenalkan barang dagangan tetapi juga agama dan budaya mereka.</li><li>Banyak pedagang yang menetap dan menikahi penduduk setempat, sehingga membantu penyebaran agama Islam melalui keluarga dan komunitas.</li></ul><p><strong>2. Akulturasi Budaya</strong></p><p><strong>Keselarasan dengan Nilai-nilai Lokal:</strong></p><ul><li>Islam memperkenalkan nilai-nilai yang mudah diserap oleh masyarakat lokal, seperti konsep gotong royong (kerjasama), penghormatan terhadap orang tua, dan keadilan sosial.</li><li>Beberapa praktik Islam disesuaikan dengan tradisi lokal, sehingga tidak terjadi benturan budaya yang signifikan. Contoh: Penggunaan wayang kulit oleh Wali Songo untuk menyebarkan ajaran Islam di Jawa.</li></ul><p><strong>3. Dukungan dari Penguasa Lokal</strong></p><p><strong>Konversi Para Raja dan Penguasa:</strong></p><ul><li>Banyak raja dan penguasa lokal yang memeluk Islam karena melihat manfaat politik dan ekonomi dari berafiliasi dengan pedagang Muslim yang kuat. Ini termasuk Kesultanan Samudera Pasai, Demak, dan Aceh.</li><li>Penguasa yang sudah memeluk Islam sering kali mendorong rakyatnya untuk ikut memeluk agama yang sama, baik melalui pendidikan maupun kebijakan.</li></ul><p><strong>4. Dakwah yang Efektif</strong></p><p><strong>Peran Wali Songo dan Ulama:</strong></p><ul><li>Para penyebar agama Islam, termasuk Wali Songo di Jawa, menggunakan pendekatan dakwah yang bijaksana dan bijak. Mereka mengajarkan Islam dengan cara yang damai dan penuh pengertian, sering kali melalui seni dan pendidikan.</li><li>Ulama-ulama juga mendirikan pesantren (sekolah Islam) yang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran ajaran Islam.</li></ul><p><strong>5. Kesederhanaan Ajaran Islam</strong></p><p><strong>Kemudahan Praktik Keagamaan:</strong></p><ul><li>Islam memiliki ajaran yang sederhana dan mudah dipahami, seperti syahadat (pengakuan iman), salat (ibadah), zakat (amal), puasa, dan haji.</li><li>Tidak adanya sistem kasta dalam Islam menarik bagi banyak masyarakat di Nusantara yang mungkin merasa tertekan oleh sistem sosial yang kaku.</li></ul><p><strong>6. Pengaruh Politik dan Militer</strong></p><p><strong>Pengaruh Kesultanan:</strong></p><ul><li>Kesultanan-kesultanan Islam memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam. Mereka sering terlibat dalam ekspansi wilayah dan penyebaran agama melalui pengaruh politik dan militer.</li><li>Kesultanan yang kuat dan berpengaruh seperti Demak, Mataram Islam, dan Aceh membantu memperluas penyebaran Islam ke wilayah-wilayah baru.</li></ul><p><strong>7. Jaringan Sosial dan Pendidikan</strong></p><p><strong>Pesantren dan Masjid:</strong></p><ul><li>Pesantren menjadi pusat pendidikan Islam yang menghasilkan banyak ulama dan intelektual Muslim yang menyebarkan ajaran Islam ke berbagai daerah.</li><li>Masjid-masjid didirikan sebagai pusat ibadah dan kegiatan sosial, memperkuat komunitas Muslim dan mendukung penyebaran ajaran Islam.</li></ul><p><strong>8. Dukungan Literatur dan Seni</strong></p><p><strong>Penggunaan Bahasa dan Seni:</strong></p><ul><li>Penggunaan bahasa Melayu sebagai lingua franca di Nusantara mempermudah penyebaran literatur Islam seperti Al-Qur'an, hadis, dan karya-karya ulama.</li><li>Seni sastra, musik, dan tari yang mengandung unsur-unsur Islam juga memainkan peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai dan ajaran Islam.</li></ul>

Islam mudah diterima dan tersebar di Indonesia karena berbagai faktor yang saling mendukung dan berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa Islam cepat berkembang di Nusantara:

1. Perdagangan yang Meluas

Peran Pedagang Muslim:

  • Pedagang dari Arab, Persia, dan India yang beragama Islam datang ke Nusantara untuk berdagang rempah-rempah, kain, dan barang-barang lainnya. Dalam interaksi perdagangan ini, mereka tidak hanya memperkenalkan barang dagangan tetapi juga agama dan budaya mereka.
  • Banyak pedagang yang menetap dan menikahi penduduk setempat, sehingga membantu penyebaran agama Islam melalui keluarga dan komunitas.

2. Akulturasi Budaya

Keselarasan dengan Nilai-nilai Lokal:

  • Islam memperkenalkan nilai-nilai yang mudah diserap oleh masyarakat lokal, seperti konsep gotong royong (kerjasama), penghormatan terhadap orang tua, dan keadilan sosial.
  • Beberapa praktik Islam disesuaikan dengan tradisi lokal, sehingga tidak terjadi benturan budaya yang signifikan. Contoh: Penggunaan wayang kulit oleh Wali Songo untuk menyebarkan ajaran Islam di Jawa.

3. Dukungan dari Penguasa Lokal

Konversi Para Raja dan Penguasa:

  • Banyak raja dan penguasa lokal yang memeluk Islam karena melihat manfaat politik dan ekonomi dari berafiliasi dengan pedagang Muslim yang kuat. Ini termasuk Kesultanan Samudera Pasai, Demak, dan Aceh.
  • Penguasa yang sudah memeluk Islam sering kali mendorong rakyatnya untuk ikut memeluk agama yang sama, baik melalui pendidikan maupun kebijakan.

4. Dakwah yang Efektif

Peran Wali Songo dan Ulama:

  • Para penyebar agama Islam, termasuk Wali Songo di Jawa, menggunakan pendekatan dakwah yang bijaksana dan bijak. Mereka mengajarkan Islam dengan cara yang damai dan penuh pengertian, sering kali melalui seni dan pendidikan.
  • Ulama-ulama juga mendirikan pesantren (sekolah Islam) yang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran ajaran Islam.

5. Kesederhanaan Ajaran Islam

Kemudahan Praktik Keagamaan:

  • Islam memiliki ajaran yang sederhana dan mudah dipahami, seperti syahadat (pengakuan iman), salat (ibadah), zakat (amal), puasa, dan haji.
  • Tidak adanya sistem kasta dalam Islam menarik bagi banyak masyarakat di Nusantara yang mungkin merasa tertekan oleh sistem sosial yang kaku.

6. Pengaruh Politik dan Militer

Pengaruh Kesultanan:

  • Kesultanan-kesultanan Islam memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam. Mereka sering terlibat dalam ekspansi wilayah dan penyebaran agama melalui pengaruh politik dan militer.
  • Kesultanan yang kuat dan berpengaruh seperti Demak, Mataram Islam, dan Aceh membantu memperluas penyebaran Islam ke wilayah-wilayah baru.

7. Jaringan Sosial dan Pendidikan

Pesantren dan Masjid:

  • Pesantren menjadi pusat pendidikan Islam yang menghasilkan banyak ulama dan intelektual Muslim yang menyebarkan ajaran Islam ke berbagai daerah.
  • Masjid-masjid didirikan sebagai pusat ibadah dan kegiatan sosial, memperkuat komunitas Muslim dan mendukung penyebaran ajaran Islam.

8. Dukungan Literatur dan Seni

Penggunaan Bahasa dan Seni:

  • Penggunaan bahasa Melayu sebagai lingua franca di Nusantara mempermudah penyebaran literatur Islam seperti Al-Qur'an, hadis, dan karya-karya ulama.
  • Seni sastra, musik, dan tari yang mengandung unsur-unsur Islam juga memainkan peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai dan ajaran Islam.

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Iklan