Sajak Kesepian sepi lagi, tak sampai jua sajakku padamu dan sendiri, mengemas rima waktu ke masa lalu seperti ada yang menahan laju di setapak baca terempas ke tepian jalan segala rerangkai tanda membersit resah, seperti udara menaburkan sangsi nampak hari melata, memberat amanat di sungai nadi ingin kususun buatmu bait bait paling mawar namun cuaca meranggas, kata kataku hangus terbakar bumi berkaca, masihkah terhampar langit cahaya bagi sukma imaji yang memburu pintu terbuka dan terus mendesak alir metafora ke muara tautan nada mengeja warna usia, mengais makna dalam rahasia senja Imajinasi apa sajakah yang terdapat pada puisi tersebut? Tunjukkan buktinya!

Halo, ZazaBella Z. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru, ya. Mungkin yang ZazaBella Z maksud adalah "imaji" yang terkandung dalam puisi di atas. Kakak bantu jawab, ya. Imaji atau citraan yang terkandung dalam puisi adalah citraan penglihatan yang dapat diketahui melalui baris keempat dan kesembilan, serta citraan gerak yang dapat diketahui melalui baris ketiga dan kelima. Berikut ini pembahasan untuk menjawab soal tersebut. Imaji atau citraan merupakan kesan yang terbentuk melalui sebuah kata yang memberikan gambaran dalam angan-angan atau bisa disebut sebagai khayalan. Imaji adalah satu cara yang digunakan oleh penyair untuk memperkuat gambaran pikiran dan perasaan pembaca. Jadi, imaji ini merupakan gambaran pengalaman indra yang terbangun dalam puisi. Jenis-jenis imaji yang terdapat dalam puisi, yaitu: 1. Citraan penglihatan: citraan yang ditimbulkan oleh indra penglihatan (mata). Citraan ini merupakan jenis yang paling sering digunakan penyair. Citraan penglihatan mampu memberi rangsangan kepada indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat. 2. Citraan pendengaran: citraan yang berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga). Citraan ini dapat dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi sunyi, tembang, dendang, suara mengiang, berdentum-dentum, dan sayup-sayup. 3. Citraan perabaan: citraan yang dapat dirasakan oleh indra peraba (kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang menyebabkan kita merasakan rasa nyeri, dingin, atau panas karena perubahan suhu udara. 4. Citraan penciuman: citraan yang digambarkan dengan membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium bau sesuatu. Citraan atau pengimajian melalui indra penciuman ini akan memperkuat kesan dan makna sebuah puisi. 5. Citraan pencicipan atau pencecapan: citraan yang muncul dari puisi sehingga kita seakan-akan mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa asin, pahit, asam, manis, atau pedas. 6. Citraan gerak: citraan yang ditimbulkan dari gerak tubuh atau otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat gerakan tersebut. Munculnya citraan gerak membuat gambaran puisi menjadi lebih dinamis. Berdasarkan puisi di atas, imaji atau citraan yang terkandung dalam puisi adalah citraan penglihatan dan citraan gerak. Berikut ini adalah pembuktian dari citraan yang terkandung. 1. Penglihatan. Citraan ini terbentuk dari hal-hal yang tampak pada mata atau melalui penglihatan. Citraan ini dapat ditemukan pada baris keempat dan kesembilan. "(4) Terempas ke tepian jalan segala rerangkai tanda." "(9) Bumi berkaca, masihkah terhampar langit cahaya." 2. Gerak. Citraan yang berhubungan dengan gerak yang menyebabkan kita merasakan sesuatu. Penggambaran citraan ini dapat diketahui melalui baris ketiga dan kelima. "(3) Seperti ada yang menahan laju di setapak baca." "(5) Membersit resah, seperti udara menaburkan sangsi." Dengan demikian, imaji atau citraan yang terkandung dalam puisi adalah citraan penglihatan yang dapat diketahui melalui baris keempat dan kesembilan, serta citraan gerak yang dapat diketahui melalui baris ketiga dan kelima. Semoga dapat membantu, ya.