Anonim A

14 Maret 2022 13:25

Iklan

Iklan

Anonim A

14 Maret 2022 13:25

Pertanyaan

Rena : Eh kalian udah belaja buat ulangan besok? Roy : Belum Zainal: Astaga, Innalillahi. Rena : Apa? Kalau nilai ulangannnya jelek bisa dihukum. Zainal: Paling-paling hukumannya juga cuma lari keliling lapangan bola 10 kali doang. Rena : Bukan! Kali ini hukumannya serem, harus ikut pelajaran tambahan setiap pulang sekolah. Kamu sudah belajar Rin? (Melirik ke arah Ririn). Ririn : Sudah dong, Ririn (sambil menunjuk-nunjuk bangga ke dirinya sendiri). Singkat cerita, kemudian mereka bertaruh. Siapa yang nilai ujiannya paling besar, maka akan dianggap menang dan bisa memerintah orang yang kalah. Ririnberusaha keras untuk belajar, sedangkan Roy berjuang keras untuk membuat contekan di kertas kecil. (Saat Ujian) Pak Asep : Baik anak-anak, silahkan buka lembar soalnya sekarang! Ririn : Bismillah. Roy : Soal ini kan gampang sekali. Kalau gini kan gak akan ketahuan. (Sambil menempelkan kertas contekan di pungguh Pak Asep). Pak Asep : Bapak keluar dulu, ingat jangan nyontek atau bertanya pada temannya ya. Dan satu lagi, jangan ribut. (keluar kelas). Roy : Rencana B dimulai (menyilangkan kaki dan melihat kertas contekan di atas sepatunya). Roy : Ah, bukan yang ini (bingung) Roy : Ah yang ini nih! (sambil mengeluarkan kertas contekan dari dasi). Roy : Selesai (sambil merebahkan diri di kursi, tersenyum puas sambil melirik teman-temannya yang lain belum selesai mengerjakan). Akhirnya ulangan selesai, dan Pak Asep membagikan kertas hasil ujian kepada semua siswanya. Pak Asep : Ini hasil ujian kalian (sambil membagikan kertas). Ririn : Hore! Nilaiku 85 (tersenyum puas. Zainal : Hahahaha, aku dapat 65. Lumayan ujian kemarin cuma 60. Roy : Lhah Pak, kok nilai ujian saya cuma 50? Pak Asep : Sebab soal nomor 11-20 di balik kertas gak kamu isi. Roy : Apa? Masih ada soal lagi? Ririn : Hahahaha, kamu kalah Roy! Dengan ini saya perintahkan kamu gak nyontek lagi waktu ujian! (sambil menunjuk-nunjuk Roy dengan tertawa lepas). Pak Asep : Apa? Jadi kamu kemarin nyontek? Oke, kalau begitu nilai kamu saya kurangi 5 poin lagi! Roy : Aduuuh, apes benar aku ini (mengucek-ngucek rambut) Akhirnya, Roy menyadari kesalahannya dan berjuang keras untuk belajar. Dia tidak pernah menyontek saat ujian lagi. 3. latar?


5

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

F. Siregar

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Medan

17 Maret 2022 09:21

Jawaban terverifikasi

Halo, Madhani G. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru 😊 Kakak bantu jawab, ya. Latar dialog tersebut adalah di ruang kelas. Perhatikan penjelasan berikut, ya. Drama adalah salah satu bentuk karya sastra yang menampilkan sebuah cerita dan disajikan dalam bentuk gerak dan dipentaskan. Salah satu unsur dalam drama adalah latar. Latar merupakan gambaran tempat, waktu, dan situasi yang melatarbelakangi cerita. Bentuk-bentuk latar, yaitu: 1. Latar tempat menggambarkan tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam cerpen. Contoh: di taman, di rumah, di pinggir kota, dan sebagainya. 2. Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam cerpen. Contoh: pagi hari, hari Minggu, bulan Januari, dan sebagainya 3. Latar suasana menggambarkan suasana terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam cerpen. Contoh: senang, sedih, kecewa menegangkan, dan sebagainya. Cara menganalisis unsur latar, yaitu: 1. Membaca keseluruhan cerita atau teks. 2. Menemukan penggambaran lingkungan atau perilaku tokoh. 3. Menafsirkan hal tersebut menjadi sebuah latar yang berkaitan dengan tempat, waktu atau suasana. Berdasarkan penjelasan di atas, latar drama tersebut adalah di ruang kelas. Hal ini dapat kita lihat melalui dialog dan penggambaran lingkungan cerita, yakni dalam kutipan dialog berikut. - "Pak Asep : Baik anak-anak, silakan buka lembar soalnya sekarang!" Melalui dialog tersebut, terlihat bahwa ada bapak guru dan siswa yang sedang mengadakan ujian. Ujian umumnya dilakukan di dalam kelas. Dengan demikian, latar drama tersebut adalah di ruang kelas. Semoga membantu 😊


Iklan

Iklan

Made S

14 Maret 2022 14:16

latarnya di kelas/sekolah


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

448

0.0

Jawaban terverifikasi