Presiden Susilo Bambang Yudoyono pernah dicalonkan untuk mendapatkan Nobel perdamaian karena jasanya dalam

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah diusulkan untuk menerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2014 karena kontribusinya dalam membangun perdamaian dan stabilitas di Indonesia serta memperjuangkan perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Sebagai seorang pemimpin Indonesia, SBY telah berusaha mempromosikan demokrasi, hak asasi manusia, dan perdamaian di dalam negeri dan di luar negeri. Dia juga telah memainkan peran penting dalam membantu menyelesaikan konflik di Aceh melalui proses perdamaian Helsinki pada tahun 2005, yang mengakhiri konflik selama lebih dari tiga dekade di wilayah tersebut. Selain itu, SBY juga telah berkontribusi dalam memperjuangkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara melalui inisiatif seperti Bali Democracy Forum dan membantu memfasilitasi dialog antara negara-negara ASEAN dan Tiongkok dalam menyelesaikan sengketa di Laut Cina Selatan. Meskipun SBY tidak berhasil memenangkan penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2014, namun prestasi dan kontribusinya dalam memperjuangkan perdamaian dan stabilitas di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara tetap diakui dan dihargai oleh banyak orang.