Portugis yang tiba lebih dahulu di wilayah Ternate merasa terancam dengan kehadiran bangsa Spanyol di kepulauan Maluku karena

Halo Ahmad Ekspedisi Spanyol setelah terbunuhnya Magellhaen di Pulau Cebu, dilanjutkan di bawah pimpinan Sebastian del Cano, hingga armada ini sampai di Maluku. Saat Spanyol tiba di Maluku, saat itu Portugis sudah menamakan pengaruhnya di sana. Disaat yang bersamaan, di Maluku tengah ada konflik antara Kesultanan Ternate dengan Kesultanan Tidore. Saat itu, Kesultanan Ternate didukung oleh Portugis. Sehingga kedatangan Spanyol di Maluku ini diterima baik oleh Kesultanan Tidore yang saat itu bermusuhan dengan Kesultanan Ternate dan Portugis. Portugis saat itu menganggap jika kedatangan Spanyol ini merupakan ancaman bagi hak monopoli mereka di kawasan Maluku. Selama hampir satu dekade Portugis dengan Spanyol berperang, melalui Kesultanan Ternate dan Tidore. Untuk mengakhiri perang, akhirnya disetujui sebuah perjanjian pada tahun 1529 mengenai pembagian wilayah penjajahan, yaitu Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian ini adalah, Spanyol harus meninggalkan wilayah Maluku dan memusatkan kegiatannya di wilayah Filipina. Sedangkan Portugis tetap melakukan kegiatannya di wilayah Maluku. Perjanjian ini membuat Spanyol kehilangan pengaruhnya di Sulawesi Utara yang merupakan kantong ekonomi. Dengan demikian, Portugis merasa terancam dengan kehadiran Spanyol di Maluku, karena hak monopoli Portugis di wilayah Maluku menjadi terancam. Mapel: Sejarah Kelas: 11 SMA Topik: Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Eropa Semoga membantu ya.