Silvita A

14 Februari 2023 01:53

Iklan

Silvita A

14 Februari 2023 01:53

Pertanyaan

pertentangan pendapatan tentang pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia melahirkan peristiwa?

pertentangan pendapatan tentang pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia melahirkan peristiwa?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

08

:

57

:

31

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

19 Januari 2024 12:55

Jawaban terverifikasi

Dari pertanyaan yang diajukan, tampaknya kita sedang membahas tentang sejarah Indonesia, khususnya mengenai peristiwa yang terjadi sebelum dan selama pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Konsep yang terlibat di sini adalah perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Penjelasan: 1. Golongan tua, yang diwakili oleh tokoh-tokoh seperti Soekarno dan Hatta, cenderung berhati-hati dan tidak ingin terburu-buru dalam melaksanakan proklamasi kemerdekaan. Mereka khawatir akan dampak negatif yang mungkin terjadi jika proklamasi dilakukan secara tergesa-gesa. 2. Di sisi lain, golongan muda, yang terdiri dari para pejuang pemuda, sangat bersemangat dan ingin segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan. Mereka merasa bahwa momentum kekosongan kekuasaan setelah penyerahan Jepang kepada Sekutu adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan proklamasi. 3. Perbedaan pendapat ini akhirnya memuncak dalam peristiwa yang dikenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Dalam peristiwa ini, para pemuda menculik Soekarno dan Hatta untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang dan memaksa mereka untuk segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan. Kesimpulan: Jadi, pertentangan pendapat tentang pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia melahirkan peristiwa Rengasdengklok. Semoga penjelasan ini membantu kamu memahami konteks sejarahnya, ya ๐Ÿ™‚.


Iklan

Nanda R

Community

21 Januari 2024 03:03

Jawaban terverifikasi

<p>Pertentangan pendapat tentang pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia melahirkan peristiwa yang dikenal sebagai "Pertentangan Linggarjati." Linggarjati adalah nama desa di Jawa Barat di mana perundingan antara pemerintah Indonesia dan Belanda berlangsung pada tahun 1946.</p><p>Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, terjadi ketegangan antara pemerintah Indonesia yang baru dan Belanda yang berkeinginan untuk mengembalikan kendali atas wilayah jajahannya, termasuk Indonesia. Pertentangan tersebut mencapai puncaknya selama perundingan Linggarjati, yang dimulai pada 11 November 1946 dan berlangsung hingga 25 Maret 1947.</p><p>Pertentangan Linggarjati menghasilkan beberapa peristiwa dan dampak, antara lain:</p><p><strong>Ketidaksetujuan atas Wilayah Indonesia:</strong></p><ul><li>Salah satu sengketa utama adalah terkait dengan wilayah yang akan menjadi bagian dari Republik Indonesia. Belanda ingin membatasi wilayah Indonesia, sementara pemerintah Indonesia menginginkan batas yang lebih luas sesuai dengan semangat proklamasi kemerdekaan.</li></ul><p><strong>Penetapan Batas Wilayah:</strong></p><ul><li>Hasil perundingan Linggarjati adalah kesepakatan untuk mendirikan Negara Indonesia Serikat (NIS) yang bersifat federal, dengan batas-batas yang telah ditentukan. Namun, batas-batas tersebut masih menimbulkan kontroversi dan tidak sepenuhnya diterima oleh semua pihak.</li></ul><p><strong>Perbedaan Pandangan tentang Kedaulatan:</strong></p><ul><li>Belanda tetap ingin menjaga sebagian besar kendali atas ekonomi dan militer di wilayah-wilayah yang ada di bawah NIS. Pemerintah Indonesia menolak konsep ini karena tidak sesuai dengan prinsip kedaulatan dan kemerdekaan.</li></ul><p><strong>Pembentukan Negara Indonesia Serikat (NIS):</strong></p><ul><li>Sebagai hasil dari perundingan Linggarjati, dibentuklah Negara Indonesia Serikat (NIS) pada 27 Desember 1949. Namun, bentuk federalisme ini hanya bertahan singkat karena Pemerintah Indonesia menilai bahwa sistem tersebut tidak memberikan kedaulatan yang sesungguhnya.</li></ul><p><strong>Kontinuitas Ketegangan:</strong></p><ul><li>Meskipun terjadi perundingan dan pembentukan NIS, ketegangan antara pemerintah Indonesia dan Belanda tetap berlanjut. Hal ini akhirnya memuncak pada Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948, yang berujung pada penarikan Belanda dari Indonesia dan pengakuan internasional terhadap kedaulatan Indonesia.</li></ul>

Pertentangan pendapat tentang pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia melahirkan peristiwa yang dikenal sebagai "Pertentangan Linggarjati." Linggarjati adalah nama desa di Jawa Barat di mana perundingan antara pemerintah Indonesia dan Belanda berlangsung pada tahun 1946.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, terjadi ketegangan antara pemerintah Indonesia yang baru dan Belanda yang berkeinginan untuk mengembalikan kendali atas wilayah jajahannya, termasuk Indonesia. Pertentangan tersebut mencapai puncaknya selama perundingan Linggarjati, yang dimulai pada 11 November 1946 dan berlangsung hingga 25 Maret 1947.

Pertentangan Linggarjati menghasilkan beberapa peristiwa dan dampak, antara lain:

Ketidaksetujuan atas Wilayah Indonesia:

  • Salah satu sengketa utama adalah terkait dengan wilayah yang akan menjadi bagian dari Republik Indonesia. Belanda ingin membatasi wilayah Indonesia, sementara pemerintah Indonesia menginginkan batas yang lebih luas sesuai dengan semangat proklamasi kemerdekaan.

Penetapan Batas Wilayah:

  • Hasil perundingan Linggarjati adalah kesepakatan untuk mendirikan Negara Indonesia Serikat (NIS) yang bersifat federal, dengan batas-batas yang telah ditentukan. Namun, batas-batas tersebut masih menimbulkan kontroversi dan tidak sepenuhnya diterima oleh semua pihak.

Perbedaan Pandangan tentang Kedaulatan:

  • Belanda tetap ingin menjaga sebagian besar kendali atas ekonomi dan militer di wilayah-wilayah yang ada di bawah NIS. Pemerintah Indonesia menolak konsep ini karena tidak sesuai dengan prinsip kedaulatan dan kemerdekaan.

Pembentukan Negara Indonesia Serikat (NIS):

  • Sebagai hasil dari perundingan Linggarjati, dibentuklah Negara Indonesia Serikat (NIS) pada 27 Desember 1949. Namun, bentuk federalisme ini hanya bertahan singkat karena Pemerintah Indonesia menilai bahwa sistem tersebut tidak memberikan kedaulatan yang sesungguhnya.

Kontinuitas Ketegangan:

  • Meskipun terjadi perundingan dan pembentukan NIS, ketegangan antara pemerintah Indonesia dan Belanda tetap berlanjut. Hal ini akhirnya memuncak pada Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948, yang berujung pada penarikan Belanda dari Indonesia dan pengakuan internasional terhadap kedaulatan Indonesia.

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Apakah benar NIBKD dan MBKS dibentuk guna menghadapi kekuatan Belanda? Jelaskan!

42

5.0

Jawaban terverifikasi