Biru B

26 November 2023 13:37

Iklan

Biru B

26 November 2023 13:37

Pertanyaan

Perjanjian Bongaya (1667) yang dipaksakan VOC kepada rakyat Maksar, ternyata tak mematahkan semangat perlawanan rakyat Makasar menentang penjajahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan…

Perjanjian Bongaya (1667) yang dipaksakan VOC kepada rakyat Maksar, ternyata tak mematahkan semangat perlawanan rakyat Makasar menentang penjajahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan…

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

07

:

25

:

21

Klaim

23

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Bryan T

26 November 2023 14:50

Jawaban terverifikasi

<p>Salah satu bukti perlawanan rakyat Makasar terhadap penjajahan VOC setelah Perjanjian Bongaya adalah:</p><p>- Sultan Hasanuddin membatalkan perjanjian tersebut pada awal tahun 1668 dan melanjutkan perang melawan VOC dan Arung Palakka.<br>- Rakyat Makasar melakukan gerilya dan serangan mendadak terhadap pasukan VOC dan sekutunya.<br>- Raja Gowa ke-33, Sultan Muhammad Ali, mengusir VOC dari Makasar pada tahun 1709 dan memulihkan kemerdekaan Kerajaan Gowa.<br>- Raja Gowa ke-36, Sultan Abdul Jalil, menolak perjanjian yang ditawarkan VOC pada tahun 1739 dan mempertahankan kedaulatan Kerajaan Gowa.<br>- Raja Gowa ke-37, Sultan Hasanuddin II, mengadakan perlawanan bersenjata terhadap VOC pada tahun 1765 dan berhasil merebut kembali beberapa wilayah yang sebelumnya dikuasai VOC.</p>

Salah satu bukti perlawanan rakyat Makasar terhadap penjajahan VOC setelah Perjanjian Bongaya adalah:

- Sultan Hasanuddin membatalkan perjanjian tersebut pada awal tahun 1668 dan melanjutkan perang melawan VOC dan Arung Palakka.
- Rakyat Makasar melakukan gerilya dan serangan mendadak terhadap pasukan VOC dan sekutunya.
- Raja Gowa ke-33, Sultan Muhammad Ali, mengusir VOC dari Makasar pada tahun 1709 dan memulihkan kemerdekaan Kerajaan Gowa.
- Raja Gowa ke-36, Sultan Abdul Jalil, menolak perjanjian yang ditawarkan VOC pada tahun 1739 dan mempertahankan kedaulatan Kerajaan Gowa.
- Raja Gowa ke-37, Sultan Hasanuddin II, mengadakan perlawanan bersenjata terhadap VOC pada tahun 1765 dan berhasil merebut kembali beberapa wilayah yang sebelumnya dikuasai VOC.


Biru B

27 November 2023 00:35

makasih kak

Iklan

Erwin A

Community

27 November 2023 07:45

Jawaban terverifikasi

<p>Perjanjian Bongaya yang dipaksakan VOC kepada rakyat Makassar pada tahun 1667, memang memberikan banyak kerugian bagi Kerajaan Gowa. Namun, perjanjian tersebut ternyata tidak mematahkan semangat perlawanan rakyat Makassar menentang penjajahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa peristiwa berikut:</p><ul><li><strong>Sultan Hasanuddin kembali memimpin perlawanan</strong></li></ul><p>Setelah perjanjian Bongaya ditandatangani, Sultan Hasanuddin tetap tidak mengakui kekuasaan VOC di Makassar. Ia bahkan kembali memimpin perlawanan rakyat Makassar pada tahun 1670. Perlawanan ini berlangsung selama beberapa tahun dan berakhir dengan kekalahan Sultan Hasanuddin pada tahun 1674.</p><ul><li><strong>Munculnya perlawanan rakyat Makassar di berbagai daerah</strong></li></ul><p>Selain Sultan Hasanuddin, muncul pula perlawanan rakyat Makassar di berbagai daerah, seperti perlawanan rakyat Soppeng pada tahun 1674, perlawanan rakyat Wajo pada tahun 1676, dan perlawanan rakyat Bone pada tahun 1683. Perlawanan-perlawanan ini terus berlangsung hingga akhir abad ke-17.</p><ul><li><strong>Pada abad ke-18, muncul perlawanan rakyat Makassar di bawah pimpinan Karaeng Galesong</strong></li></ul><p>Pada abad ke-18, muncul perlawanan rakyat Makassar di bawah pimpinan Karaeng Galesong. Perlawanan ini berlangsung selama beberapa tahun dan berakhir dengan penangkapan Karaeng Galesong pada tahun 1763.</p><p>Dari peristiwa-peristiwa tersebut, dapat disimpulkan bahwa perjanjian Bongaya tidak berhasil mematahkan semangat perlawanan rakyat Makassar. Semangat perlawanan rakyat Makassar tetap berkobar hingga akhir abad ke-17. Hal ini menunjukkan bahwa rakyat Makassar memiliki tekad yang kuat untuk mengusir penjajah dari tanah air mereka.</p><p>Selain peristiwa-peristiwa tersebut, ada beberapa faktor lain yang menunjukkan bahwa perjanjian Bongaya tidak mematahkan semangat perlawanan rakyat Makassar, yaitu:</p><ul><li><strong>Ketidakpuasan rakyat Makassar terhadap isi perjanjian Bongaya</strong></li></ul><p>Isi perjanjian Bongaya yang sangat merugikan rakyat Makassar, menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat. Ketidakpuasan ini menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya perlawanan rakyat Makassar.</p><ul><li><strong>Ketidakberdayaan VOC di Makassar</strong></li></ul><p>Setelah perjanjian Bongaya ditandatangani, VOC masih harus menghadapi perlawanan rakyat Makassar di berbagai daerah. Hal ini menunjukkan bahwa VOC tidak sepenuhnya berhasil menguasai Makassar.</p><ul><li><strong>Dukungan dari rakyat Makassar lainnya</strong></li></ul><p>Perlawanan rakyat Makassar tidak hanya dilakukan oleh satu daerah, tetapi juga oleh rakyat Makassar dari berbagai daerah. Dukungan dari rakyat Makassar lainnya ini menjadi kekuatan tersendiri bagi perlawanan rakyat Makassar.</p>

Perjanjian Bongaya yang dipaksakan VOC kepada rakyat Makassar pada tahun 1667, memang memberikan banyak kerugian bagi Kerajaan Gowa. Namun, perjanjian tersebut ternyata tidak mematahkan semangat perlawanan rakyat Makassar menentang penjajahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa peristiwa berikut:

  • Sultan Hasanuddin kembali memimpin perlawanan

Setelah perjanjian Bongaya ditandatangani, Sultan Hasanuddin tetap tidak mengakui kekuasaan VOC di Makassar. Ia bahkan kembali memimpin perlawanan rakyat Makassar pada tahun 1670. Perlawanan ini berlangsung selama beberapa tahun dan berakhir dengan kekalahan Sultan Hasanuddin pada tahun 1674.

  • Munculnya perlawanan rakyat Makassar di berbagai daerah

Selain Sultan Hasanuddin, muncul pula perlawanan rakyat Makassar di berbagai daerah, seperti perlawanan rakyat Soppeng pada tahun 1674, perlawanan rakyat Wajo pada tahun 1676, dan perlawanan rakyat Bone pada tahun 1683. Perlawanan-perlawanan ini terus berlangsung hingga akhir abad ke-17.

  • Pada abad ke-18, muncul perlawanan rakyat Makassar di bawah pimpinan Karaeng Galesong

Pada abad ke-18, muncul perlawanan rakyat Makassar di bawah pimpinan Karaeng Galesong. Perlawanan ini berlangsung selama beberapa tahun dan berakhir dengan penangkapan Karaeng Galesong pada tahun 1763.

Dari peristiwa-peristiwa tersebut, dapat disimpulkan bahwa perjanjian Bongaya tidak berhasil mematahkan semangat perlawanan rakyat Makassar. Semangat perlawanan rakyat Makassar tetap berkobar hingga akhir abad ke-17. Hal ini menunjukkan bahwa rakyat Makassar memiliki tekad yang kuat untuk mengusir penjajah dari tanah air mereka.

Selain peristiwa-peristiwa tersebut, ada beberapa faktor lain yang menunjukkan bahwa perjanjian Bongaya tidak mematahkan semangat perlawanan rakyat Makassar, yaitu:

  • Ketidakpuasan rakyat Makassar terhadap isi perjanjian Bongaya

Isi perjanjian Bongaya yang sangat merugikan rakyat Makassar, menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat. Ketidakpuasan ini menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya perlawanan rakyat Makassar.

  • Ketidakberdayaan VOC di Makassar

Setelah perjanjian Bongaya ditandatangani, VOC masih harus menghadapi perlawanan rakyat Makassar di berbagai daerah. Hal ini menunjukkan bahwa VOC tidak sepenuhnya berhasil menguasai Makassar.

  • Dukungan dari rakyat Makassar lainnya

Perlawanan rakyat Makassar tidak hanya dilakukan oleh satu daerah, tetapi juga oleh rakyat Makassar dari berbagai daerah. Dukungan dari rakyat Makassar lainnya ini menjadi kekuatan tersendiri bagi perlawanan rakyat Makassar.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Iklan