peristiwa gerakan 30 september 1965 bukan hanya menandai pergantian pemerintahan dari rezim orde lama ke orde baru tetapi juga menandai....

Bubarnya PKI beserta para ormasnya. Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut. Setelah peristiwa gerakan 30 september 1965 keadaan politik di Indonesia semakin tidak stabil hal ini juga melatarbelakangi keluarnya Supersemar atau surat perintah 11 Maret yang dikeluarkan pada tahun 1966. Surat tersebut adalah surat perintah yang telah ditandatangani oleh Presiden Soekarno pada Letjen Soeharto, untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi politik (Pemberontakan G30S/PKI 1965) yang terjadi saat itu. Isi: 1. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya Revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS, demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi. 2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain dengan sebaik-baiknya. 3. Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung jawabnya seperti tersebut di atas. Setelah Peristiwa G30S/PKI dan keluarnya Supersemar, maka menandai, 1. Berakhirnya pemerintahan Orde Lama, dan menandai munculnya Orde Baru. Dengan begitu Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno melemah. 2. Menguatnya kedudukan Letjen Soeharto dalam kekuasaan dan pemerintahan sehingga terjadi dualisme kepemimpinan. 3. Bubarnya PKI beserta para ormasnya. Dengan demikian, akibat dari Peristiwa gerakan 30 September 1965 menandai Bubarnya PKI beserta para ormasnya. Semoga membantu ya : )