Perhatikan indikator berikut! 1) Merupakan perundingan yang melibatkan Inggris, Belanda, dan Indonesia. 2) Salah satu unsur pokok yang dibicarakan adalah pengakuan secara de facto pemerintahan Republik Indonesia atas Jawa dan Sumatra. 3) Berdampak pada kepercayaan diri bagi pemerintah Indonesia untuk membawa perkara Indonesia - Belanda di tingkat internasional. Indikator di atas berkaitan dengan perundingan yang dilaksanakan sebelum Kon ferensi Meja Bundar; yaitu... a. perundingan Renville b. perundingan Linggajati c. perundingan Hoge Valuwe d. perundii).gan Roem-Royen e. perundfngan Pendahuluan

Halo, Ruslan R. Kakak bantu jawab, ya. 😊 Jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas adalah C. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut. Pada tanggal 14-24 April 1946, digelar Perundingan Hooge-Veluwe yang dilaksanakan di Hooge-Veluwe, Belanda. Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Suwandi dan delegasi Belanda dipimpin oleh H.J. van Mook. Selain itu, hadir pula Sir Archibald Clark Kerr dari Inggris sebagai pihak penengah. Perundingan ini membicarakan mengenai status kenegaraan Indonesia, kemerdekaan, dan wilayah Indonesia. Pada wilayah Indonesia, Indonesia berusaha untuk memperoleh pengakuan secara de facto atas Jawa dan Sumatra. Sayangnya, keinginan ini ditentang oleh Belanda yang hanya menyetujui Pulau Jawa dan Madura sebagai wilayah Indonesia. Perundingan ini menghasilkan kegagalan. Walaupun begitu, perundingan ini berdampak pada kepercayaan diri bagi pemerintah Indonesia untuk membawa perkara Indonesia - Belanda di tingkat internasional. Jadi, Perundingan Hooge-Veluwe melibatkan Indonesia dan Belanda serta Inggris sebagai penengah. Salah satu pokok bahasannya adalah pengakuan secara de facto pemerintahan Republik Indonesia atas Jawa dan Sumatra. Walaupun menghasilkan kegagalan, perundingan ini berdampak pada kepercayaan diri bagi pemerintah Indonesia untuk membawa perkara Indonesia - Belanda di tingkat internasional. Semoga membantu. 😊