Peran Sultan Ageng Tirtayasa dalam upaya mempertahankan Kesultanan Banten adalah . . . . A. sebagai wakil Indonesia dalam perjanjian Renville B. berperang secara gerilya pada saat Agresi Militer II C. presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) D. penentu batas wilayah antara Negara Indonesia Timur dan RI E. membangun istana baru dengan nama Tirtayasa

Hai Rahmat, kakak bantu jawab ya. Jawaban yang tepat adalah yang E. membangun istana baru dengan nama Tirtayasa. Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut. Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten lahir di Kesultanan Banten, pada tahun 1631 yang merupakan sultan Banten ke-6. Ia naik takhta pada usia 20 tahun menggantikan kakeknya, Sultan Abdul Mafakhir yang wafat pada tanggal 10 Maret 1651. Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651–1683. Dia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Dalam melawan VOC Sultan Ageng melakukan perusakan di kebun tebu Belanda dan pabrik penggilingannya. Pada masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Sultan Ageng juga dikhianati anaknya Sultan Haji yang bekerja sama dengan VOC demi takhta kerajaan untuk melawan Sultan Ageng Tirtayasa. VOC menyerang Kesultanan Banten atas nama Sultan Haji. Penyerangan ini berhasil menaklukkan Kesultanan Banten. Istana Surosowan berhasil dikuasai oleh Sultan Haji. Sultan Haji menjadi Sultan Banten yang berkedudukan di istana Surosowan. Setelah terkalahkan, Sultan Ageng membangun istana baru yang berpusat di Tirtayasa. Di sana Sultan Ageng berusaha untuk merebut kembali Kesultanan Banten dari Sultan Haji. "Semoga membantu yaa"