peran ki hadjar dewantara sebagai penggerak sejarah

<ul><li>Ki Hadjar Dewantara mendirikan <strong>Taman Siswa</strong> pada tahun 1922, sebuah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan kepada masyarakat pribumi di masa penjajahan Belanda. Lembaga ini mengedepankan pendidikan berbasis kebudayaan nasional dan bertujuan membangun karakter serta kemandirian bangsa.</li><li>Dikenal sebagai "Bapak Pendidikan Nasional," Ki Hadjar Dewantara menciptakan prinsip <strong>"Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani"</strong> yang menjadi filosofi dalam dunia pendidikan Indonesia. Artinya, "Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan."</li><li>Sebelum fokus pada pendidikan, Ki Hadjar Dewantara aktif dalam pergerakan nasional melawan penjajahan Belanda. Ia terlibat dalam organisasi <strong>Boedi Oetomo</strong> dan kemudian mendirikan <strong>Indische Partij</strong>, sebuah partai politik yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.</li><li>Melalui tulisannya, Ki Hadjar Dewantara menyebarkan ide-ide kebangsaan dan kesadaran akan pentingnya kemerdekaan. Artikel kritisnya, "Als Ik Eens Nederlander Was" (Seandainya Aku Seorang Belanda), yang mengkritik kebijakan Belanda, membuatnya diasingkan ke Belanda selama beberapa tahun.</li><li>Kiprah Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan dan pergerakan politik menjadikannya simbol perlawanan terhadap kolonialisme. Pemikirannya memberikan landasan bagi banyak tokoh dan gerakan yang kemudian memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.</li></ul>