penumpasan gerakan di/tii di jawa barat memakan waktu lama. baru tahun 1960-an, divisi siliwangi melancarkan operasi secara sistematis dan besar-besaran yang bernama operasi pagar betis dan dipimpin oleh....

Penumpasan gerakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) di Jawa Barat memang memakan waktu lama, dan operasi besar-besaran yang disebut "Operasi Pagar Betis" merupakan salah satu langkah besar dalam upaya penumpasan tersebut. Operasi ini dipimpin oleh Letnan Kolonel (kemudian menjadi Kolonel) Abdul Haris Nasution. Abdul Haris Nasution adalah seorang perwira militer Indonesia yang terkenal karena peran pentingnya dalam berbagai operasi militer untuk mengatasi pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. Dia kemudian dikenal sebagai seorang jenderal yang berpengaruh dalam sejarah militer dan politik Indonesia. Operasi Pagar Betis adalah salah satu dari serangkaian operasi militer yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya untuk menumpas gerakan DI/TII yang berjuang untuk menggulingkan pemerintahan Indonesia. Operasi-operasi ini berlangsung selama bertahun-tahun dan melibatkan konflik bersenjata yang serius antara pemerintah dan gerakan DI/TII. Operasi-operasi ini bertujuan untuk meredam pemberontakan, menangkap atau membunuh pemimpin-pemimpin gerakan, dan menghancurkan infrastruktur dan basis gerakan tersebut. Selama masa-masa tersebut, DI/TII yang dipimpin oleh Kartosuwiryo berusaha mendirikan negara Islam terpisah di Indonesia. Upaya pemberontakan ini berakhir pada tahun 1962, ketika Kartosuwiryo ditangkap dan diadili. Meskipun begitu, operasi-operasi militer terus berlanjut untuk menghilangkan sisa-sisa gerakan DI/TII dan memulihkan stabilitas di wilayah Jawa Barat. Operasi Pagar Betis adalah salah satu operasi penting dalam serangkaian upaya pemerintah Indonesia untuk mengakhiri pemberontakan DI/TII dan memulihkan kedaulatan negara. Ini juga mencerminkan kerumitan dan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam mengatasi gerakan pemberontak pada saat itu.