Pelaksanaan perundingan renville digagas oleh komisi tiga negara untuk menyelesaikan sengketa antara indonesia dan belanda. Hasil keputusan dalam perundingan tersebut adalah ....

Perundingan Renville merupakan perundingan yang dilakukan antara Indonesia dan Belanda pada tahun 1948 di Renville, sebuah kapal perang Amerika Serikat yang berlabuh di Teluk Renville, Pulau Jawa. Perundingan ini digagas oleh Komisi Tiga Negara yang terdiri dari Australia, Belgia, dan Amerika Serikat, dengan tujuan untuk mencari solusi damai atas sengketa antara kedua negara. Hasil keputusan dalam Perundingan Renville menghasilkan perjanjian yang dikenal sebagai Persetujuan Renville atau Piagam Renville. Inti dari perjanjian ini adalah sebagai berikut: Pembentukan Zona Demiliterisasi (ZD): Perjanjian ini mengakui pembentukan Zona Demiliterisasi (ZD) di Jawa dan Sumatra, yang mengakibatkan pasukan militer Indonesia dan Belanda harus mundur dari wilayah tertentu. Penarikan Pasukan: Pasukan Indonesia dan Belanda ditarik dari wilayah-wilayah tertentu untuk mengurangi potensi bentrokan langsung. Pembentukan Komisi Tiga Negara: Komisi Tiga Negara tetap berperan untuk mengawasi pelaksanaan perjanjian ini. Pengakuan Wilayah: Perjanjian ini tidak secara eksplisit mengakui kedaulatan Indonesia atas seluruh wilayah yang diinginkan Indonesia. Pemulihan Hubungan Diplomatik: Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Belanda akan diupayakan kembali. Namun, perjanjian ini menyebabkan kontroversi dan ketegangan di dalam negeri Indonesia, karena banyak pihak yang merasa bahwa Indonesia memberikan terlalu banyak konsesi kepada Belanda. Persetujuan Renville tidak lama bertahan, dan ketegangan antara kedua negara berlanjut, mengarah pada Konflik Militer Belanda-Indonesia II atau sering disebut Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949.