Pada tahun 1888 terjadi pemberontakan yang dilakukan para petani di Banten peristiwa pemberontakan tersebut ditulis dalam sebuah buku oleh Sartono kartodirdjo yang berjudul pemberontakan petani Banten 1988. Fokus kajian dari buku Sartono ini adalah para petani dengan melihat pola-pola gejala karakter sosial mereka menurutnya modernisasi. Selain itu dia juga menjelaskan peranan para bangsawan dan golongan elit agama yang membantu petani melakukan perlawanan terhadap kebudayaan barat namun praktiknya para petani justru bersifat pasif dan hanya dijadikan oleh alat oleh para bangsawan dan elit agama untuk memberontak agar tetap berpegangan pada sistem tradisional berpikir sejarah dan yang dominan digunakan dalam penulisan peristiwa sejarah tersebut adalah ....

Hallo Rahmat, kakak bantu jawab ya! Jawabannya adalah konsep berpikir sejarah sinkronik Pembahasan : Buku “Pemberontakan Petani Banten 1888” menceritakan latar belakang terjadinya pemberontahan antara lain masuknya kebudayaan barat, tingginya beban pajak, kesenjangan ekonomi, persoalan keagamaan, serta meninginkan Kesulatan Banten berdiri kembali. Buku yang ditulis oleh Sartono Kartodirdjo yang menceritakan keadaan sosial, politik, dan ekonomi dalam masyarakat Banten sehingga sesuai dengan konsep berpikir sejarah sinkronik. Konsep berpikir sejarah sinkornik adalah mengungkapkan sebuah peristiwa yang terjadi pada masa lampau secara menyeluruh atau mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan peristiwa masa lampau secara menyeluruh dalam dimensi ruang, namun terbatas dalam waktu dengan mengkaji sebab sebabnya , kondisi lingkungannya, kondisi sosial budayanya secara lebih mendalam.