Pada masa pemerintahannya, Sultan Agung berupaya memasukkan nilai-nilai Islam dalam kebudayaan lokal dan Hindu-Buddha di Kerajaan Mataram Islam. Upaya tersebut diwujudkan melalui... a. penulisan kitab Nitisruti, Nitisastra, dan Astabarata b. pengembangan upacara selamatan yang memadukan tradisi Islam dan Hindu-Buddha c. pelaksanaan tradisi sekaten untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad saw. d. pembuatan kalender Jawa yang menggabungkan tahun Hijriah dan tahun Saka e. pengenalan tradisi selamatan kepada masyarakat Hindu Jawa

Halo Ruslan R., kakak bantu jawab ya Jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas adalah C dan D. Untuk lebih detailnya, yuk simak penjelasan berikut. Mengadopsi strategi dakwah Walisongo, Sultan Agung tidak segan-segan memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam budaya istana dan masyarakat Jawa yang masih kental tradisi lama. Sebagai contoh adalah perayaan Sekaten untuk memperingati Maulid Nabi, juga penyesuaian penanggalan Saka dengan kalender Hijirah yang menghasilkan tahun Jawa. Sekaten adalah rangkaian kegiatan tahunan yang dijadikan sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan oleh Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Sekaten berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilaksanakan setiap tanggal 5 sampai 11 Rabi’ul Awal dan ditutup dengan upacara Garebeg Mulud pada 12 Rabi’ul Awal. Jadi, salah satu akulturasi kebudayaan lokal dengan kebudayaan Islam yang diwariskan oleh Sultan Agung, yaitu budaya Sekaten dan sistem penanggalan Jawa. Semoga membantu ya.