Layla A

17 Maret 2024 13:13

Iklan

Iklan

Layla A

17 Maret 2024 13:13

Pertanyaan

No Materi Kelas Indikator Nomor Soal 1. Pacelathon Kelas :X Siswa dapat menentukan jawaban terkait dengan pacelathon 1,2,3 2. Geguritan Kelas :X Siswa dapat memilih jawaban yang dianggap benar tentang geguritan 4,5,6,7,8 3. Crita wayang “Anoman Duta” Kelas :X Siswa dapat memilih jawaban yang dianggap benar tentang gambar wayang 9,10 4. Crita Rakyat Kelas :XI Siswa dapat menentukan jawaban terkait dengan cerita Rakyat 11,12,13,14,15 5. Pariwara / iklan Kelas :XI Siswa dapat menentukan jawaban terkait dengan pariwara 16 6. Purwakanthi : Swara, sastra , lumaksita Kelas :XI Siswa dapat memilih jawaban yang dianggap benar tentang purwakanthi 17,18 7. Serat Tripama : Tembang Dhandhanggula Kelas :XII Siswa dapat menentukan jawaban yang dianggap benar tentang Tembang dhandhanggula 19 s/d 30 8. Unggah ungguh B.jawa Kelas :XII Siswa dapat memilih jawaban yang dianggap benar tentang unggah ungguh 31,32,33 9. Aksara Jawa “Tandha baca” Siswa dapat menunjukan jawaban yang dianggap benar tentang teks berhuruf Jawa 34 s/d 40


6

0


Empty Comment

Belum ada jawaban 🤔

Ayo, jadi yang pertama menjawab pertanyaan ini!

Mau jawaban yang cepat dan pasti benar?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Temukan jawabannya dari Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Siswa SMA kelas X mendapat tugas penelitian tentang persetujuan orang tua siswa terkait pelaksanaan pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19. Kelas dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan nomor ganjil dan genap urutan daftar hadir kelas tersebut. Setiap kelompok mendapatkan tugas yang berbeda-beda. Kelompok pertama bertugas mengumpulkan data dari orang tua siswa kelas X. Kelompok kedua mendapatkan tugas untuk mengumpulkan data dari orang tua siswa kelas XI. Adapun kelompok ketiga bertugas mengumpulkan data dari orang tua siswa kelas XII. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik angket. Dari populasi yang ada, diambil sampel 10%. Hasil pengolahan data menunjukkan 70% responden menjawab setuju. 25% responden menjawab tidak setuju, dan 5% responden tidak menjawab. 1. Berdasarkan contoh kasus tersebut, apakah pengambilan sampel sebanyak 10% dari populasi memiliki validitas? Jelaskan.

27

0.0

Jawaban terverifikasi

Identitas Buku Judul : Sang Pemimpi Penulis : Andrea Hirata Penerbit : PT Bentang Pustaka Halaman : x + 292 Halaman Cetakan : ke-14, Januari 2008 Jenis Sampul : Soft Cover Dimensi(L x P) : 130x205mm Kategori : Petualangan Harga : Rp 40.000 Text : Bahasa Indonesia ISBN : 979-3062-92-4 Keterangan novel: Andrea Hirata, lahir di Belitong. Meskipun kuliah utamanya Ekonomi, ia amat menggemari pelajaran IPA seperti Fisika , Biologi, Kimia, Astronomi, dan tentu saja Sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sekarang ia tengah mengejar mimpinya untuk tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya. Andrea berpendidikan Ekonomi di Universitas Indonesia.Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Universite de Paris , Sorbonne, Prancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan lulus cumlaude. Tesis itu telah di adaptasi ke dalam bahasaindonesia dan merupakan buku Teori Ekonimi Telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT Telkom Indonesia. Novel ini bercerita tentang tiga orang pemimpi, Ikal, Arai dan Jimbron. Setelah tamat SMP mereka melanjutkan ke SMA Bukan Main, di sinilah perjuangan me-reka dimulai. Ikal adalah salah satu dari anggota Laskar Pelangi.Sementara Arai yang merupakan saudara sepupu Ikal yang sudah yatim piatu sejak SD tinggal di rumah Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Ayah dan Ibu Ikal. Kemudian Jimbron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun, pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan jimbron, malah mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat. Arai dan Ikal begitu pintar di sekolahnya, sedangkan Jimbron, si penggemar kuda ini biasa-biasa saja. Malah menduduki rangking 78 dari 160 siswa. Sedangkan lkal dan Arai selalu menjadi lima dan tiga besar. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susah seperti mereka tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan belajar ke Sorbonne Perancis . Mereka terpukau dengan cerita Pak Balia, kepala sekolahnya, yang selalu meyebutnyebut indahnya kota itu. Kerja keras menjadi kuli ngambat mulai pukul dua pagi sampai jam tujuh dan dilanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan ketiga pemuda itu. Mati-matian menabung demi mewujudkan impiannya. Meskipun kalau di logika, tabungan mereka tidak akan cukup untuk sampi ke sana. Tapi jiwa optimisme Arai tak terbantahkan. Selesai SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan jimbron lebih memilih untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai. Dia yakin kalau Arai dan lkal sampai di Ferancis, maka jiwa jimbron pun akan selalu bersama mereka . Berbula-bulan terkatung-katung di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak pekerjaan tidak bersahabat ditempuh, lkal diterima menjadi tukang sortir (tukang Fos) , dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi Ul. Dan setelah lulus, ada lowongan untuk mendapatkan biasiswa 52 ke Eropa . Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhrinya sampai lah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar. Saat wawancara tiba, tidak disangka, profesor pengujinya begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan lkal, meskipun hanya berlatar belakang sarjana Ekonomi yang masih bekerja sebagai tukang sortir, tulisannya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selesai, siapa yang menyangka, kejutan yang luar biasa. Arai pun ikut dalam wiwancara itu. Bertahun-tahun tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam suatu forum yang begitu indah dan terhormat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah direncanaknnya bertahun-tahun. Ternyata dia kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Biologi. Tidak kalah dengan lkal, proposal risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat untuk menghasilkan teori baru. Akhirnya sampai juga mereka pulang kampung ke Belitong. Ketika ada surat datang, mereka berdebar-debar membuka isinya. Fengumuman penerima Beasiswa ke Eropa . Arai begitu sedih karena dia sangat merindukan kedua orang tuanya . Arai sangat ingin membuka kabar itu bersama orang yang sangat dia rindukan. Kegelisahan dimulai. Baik Arai maupun lkal, keduanya tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu. Setelah dibuka , hasilnya adalah Ikal diterima di Universitas Sorbone , Francis . Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai, inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Keduanya sama-sama lulus beasiswa kuliah di Francis. Dalam novel ini terdapat cukup banyak majas. Salah satunya adalah majas paradox yang terdapat pada halaman 30, "aku ingin tertawa sekeras-kerasnya , tapi aku juga ingin menangis sekeras-kerasnya". Dalam novel ini pula, penulis tidak sekedar merangkai cerita tapi juga berusaha menyuntikan inspirasi kepada kembaca lewat kisah-kisah menyentuh. juga motivasi untuk bangkit. Simak kutipan berikut, "Arai melangkah menuju depan bak truk. la berdiri tegak di sana serupa orang yang berdiri di hidung haluan kapal. Felan-pelan ia melapangkan kedua lengannya dan membiarkan angin menerpa wajahnya. la tersenyum penuh semangat. Agaknya ia juga bertekad memerdekakan dirinya dari duka mengharu biru yang membelenggunya seumur hidup. la telah berdamai dengan kepedihan dan siap menantang nasibnya." Selain itu dalam novel ini kita diajak bersemangat menjalani hidup. Dibuktikan dengan kutipan berikut, "Seperti ucapannya padaku : Tanpa mimpi dan semangat orang seperti kita akan mati." Atau kutipan berikut, "Pak Belia mengakhiri sessionsore dengan menyentak semangat kami. 'Bangkitkah, wahai Para Pelopor!! Fekikkan padaku kata-kata yang menerangi gelap gulita rongga dadamu! Kata-kata yang memberimu inspirasi!!" Pada sisi lainya juga pembaca disuguhkan pemahaman pentingnya kerja keras," setiap pukul dua pagi, berbekal sebatang bamboo, kami sempoyongan memikul berbagai jenis makhluk laut yang sudah harus tersaji di meja pualam stanplat pada pukul lima, sehingga pukul enam sudah bisa diserbu ibu-ibu." Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang dideskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang memlatarbelakangi pada setiap adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain dari pada novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat. Selain itu banyak nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam novel ini. Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hanya penggunaan bahasa kiasan yang cukup banyak, sehingga bagi pembaca awam cukup kesulitan memahaminya. (Sumber: http://pri towindiarto.blogspot.co.id/2013108/hritih-novel-sang-pemimipil6.html dan http:..dolwmen.t ips!download/l in h!resensi-novel-sang-pemimpi dengan pengubahan) c. Sebutkan kelebihan novel tersebut!

215

4.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Judul : Negeri 5 Menara Pengarang : A. Fuadi Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : Tahun 2009 Jumlah halaman : Xii + 423 halaman Kota tempat terbit : Jakarta Kategori : Novel/Fiksi Harga : Rp 50.000,00 Ukuran Novel : 19,7 x 13,7 cm Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir danau Maninjau. tahun 1972, tidak jauh dari kampung Buya Hamka. Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi perintah ibunya untuk masuk ke sekolah agama. Di pondok modern Gontor, dia bertemu kiai dan ustad yang diberi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan akhirat. Gontor pula yang mengajarkan kepadanya ”mantra” sederhana yang sangat kuat , mad jadda wajjada, siapa yang bersungguh sunguh akan sukses. Lulus kuliah Hubungan Iternasional, UNPAD, dia menjadi Wartawan majalah TEMPO. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportase di bawah bimbingan para wartawan senior. Tahun 1999, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S-2 di school of Media and Publicc Affairis, George Washington University,USA. Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya-yang juga wartawanTempo-adalah mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden Tempodan wartawan Voice of Amerika (VOA). Berita bersejarah sejarah seperti tragedi 11 september dolaporkan mereka berdua langsung dari Pantagon, white House dab Capitol Hill. Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening Award untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Seorang Scholarship Hunter, Fuadi selalu bersemangat melanjutkan sekolah dengan mencari beasiswa. Sampai sekarang, Fuadi telah mendapat 8 beasiswa untuk belajar di luar negeri. Dia telah mendapatkan kesempatan tinggal dan belajar di Kanada, Singapura, Amerika Serikat dan Inggris. Penyuka fotografi ini pernah menjadi Direktur Komunikasi The Nature Conservancy, sebuah NGO konservasi internasional. Kini, Fuadi sibuk menulis, jadi pembicaraan dan motivator. Ia mulai menggarap film layar lebar Negeri 5 Menara serta membangun yayasan sosial untuk membantu pendidikan orang yang tidak mampu-Komunitas Menara. Negeri 5 Menara telah mendapat beberapa penghargaan, antara lain Nominasi Khatulistiwa Award 2010 dan Penulis dan Buku Fiksi Terfavorit 2010 versi Anugerah Pembaca indonesia Twitter : @fuadi1 (pakai angka 1) Facebook fanpage : Negeri 5 Menara Email : [email protected] Email untuk mengundang : [email protected] SINOPSIS Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Alif dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi B.J Habibie, maka dari itu selepas tamat SMP Alif sudah berencana melanjutkan sekolah Ke SMU negeri di Padang yang akan memuluskan langkahnya untuk kuliah dijurusan yang sesuai. Namun, Amak menginginkan Alif jadi penerus Buya Hamka, membuat mimpi Alif kandas. Alif diberi pilihan sekolah di sekolah agama atau mondok di pesantren. Sempat marah tapi akhirnya Alif ikhlas karena alif tidak ingin mengecewakan harapan orang tua khususnya ibu, alif pun menjalankan keinginan ibunya dan masuk pondok. Atas saran dari pamannya dikairo alif kecil pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pondok yang ada di Jawa Timur : PONDOK MADANI. Walaupun awalnya amak berat dengan keputusan Alif yang memilih pondok di Jawa bukan yang ada di dekat rumah mereka dengan pertimbangan Alif belum pernah menginjak tanah diluar ranah minang, namun akhirnya ibunya merestui keinginan Alif itu. Awalnya Alif setengah hati menjalani pendidikan dipondok karena dia harus merelakan cita-citanya yang ingin kuliah di ITB dan menjadi seperti Habibie. Namun kaliamat bahasa Arab yang didengar Alif dihari pertama di PM (pondok madani )mampu mengubah pandangan alif tentang melanjutkan pendidikan di Pesantren sama baiknya dengan sekolah umum. ” mantera” sakti yang diberikan kiai Rais (pimpinan pondok ) man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Dan Alif pun mulai menjalani hari-hari dipondok dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Di PM Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan si jenius Baso dari Gowa, Sulawesi. Ternyata kehidupan di PM tidak semudah dan sesantai menjalani sekolah biasa. Hari-hari Alif dipenuhi kegiatan hapalan Al-Qur’an, belajar siang-malam, harus belajar berbicara bahasa Arab dan Inggris di 6 Bulan pertama. Karena PM melarang keras murid-muridnya berbahasa Indonesia, PM mewajibkan semua murid berbahasa Arab dan Inggris. Belum lagi peraturan ketat yang diterapkan PM pada murid yang apabila melakukan sedikit saja kesalahan dan tidak taat peraturan yang berakhir pada hukuman yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Tahun-tahun pertama Alif dan ke 5 temannya begitu berat karena harus menyesuaikan diri dengan peraturan di PM. Hal yang paling berat dijalani di PM adalah pada saat ujian, semua murid belajar 24 jam nonstop dan hanya beberapa menit tidur. Mereka benar-benar harus mempersiapkan mental dan fisik yang prima demi menjalani ujian lisan dan tulisan yang biasanya berjalan selama 15 hari. Namun disela rutinitas di PM yang super padat dan ketat. Alif dan ke 5 selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dibawah menara mesjid, sambil menatap awan dan memikirkan cita-cita mereka kedepan. Ditahun kedua dan seterusnya kehidupan Alif dan rekan-rekannya lebih berwarna dan penuh pengalaman menarik. Di PM semua teman, guru, satpam, bahkan kakak kelas adalah keluarga yang harus saling tolong menolong dan membantu. Semua terasa begitu kompak dan bersahabat, sampai pada suatu hari yang tak terduga, Baso , teman alif yang paling pintar dan paling rajin memutuskan keluar dari PM karena permasalahan ekonomi dan keluarga. Kepergian Baso, membangkitkan semangat Alif, Atang, Dulmajid, Raja dan Said untuk menamatkan PM dan menjadi orang sukses yang mampu mewujudkan cita-cita mereka menginjakkan kaki di benua Eropa dan Amerika. Kini semua mimpi kami berenamtelah menjadi nyata. Kami berenam telah berada lima Negara yang berbeda, sesuai dengan lukisan dan imajinasi kita di awan. Aku (Alif) berada di Amerika, Raja di Eropa, sementara Atang di Afrika, Baso berada di Asia, sedangkan Said dan Dulmajid sangat nasionalis mereka di Negara kesatuan Indonesia tercinta. Di lima menara impian kami. Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Pendengar. Man jadda wajadda, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Gaya bahasa yang digunakan menggabungkan kejelian observasi seorang reporter dan kekalisan jelajah imajinasi literer dalam Negeri 5 Menara yang inspiratif. Dengan deskripsi ruang yang nyaris sempurna, A.Fuandi berhasil memetakan seluk-beluk pesantren modern yang selama ini hanya menjadi cerita dari mulut ke mulut. Dinamika kehidupan internal pesantren berpadu mulus dengan riuhnya suasana global di jantung peradaban modern yang serba bergegas. Sebuah Novel yang membuktikan bahwa tak ada hal yang tak bisa dicapai manusia di dalam hidupnya. A.Fuandi berhasil membuat banyak orang ingin tahu lebih dalam tentang dunia pesantren sebagai pusat keunggulan, termasuk kalangan non-muslim. Penelusuran jejak-jejak pesahabatan dan pencapaian cita-cita diramu dalam kisah yang sekaligus melibatkan petualangan, religi, dan wawasan yang mengesankan. Gontor menanamkan berbagai nilai-nilai pendidikan, nilai kejuangan, nilai kebersamaan, sehingga murid-murid terdidik secara total untuk berkarya penuh totalitas di masyarakat. Kata “man jadda wa jadda” akan senantiasa memotivasi setiap anak dan akan melahirkan kesuksesan dimasa depan mana kala diikuti dengan kreatifitas, ketabahan dan keikhlasan. Tidak ada kebetulan di dunia ini. Semua atas izin Allah dan usaha manusia. Buku ini telah menjadi bukti yang inspiratif. Ditulis dalam bahasa yang ringan. Terkadang serius namun lebih sering kocak. Kesimpulanya "man jadda wa jadda" artinya "yang penting usaha," maka Allah akan membukakan jalan ke jendela dunia. Kelemahan dari Novel Negeri 5 Menara adalah klimaks cerita kurang menonjol sehingga para pembaca merasa dinamika cerita sedikit datar. Setelah selesai membaca, pembaca merasa cerita belum selesai setuntas-tuntasnya. Hal ini mungkin disebabkan karena penulis mendasarkan ceritanya pada kisah nyata dan tidak ingin melebih-lebihkannya. Novel ini berkisah tentang generasi muda bangsa yang penuh motivasi, bakat, semangat, dan optimisme untuk maju dan tidak kenal menyerah, merupakan pelajaran yang amat berharga bukan saja sebagai karya seni, tetapi juga tentang proses pendidikan dan pembudayaan untuk terciptanya sumberdaya insani yang handal. Fuandi mengelola nostalgia menjadi novel yang menyentuh sekaligus menjadi diskusi kritis yang bersimpatik tentang pendidikan kehidupan. Novel ini harga buku yang cukup mahal bagi kantong pelajar, tidak ada illustrasi atau gambar nama-nama pelaku pada novel ini kurang jelas, dan alur yang digunakan campuran, sehingga cerita menjadi sedikit rumit. Sebutkan komentar negatif dalam tanggapan novel "Negeri 5 Menara" di atas !

46

5.0

Jawaban terverifikasi