Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa hal ini terjadi setelah kemerdekaan, yaitu : 1. Implikasi Sejarah: Pemberontakan setelah kemerdekaan sering kali berkaitan dengan masalah yang terjadi sebelum atau selama periode penjajahan. Sejarah kolonialisme dan penindasan dapat menciptakan ketidakpuasan, kesenjangan sosial, atau perasaan ketidakadilan yang masih ada setelah negara merdeka. Konflik dan pemberontakan bisa muncul ketika tuntutan dan aspirasi masyarakat yang tertindas tidak sepenuhnya terpenuhi setelah kemerdekaan. 2. Pertikaian Identitas dan Sentimen Etnis, Suku, atau Agama: Pemberontakan juga bisa muncul karena adanya konflik identitas atau pemisahan etnis, suku, atau agama di dalam sebuah negara merdeka. Jika kelompok-kelompok tersebut merasa tidak adil, diabaikan, atau tidak mendapatkan perlindungan yang cukup, mereka mungkin merasa terasing dan terdorong untuk memperjuangkan kepentingan mereka melalui pemberontakan. 3. Perselisihan Politik dan Kekuasaan: Setelah kemerdekaan, perselisihan politik dan perjuangan kekuasaan sering kali terjadi di dalam sistem politik yang baru terbentuk. Persaingan golongan politik yang berbeda, tidak adanya kesepakatan politik yang kuat, atau kelemahan lembaga-lembaga negara yang baru terbentuk dapat menjadi pemicu terjadinya pemberontakan. 4. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi: Ketimpangan sosial dan ekonomi yang signifikan di negara yang baru merdeka juga dapat menjadi faktor pemicu pemberontakan. Jika sebagian besar penduduk mengalami kemiskinan, kesenjangan ekonomi yang besar, atau akses terbatas terhadap sumber daya dan layanan penting, hal ini dapat menciptakan ketidakpuasan dan ketegangan sosial yang berpotensi memicu pemberontakan. 5. Gaya Pemerintahan dan Kurangnya Partisipasi Politik: Kurangnya partisipasi politik dari berbagai kelompok masyarakat dalam pemilihan umum, kurangnya kebebasan berpendapat, atau adanya represi politik juga dapat mendorong timbulnya pemberontakan. Ketidakpuasan terhadap sistem politik yang otoriter atau monopoli kekuasaan dalam satu kelompok dapat memicu gerakan pemberontakan sebagai respons terhadap ketidakadilan.