Shabriya M

11 Januari 2022 11:19

Iklan

Iklan

Shabriya M

11 Januari 2022 11:19

Pertanyaan

Makna syair dari dibawah ini adalah Sudahlah hasil kayu dan ayar Angkatlah pula sauh dan layar Pada beras bekal jantanlah taksir Niscaya sempurna jalan yang kabir


7

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

F. Siregar

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Medan

12 Januari 2022 14:29

Jawaban terverifikasi

Halo, Shabriya M. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru :) Kakak bantu jawab, ya. Makna syair tersebut adalah "Introspeksi diri sebelum menilai orang lain dan tidak boleh mengumba aib orang lain karena manusia jauh dari kesempurnaan." Perhatikan penjelasan berikut, ya. Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Ciri-ciri syair, di antaranya adalah: 1. Terdiri dari empat baris setiap baitnya. 2. Berima sama (a-a-a-a), semua barisnya adalah isi. 3. Bahasanya berbentuk kiasan. 4. Makna syair ditentukan oleh baris-baris selanjutnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, makna dalam syair dapat ditemukan melalui baris-barisnya. Pada syair tersebut makna yang muncul dari baris-baris tersebut adalah "Introspeksi diri sebelum menilai orang lain dan tidak boleh mengumba aib orang lain karena manusia jauh dari kesempurnaan." Makna tersebut muncul melalui baris "Pada beras bekal jantanlah taksir" dan "Niscaya sempurna jalan yang kabir". Dengan demikian, makna syair tersebut adalah "Introspeksi diri sebelum menilai orang lain dan tidak boleh mengumba aib orang lain karena manusia jauh dari kesempurnaan." Semoga membantu :)


Iklan

Iklan

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

446

0.0

Jawaban terverifikasi