Dyii D

18 Oktober 2024 00:58

Iklan

Dyii D

18 Oktober 2024 00:58

Pertanyaan

Make up Liya adalah seorang kakak yang biasa menggunakan riasan warna-wami dan pakaian serba mencolok. Rina sang adik suatu ketika ikut-ikutan gaya sang kakak ketika akan diajak pergi mamanya. "Rina, apa yang kamu lakukan dengan mukamu?" tanya mama pada Rina. "Rina Cuma pakai yang biasa dipakai kakak, Ma." Liya dan mamanya kaget mendengar kalimat Rina. Mereka hanya bisa saling pandang sembari membersihkan riasan di muka Rina. Tentukanlah sindiran/kritikan dan makna tersirat yang pada seluruh teks

Make up Liya adalah seorang kakak yang biasa menggunakan riasan warna-wami dan pakaian serba

mencolok. Rina sang adik suatu ketika ikut-ikutan gaya sang kakak ketika akan diajak pergi mamanya. "Rina, apa yang kamu lakukan dengan mukamu?" tanya mama pada Rina. "Rina Cuma pakai yang biasa dipakai kakak, Ma." Liya dan mamanya kaget mendengar kalimat Rina. Mereka hanya bisa saling pandang sembari membersihkan riasan di muka Rina.

Tentukanlah sindiran/kritikan dan makna tersirat yang pada seluruh teks

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

00

:

04

:

27

:

18

Klaim

11

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

LUVIANA A

19 Oktober 2024 03:13

Jawaban terverifikasi

<p>Makna nya&nbsp;</p><p>Seorang kakak ialah sosok yang akan menjadi panutan adiknya,maka apapun yang dilihat adik dari kakak nya ia juga akan mengikuti Nya.</p><p>Makna itu tidak hanya satu,makna dapat berbeda tergantung Cara berpikir seseorang.&nbsp;</p><p>Maaf jika Salah&nbsp;</p>

Makna nya 

Seorang kakak ialah sosok yang akan menjadi panutan adiknya,maka apapun yang dilihat adik dari kakak nya ia juga akan mengikuti Nya.

Makna itu tidak hanya satu,makna dapat berbeda tergantung Cara berpikir seseorang. 

Maaf jika Salah 


Iklan

Rendi R

Community

Dijawab 4 hari yang lalu

Jawaban terverifikasi

<p>Sindiran atau kritikan dalam teks ini adalah bahwa gaya dan penampilan yang berlebihan atau mencolok mungkin tidak selalu cocok untuk setiap situasi, terutama untuk anak kecil seperti Rina yang belum memahami kapan dan bagaimana menggunakannya secara tepat. Teks ini menyoroti pentingnya kebijaksanaan dalam berdandan dan menyesuaikan penampilan dengan umur serta kesempatan.</p><p><strong>Makna tersirat</strong> dari cerita ini adalah bahwa anak-anak sering meniru perilaku atau gaya dari orang yang lebih tua atau yang mereka kagumi. Hal ini memberi pesan kepada kakak atau orang dewasa lain untuk lebih bijaksana dalam berpenampilan di depan anak-anak, karena anak-anak mudah terpengaruh dan mungkin meniru tanpa memahami konteksnya.</p>

Sindiran atau kritikan dalam teks ini adalah bahwa gaya dan penampilan yang berlebihan atau mencolok mungkin tidak selalu cocok untuk setiap situasi, terutama untuk anak kecil seperti Rina yang belum memahami kapan dan bagaimana menggunakannya secara tepat. Teks ini menyoroti pentingnya kebijaksanaan dalam berdandan dan menyesuaikan penampilan dengan umur serta kesempatan.

Makna tersirat dari cerita ini adalah bahwa anak-anak sering meniru perilaku atau gaya dari orang yang lebih tua atau yang mereka kagumi. Hal ini memberi pesan kepada kakak atau orang dewasa lain untuk lebih bijaksana dalam berpenampilan di depan anak-anak, karena anak-anak mudah terpengaruh dan mungkin meniru tanpa memahami konteksnya.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Tentukanlah sindiran/kritikan dan makna tersirat yang pada teks dibawah! Pil RT Suatu ketika Roni dan Karto sedang ngobrol di depan rumah Roni. "Lihat itu Pak RT kita yang baru, tingkahnya dan peraturannya justru membuat warga risau, ini salahmu, To. Kamu dulu sudah tak ingatkan agar ndak usah ikut nyoblos, nanti kalau pilihanmu berbuat dosa kamu malah ikut menanggung dosanya," demikian kata Doni kepada Karto. "Kamu itu, Don. Justru kamu dan teman-temanmu yang ndak mau nyobloslah yang berdosa," jawab Karto kesal. "Kok bisa?" sahut Doni. "Kalau saja kalian dulu nyoblos, tentu Pak Wono tak akan jadi RT, sebab pilihan kalian yang bukan Pak Wono membantu agar Pak Wono tidak jadi RT," ujar Karto. Doni diam sejenak, ia memikirkan dengan sangat dalam kalimat yang diungkapkan Karto.

9

0.0

Jawaban terverifikasi

Tuliskan isi pokok dari Hikayat Putri Kemuning kemudian buatlah sinopsisnya! Hikayat Putri Kemuning Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang putri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Namun, ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Putri-putri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi di antara mereka. Kesepuluh putri itu dinamai dengan nama-nama warna. Putri Sulung bernama Putri Jambon. Adik-adiknya dinamai Putri Jingga, Putri Nila, Putri Hijau, Putri Kelabu, Putri Oranye, Putri Merah Merona, dan Putri Kuning. Baju yang mereka pakai pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Putri Kuning sedikit berbeda, ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka berpergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya. Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua putri-putrinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?” tanya raja. “Aku ingin perhiasan yang mahal,” kata Putri Jambon. “Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau,” kata Putri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal – mahal pada ayahanda mereka. Lain halnya dengan Putri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. “Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat,” katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. “Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu,” kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi. Selama sang raja pergi, para putri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para putri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Putri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Putri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Putri Kuning tetap berkeras mengerjakannya. Kakak-kakak Putri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. “Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,” kata seorang diantaranya. “Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!” ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Putri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Putri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya. “Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!” kata Putri Kuning dengan marah. “Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!” ajak Putri Nila. Mereka meninggalkan Putri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika Sang Raja tiba di istana, kesembilan putrinya masih bermain di danau, sementara Putri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. “Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!” kata sang raja. Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. “Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning,” kata Putri Kuning dengan lemah lembut. “Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah,” ucapnya lagi. Ketika Putri Kuning sedang membuat teh, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Putri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Putri Hijau melihat Putri Kuning memakai kalung barunya. “Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Putri Hijau!” katanya dengan perasaan iri. “Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu,” sahut Putri Kuning. Mendengarnya, Putri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. “Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarinya berbuat baik!” kata Putri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Putri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Putri Kuning meninggal. Tentukan nilai apa saja yang terdapat dalam teks hikayat tersebut

58

5.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Cermatilah kutipan cerpen berlkut! "Dia bibi saya, Bu," jelas Teja seperti mengerti kebingungan Ratna. "Ibu saya menjadi TKW di Arab Saudi sejak umur saya 2 tahun. Sampai sekarang Ibu saya tidak pernah pulang, kirimannya pun sudah terhenti sejak 6 tahun lalu. Ayah tidak pernah berhasil mencari tahu keberadaan lbu," jelas Teja. Kemudian dengan suara yang semakin bergetar, Teja melanjutkan pembicaraannya. "Mungkin lbu tidak betah tinggal dan mengajar di sini. Padahal, kami suka belajar dengan lbu, walaupun susah, tetapi kami ingin bisa. Tolong Bu, beri kesempatan pada kami untuk bisa belajar bersama lbu lebih lama lagi! " ucap Teja sambil meneteskan air mata tak kuasa menahah perasaannya. "Maafkan lbu juga Ja , tapi. .. " "Tapi lbu merasa terkekang di sini. Di sini ibu tidak bisa mewujudkan cita-cita lbu, begitu kan?'' serobot Teja lagi. Ratna tak mengira muridnya punya keberanian untuk berbicara seperti itu. Kalimat esai yang sesuai dengan kutipan cerpen tersebut adalah ... A. Orang desa memang banyak yang menjadi TKW karena kehidupan di desa serba kekurangan. Jadi, hal ini tidak menarik untuk dijadikan bahan cerita. B. Tema cerita ini terlalu biasa, yaitu tentang kehidupan di desa yang serba kekurangan. Tentunya dapat dipahami jika di desa serba kekurangan karena tempatnya jauh. C. Sebagai cerita yang mengisahkan kehidupan guru yang ditempatkan di perdesaan, cerita ini mampu menampilkan konflik batin sang guru. Bahasa yang digunakan lugas dan jelas. D. Sebagai cerita yang mengisahkan kehidupan di desa. Cerita ini mengisahkan seorang guru yang ditugaskan di desa. Ia hidup di tengah masyarakat desa yang hidup serba kekurangan. E. Sosok Teja adalah seorang siswa yang begitu menyayangi gurunya. Karena gurunya mengajar penuh kasih seperti ibunya, ia sangat kecewa ketika ia mengetahui bahwa gurunya berniat untuk pindah.

48

1.0

Jawaban terverifikasi