Tissa Y

11 Desember 2021 10:05

Iklan

Iklan

Tissa Y

11 Desember 2021 10:05

Pertanyaan

Kucing Namanya adalah kenzi, dia adalah kucing kesayanganku. Dia adalah kucing jantan yang saat itu aku temukan di pinggir jalan. Kenzi memiliki bulu yang halus dan berwarna cokelat belang putih. Bulu halusnya menyelimuti tubuhnya dari kepala sampai ke ekornya. Semua bulunya berwarna cokelat dan berwarna putih pada kakinya. Sedangkan ekornya berwarna cokelat dan sangat menggemaskan. Kumisnya sedang, tidak panjang dan tidak pendek. Kenzi memiliki bentuk kaki yang lebih pendek dari bentuk kaki kucing pada biasanya. Hidungnya kecil dan kumisnya sedikit panjang. Berat tubunya sedang yaitu sekitar 4 kg. Matanya berwarna hijau kekuningan dan sangat lucu ketika dia terkejut sambil membuka matanya lebar-lebar. Kenzi lebih menyukai tidur seharian di atas keranjang tempat tidurnya. Ketika tidur kenzi lebih suka di elus bagian punggungnya. Saat mengelus, dia memainkan ekornya ke kanan dan ke kiri. Ken zi lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur. Dia baru bangun jika merasa lapar. Ketika lapar dia akan menuju ke tempat makan yang telah disediakan yang disimpan di dapur. Saat lapar dia akan terus mengeong sampai dia mendapatkan makanannya. Dia akan memasang muka menyedihkan ketika tidak diberi makan. Kucing ini sangat lucu dan sangat disayangi keluarga kami. 3. Tentukan ciri penggunaan bahasa dari teks deskripsi di atas


9

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

N. Novitasari

Mahasiswa/Alumni Universitas Pakuan

16 Desember 2021 15:24

Jawaban terverifikasi

Halo Tissa Y, terima kasih telah bertanya di roboguru :) Ciri kebahasaan teks deskripsi di atas adalah penggunaan cerapan pancaindra, rujukan kata, kata depan, dan kata berimbuhan. Berikut penjelasannya. Teks deskripsi adalah teks yang menggambarkan objek dengan jelas dan rinci agar pembaca seolah-olah dapat merasakan langsung. Ciri kebahasaan teks deskripsi, yaitu: 1. Cerapan panca indra Cerapan pancaindra adalah penggunaan pancaindra, seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecap, dan peraba. 2. Rujukan kata Rujukan kata adalah kata yang merujuk atau menggantikan kata lain yang telah disebutkan sebelumnya. Jenis rujukan kata, yaitu: a. Rujukan benda, ditandai dengan kata ‘ini’, ‘itu’, ‘tersebut’. b. Rujukan tempat, ditandai dengan kata ‘di sini’, ‘di sana’, ‘di situ’. c. Rujukan personal/orang, ditandai dengan kata ‘dia’, ‘ia’, ‘kami’, ‘mereka’, dan lain-lain. 3. Kata depan Kata depan adalah kata yang diikuti dengan nomina sehingga membentuk keterangan, baik keterangan tempat maupun waktu. Kata depan terdiri dari di, ke, daripada, dan lain-lain. 4. Kata berimbuhan Afiksasi atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar, baik di awal, di akhir, di tengah, atau di awal dan akhir untuk membentuk kata baru yang masih berhubungan dengan kata pertama. Berdasarkan penjelasan tersebut, ciri kebahasaan teks deskripsi di atas adalah sebagai berikut. 1. Cerapan panca indra, seperti pada kalimat "Semua bulunya berwarna cokelat dan berwarna putih pada kakinya." 2. Rujukan kata, yaitu penggunaan 'dia' yang terdapat dalam kalimat "Dia akan memasang muka menyedihkan ketika tidak diberi makan." 3. Kata depan, yaitu 'ke' dan 'di' yang terdapat dalam kalimat "Ketika lapar dia akan menuju ke tempat makan yang telah disediakan yang disimpan di dapur." 4. Kata berimbuhan, seperti imbuhan 'ke-an' pada kata kesayangan. Dengan demikian, ciri kebahasaan teks deskripsi di atas adalah penggunaan cerapan pancaindra, rujukan kata, kata depan, dan kata berimbuhan. Semoga membantu :)


Iklan

Iklan

Damar S

15 Februari 2022 13:37

penjelasannya mana?


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

541

0.0

Jawaban terverifikasi