Anonim N

25 Februari 2024 12:00

Iklan

Anonim N

25 Februari 2024 12:00

Pertanyaan

Konferensi Asia–Afrika merefleksikan apa yang oleh para penyelenggara dianggap sebagai keengganan kekuatan Barat untuk berkonsultasi dengan mereka mengenai keputusan yang mempengaruhi Asia dalam pengaturan ketegangan Perang Dingin. Dalam masa yang sama, Indonesia sendiri juga sedang berkonflik dengan belanda terkait perebutan status Irian barat. Indonesia berharap dengan keterlibatannya dalam KAA bisa berdampak pada usaha penyelesaian sengketa Irian barat. Maka dari itu analisislah peranan KAA terhadap perjuangan merebut Irian barat.

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

13

:

31

:

11

Klaim

4

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Nanda R

Community

07 Maret 2024 06:41

Jawaban terverifikasi

Konferensi Asia-Afrika (KAA) memiliki peran penting dalam perjuangan Indonesia merebut Irian Barat. Berikut adalah beberapa analisis mengenai peranan KAA terhadap penyelesaian sengketa Irian Barat: Diplomasi dan Solidaritas Internasional: KAA menciptakan platform di mana negara-negara Asia dan Afrika dapat bersatu untuk menghadapi ketidaksetujuan terhadap kebijakan kolonialisme. Solidaritas internasional yang terbentuk melalui KAA memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi Indonesia dalam perjuangan merebut Irian Barat. Pemberian Pengaruh: Melalui partisipasinya dalam KAA, Indonesia dapat memberikan pengaruh dan membentuk persepsi internasional terhadap isu Irian Barat. Hal ini dapat meningkatkan tekanan internasional terhadap Belanda untuk menyelesaikan sengketa dengan Indonesia. Pencitraan sebagai Negara Pemimpin Pergerakan Kemerdekaan: Dengan aktifnya Indonesia dalam KAA, terutama sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955, Indonesia mencitrakan dirinya sebagai pemimpin pergerakan kemerdekaan dan anti-kolonialisme. Hal ini dapat memperkuat posisi Indonesia dalam tuntutan atas Irian Barat. Membangun Konsensus Regional: KAA menciptakan platform untuk berdiskusi dan membangun konsensus di tingkat regional. Melalui dialog dengan negara-negara Asia dan Afrika, Indonesia dapat memperoleh dukungan dalam mengatasi sengketa Irian Barat. Pengaruh dalam Forum Internasional: KAA memberikan panggung internasional yang penting. Partisipasi Indonesia dalam KAA memungkinkan negara ini untuk menyuarakan isu Irian Barat secara terbuka dan mendapatkan perhatian dunia.


Iklan

Salsabila M

Community

10 Maret 2024 01:39

Jawaban terverifikasi

<p>Konferensi Asia–Afrika (KAA), yang pertama kali diadakan di Bandung pada tahun 1955, memiliki dampak yang signifikan terhadap perjuangan Indonesia dalam merebut Irian Barat dari Belanda. Konferensi ini mencerminkan semangat solidaritas di antara negara-negara Asia dan Afrika dalam menghadapi tantangan kolonialisme dan imperialisme. Peran KAA terhadap perjuangan merebut Irian Barat dapat dijelaskan dengan beberapa aspek:</p><p><strong>1. Solidaritas Internasional:</strong></p><ul><li>KAA menciptakan platform solidaritas internasional di antara negara-negara Asia dan Afrika. Indonesia, yang tengah mengalami konflik dengan Belanda terkait Irian Barat, memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan dukungan moral dan politik dari negara-negara peserta KAA.</li></ul><p><strong>2. Isi Konferensi:</strong></p><ul><li>Dalam Konferensi Asia-Afrika, terdapat penekanan pada prinsip-prinsip dasar, termasuk penolakan terhadap kolonialisme dan imperialisme. Indonesia menyuarakan aspirasi kemerdekaan dan penentangannya terhadap upaya kolonialis Belanda di Irian Barat.</li></ul><p><strong>3. Dukungan Moril dan Politik:</strong></p><ul><li>Partisipasi Indonesia di KAA memberikan dukungan moril dan politik internasional terhadap perjuangan merebut Irian Barat. Negara-negara Asia dan Afrika mengecam tindakan kolonialis Belanda dan menegaskan hak Indonesia untuk menguasai wilayah tersebut.</li></ul><p><strong>4. Diplomasi Melalui Konferensi:</strong></p><ul><li>Pada tingkat diplomatik, Indonesia memanfaatkan KAA sebagai sarana diplomasi untuk memperkuat posisinya dalam perundingan dengan Belanda. Dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika memperkuat tuntutan Indonesia terhadap Irian Barat.</li></ul><p><strong>5. Implementasi Hasil KAA:</strong></p><ul><li>Prinsip-prinsip KAA, terutama dalam hal penolakan terhadap kolonialisme, menjadi landasan untuk memperkuat perjuangan Indonesia dalam merebut Irian Barat. Hasil KAA juga membantu membentuk opini internasional yang mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.</li></ul><p><strong>6. Legitimasi Internasional:</strong></p><ul><li>Partisipasi Indonesia di KAA memberikan legitimasi internasional terhadap tuntutan dan perjuangannya. Dengan demikian, peran KAA membantu meningkatkan pemahaman dunia terhadap isu Irian Barat dan menyuarakan hak kemerdekaan Indonesia.</li></ul><p><strong>7. Peningkatan Tekanan Terhadap Belanda:</strong></p><ul><li>KAA menciptakan tekanan internasional terhadap Belanda untuk menyelesaikan sengketa mengenai Irian Barat. Keputusan dan aspirasi yang diambil oleh negara-negara peserta KAA menunjukkan bahwa tindakan kolonialis Belanda dianggap tidak dapat diterima di forum internasional.</li></ul><p><strong>8. Mendorong Diplomasi Damai:</strong></p><ul><li>Konferensi ini juga memberikan dorongan bagi penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi dan perundingan. Ini memperkuat argumen bahwa solusi damai dan dialog adalah pilihan yang lebih baik daripada konfrontasi militer.</li></ul><p>Dengan demikian, peran KAA dalam perjuangan merebut Irian Barat mencakup dimensi diplomasi, dukungan internasional, dan penciptaan opini publik internasional yang mendukung hak Indonesia terhadap wilayah tersebut. Konferensi ini memberikan platform bagi Indonesia untuk mengkonsolidasikan dukungan global dalam upaya meraih kemerdekaan dan kedaulatan atas Irian Barat.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Konferensi Asia–Afrika (KAA), yang pertama kali diadakan di Bandung pada tahun 1955, memiliki dampak yang signifikan terhadap perjuangan Indonesia dalam merebut Irian Barat dari Belanda. Konferensi ini mencerminkan semangat solidaritas di antara negara-negara Asia dan Afrika dalam menghadapi tantangan kolonialisme dan imperialisme. Peran KAA terhadap perjuangan merebut Irian Barat dapat dijelaskan dengan beberapa aspek:

1. Solidaritas Internasional:

  • KAA menciptakan platform solidaritas internasional di antara negara-negara Asia dan Afrika. Indonesia, yang tengah mengalami konflik dengan Belanda terkait Irian Barat, memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan dukungan moral dan politik dari negara-negara peserta KAA.

2. Isi Konferensi:

  • Dalam Konferensi Asia-Afrika, terdapat penekanan pada prinsip-prinsip dasar, termasuk penolakan terhadap kolonialisme dan imperialisme. Indonesia menyuarakan aspirasi kemerdekaan dan penentangannya terhadap upaya kolonialis Belanda di Irian Barat.

3. Dukungan Moril dan Politik:

  • Partisipasi Indonesia di KAA memberikan dukungan moril dan politik internasional terhadap perjuangan merebut Irian Barat. Negara-negara Asia dan Afrika mengecam tindakan kolonialis Belanda dan menegaskan hak Indonesia untuk menguasai wilayah tersebut.

4. Diplomasi Melalui Konferensi:

  • Pada tingkat diplomatik, Indonesia memanfaatkan KAA sebagai sarana diplomasi untuk memperkuat posisinya dalam perundingan dengan Belanda. Dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika memperkuat tuntutan Indonesia terhadap Irian Barat.

5. Implementasi Hasil KAA:

  • Prinsip-prinsip KAA, terutama dalam hal penolakan terhadap kolonialisme, menjadi landasan untuk memperkuat perjuangan Indonesia dalam merebut Irian Barat. Hasil KAA juga membantu membentuk opini internasional yang mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.

6. Legitimasi Internasional:

  • Partisipasi Indonesia di KAA memberikan legitimasi internasional terhadap tuntutan dan perjuangannya. Dengan demikian, peran KAA membantu meningkatkan pemahaman dunia terhadap isu Irian Barat dan menyuarakan hak kemerdekaan Indonesia.

7. Peningkatan Tekanan Terhadap Belanda:

  • KAA menciptakan tekanan internasional terhadap Belanda untuk menyelesaikan sengketa mengenai Irian Barat. Keputusan dan aspirasi yang diambil oleh negara-negara peserta KAA menunjukkan bahwa tindakan kolonialis Belanda dianggap tidak dapat diterima di forum internasional.

8. Mendorong Diplomasi Damai:

  • Konferensi ini juga memberikan dorongan bagi penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi dan perundingan. Ini memperkuat argumen bahwa solusi damai dan dialog adalah pilihan yang lebih baik daripada konfrontasi militer.

Dengan demikian, peran KAA dalam perjuangan merebut Irian Barat mencakup dimensi diplomasi, dukungan internasional, dan penciptaan opini publik internasional yang mendukung hak Indonesia terhadap wilayah tersebut. Konferensi ini memberikan platform bagi Indonesia untuk mengkonsolidasikan dukungan global dalam upaya meraih kemerdekaan dan kedaulatan atas Irian Barat.

 

 

 


 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

KAA (Konferensi Asia-Afrika) yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 1955 tidak terlepas dari peranan Ali Sastroamidjojo yang terus berupaya meyakinkan negara-negara yang hadir dalam Konferensi Kolombo untuk mendukung Indonesia dalam menyelenggarakan konferensi yang dihadiri oleh negara-negara dari dua benua Asia-Afrika. Salah satu faktor utama Ali Sastroamidjojo berhasil meyakinkan peserta Konferensi Kolombo untuk mendukung Indonesia menyelenggarakan KAA adalah …. A. KAA berupaya membangun aliansi militer negara-negara Asia Afrika B. KAA menentang segala bentuk bantuan Amerika Serikat dan Uni Soviet di Asia-Afrika C. KAA berupaya membangun solidaritas negara Asia-Afrika untuk terlibat dalam Perang Dingin D. KAA berupaya membangun kerja sama politik Asia-Afrika dalam menjaga perdamaian dunia E. KAA berupaya membangun blok baru dalam menghadapi Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur

1

0.0

Jawaban terverifikasi

Kondisi kehidupan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan belum stabil. Dibawah ini adalah penyabab ketidakstabilan kehidupan politik pada masa awal kemerdekaan, kecuali... A. Pertentangan antar partai B. Gangguan dari Belanda yang ingin berkuasa kembali C. Munculnya kesulitan ekonomi dan keuangan D. Terjadinya bentrokan antar etnis E. Munculnya gangguan keamanan dalam negeri 2. Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklumat pemerintah mengenai pendirian partai partai politik. Sebelum adanya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945, Indonesia merencanakan satu partai tunggal yaitu... A. Masyumi D. PNI B. PKI E. NU C. PSI 3. Terbentuknya Kabinet Sjahrir tanggal 14 November 1945 merupakan suatu bentuk penyelewengan pertama pemerintah RI terhadap UUD 1945. Sejak tanggal 14 November 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan... A. Presidensial B. Liberalisme C. Parlementer D. Terpimpin E. Aristokrasi 4. Berdirinya partai partai politik telah mendorong Sutan Sjahrir yang berasal dari partai Sosialis untuk menghidupkan bentuk pemerintahan dengan cabinet parlementer. Hal ini dilakukan dengan alasan... A. agar perjuangan bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara negara barat B. mengikuti arus perpolitikan Indonesia yang mulai berkembang C. sesuai dengan perkembangan ideology di Indonesia D. sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 E. permintaan dari Presiden Soekarno. 5. Pada masa awal kemerdekaan, system pemerintahan berubah dari presidensial menjadi parlementer. Salah satu alasan dan pertimbangan perubahan system pemerintahan dari presidensial ke parlementer pada awal kemerdekaan adalah... A. Demokrasi bisa segera ditegakkan secara benar B. Parlementer sangat cocok untuk bangsa Indonesia C. Presidensial tidak sesuai dengan Indonesia yang multi etnis. D. Presidensial terlalu sulit untuk diterapkan dalam pemerintahan E. Mempermudah perundingan dengan Belanda 6. Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibu kota Jakarta semakin kacau. Pemerintah terus didesak dan diteror oleh pemerintah asing.Pada saat ibukota dipindahkan ke Yogyakarta, Perdana Menteri Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta untuk... A. menghadapi terror Belanda B. menjalankan roda pemerintahan dari pusat C. menghimpun kekuatan menghadapi Belanda D. menciptakan pemerintahan tandingan E. mengadakan hubungan dengan luar negeri 7. Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tidak stabil. Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan mengalami kekacauan, salah satu factor penyebab antara lain... A. Adanya Blokade ekonomi oleh Belanda B. Rakyat Indonesia hanya mengandalkan pendapatan dalam pertanian . C. Banyaknya investor asing yang mengintervensi perekonomian Indonesia D. Rendahnya sumber daya manusia Indonesia dalam perekonomian E. Sering terjadi konflik horizontal dalam negeri Indonesia 8. Kondisi kehidupan ekonomi pada masa awal kemerdekaan tidak stabil karena terjadi inflasi. Terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh... A. Indonesia belum memiliki mata uang yang sah B. Tentara Jepang masih menguasai sebagian besar sector ekonomi C. Terjadinya pertempuran pertempuran diberbagai daerah. D. Peredaran mata uang Jepang yang belum terkendali E. Munculnya perusahaan perusahaan asing milik Belanda 9. Indonesia harus dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi pada masa awal kemerdekaan. Salah satu upaya bangsa Indonesia dalam melakukan perbaikan ekonomi pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara ... A. Menaikkan pajak dan bea Cukai B. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan untuk diekspor C. Mengeluarkan mata uang sendiri (ORI) D. Mengisi kas pemerintah yang kosong E. Mengedarkan uang secara besar besaran. 10. Salah satu penyebab kacaunya kondisi perekonomian Indonesia pada masa awal kemerdekaan karena kas negara kosong. Upaya pemerintah Republik Indonesia mengisi kas negara yang kosong pada awal Kemerdekaan adalah ... A. Menasionalisasi De Javasche Bank B. Membuat kebijakan Gunting Syafruddin C. Mendevaluasi mata uang rupiah D. Sistim ekonomi Gerakan Benteng E. Menyelenggarakan pinjaman Nasional

33

0.0

Jawaban terverifikasi