R N

05 April 2022 15:37

Iklan

Iklan

R N

05 April 2022 15:37

Pertanyaan

Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun Daun kehilangan dahan Dahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksida itu menggilas paru-paru Tema puisi tersebut adalah ...


20

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

T. TA.Faizah

06 April 2022 04:41

Jawaban terverifikasi

Hai, R N. Terima kasih sudah bertanya ke Roboguru. Kakak bantu jawab ya 😊 Puisi tersebut bertema kerusakan alam. Mari kita simak pembahasan berikut ini ya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi ialah karya sastra yang memiliki rima dan irama serta disusun berdasarkan larik dan bait. Selain itu, puisi dapat diartikan sebagai gubahan bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempu menggerakkan kesadaran pembaca tentang pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus melalui makna puisi. Ciri-ciri puisi sebagai berikut. 1. Terdiri atas beberapa baris yang membentuk bait. 2. Mengandung makna kiasan. 3. Mengandung amanat yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. 4. Mengandung rima dan irama. 5. Menggunakan kata-kata yang melibatkan pancaindra. Struktur batin puisi sebagai berikut. 1. Tema, yaitu pokok pikiran yang menjadi dasar penulisan puisi. 2. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca. 3. Rasa dan perasaan, yaitu sikap penyair terhadap pokok masalah yang ada pada puisi. 4. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penulis pada pembaca. Berdasarkan penjelasan di atas, pokok pikiran atau tema yang menjadi dasar penulisan puisi ada kondisi lingkungan yang semakin rusak. Hal ini terlihat dari larik yang menggambarkan kondisi danau yang mongering. Selain itu, digambarkan pula kondisi hutan yang semakin tandus sehingga mengakibatkan meningkatnya pemanasan global. Dengan demikian, puisi tersebut bertema kerusakan alam. Semoga membantu ☺️


Iklan

Iklan

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

353

0.0

Jawaban terverifikasi