Kenapa Soeharto dan M. Toha tidak disebut sebagai pahlawan nasional?

Alasan mengapa Presiden Soeharto dan M. Toha belum secara resmi ditetapkan sebagai pahlawan nasional, secara umum dapat dilihat dari beberapa sudut pandang: * Kontroversi dalam Sejarah: * Orde Baru: Era kepemimpinan Soeharto, atau Orde Baru, seringkali diwarnai dengan berbagai peristiwa kontroversial, seperti pelanggaran HAM, korupsi, dan KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Hal ini membuat banyak pihak mempertanyakan legitimasi kepemimpinannya dan kontribusinya terhadap bangsa. * Peristiwa 1965: Peristiwa G30S/PKI yang terjadi pada masa awal kepemimpinan Soeharto hingga kini masih menjadi perdebatan. Beberapa pihak menilai bahwa peristiwa ini dimanfaatkan untuk melakukan tindakan represif yang meluas. * Proses Penetapan Pahlawan Nasional: * Kriteria Ketat: Proses penetapan pahlawan nasional di Indonesia memiliki kriteria yang sangat ketat. Selain memiliki jasa-jasa yang luar biasa bagi bangsa dan negara, calon pahlawan juga harus memiliki reputasi yang bersih dan tidak terlibat dalam tindakan yang merugikan negara. * Evaluasi Publik: Proses penetapan pahlawan nasional juga melibatkan evaluasi publik dan pertimbangan dari berbagai pihak, termasuk para ahli sejarah, akademisi, dan masyarakat luas. * Perbedaan Persepsi: * Pendukung dan Penentang: Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan di masyarakat mengenai sosok Soeharto dan M. Toha. Pendukung mereka akan menyoroti kontribusi positifnya, seperti pembangunan ekonomi dan stabilitas politik. Sementara itu, penentang akan lebih fokus pada sisi negatif kepemimpinannya. Penting untuk diingat: * Dinamika Sejarah: Persepsi terhadap tokoh sejarah dapat berubah seiring berjalannya waktu. * Proses yang Panjang: Penetapan pahlawan nasional adalah proses yang panjang dan melibatkan berbagai pertimbangan. * Subjektivitas: Setiap individu memiliki perspektif yang berbeda dalam menilai sejarah. Kesimpulan: Alasan mengapa Soeharto dan M. Toha belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional adalah karena adanya kontroversi dalam sejarah kepemimpinan mereka, serta proses penetapan pahlawan nasional yang sangat ketat dan melibatkan berbagai pertimbangan.