Maura A

31 Oktober 2024 01:22

Iklan

Maura A

31 Oktober 2024 01:22

Pertanyaan

kehidupan sosial pada masa kerajaan Mataram kuno

kehidupan sosial pada masa kerajaan Mataram kuno

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

04

:

33

:

11

Klaim

6

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

31 Oktober 2024 02:04

Jawaban terverifikasi

<p>Kehidupan sosial masyarakat pada masa Kerajaan Mataram Kuno (sekitar abad ke-8 hingga abad ke-10 M) sangat dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha, serta nilai-nilai kepercayaan lokal yang kuat. Berikut adalah beberapa aspek penting dari kehidupan sosial pada masa Kerajaan Mataram Kuno:</p><p><strong>Stratifikasi Sosial</strong>:</p><ul><li>Struktur sosial di Mataram Kuno sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, yang membawa sistem kasta atau stratifikasi sosial. Terdapat kelompok masyarakat seperti kaum bangsawan (raja dan keluarganya), pendeta atau brahmana, kesatria (para pejabat dan prajurit), pedagang dan pengrajin, serta petani dan buruh.</li><li>Masyarakat Mataram Kuno dibagi menjadi dua golongan besar: kaum <strong>Brahmana</strong> yang berperan dalam kegiatan keagamaan dan kaum <strong>Ksatria</strong> yang berperan dalam pemerintahan dan militer. Selain itu, ada kelompok <strong>Waisya</strong> (pedagang dan petani) dan <strong>Sudra</strong> (kaum pekerja dan pelayan).</li></ul><p><strong>Agama dan Kepercayaan</strong>:</p><ul><li>Agama Hindu dan Buddha menjadi agama utama, dengan pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari, pemerintahan, dan kebudayaan. Banyak candi-candi besar, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, dibangun pada masa ini sebagai pusat ibadah dan tempat ziarah.</li><li>Kepercayaan animisme dan dinamisme juga masih hidup di kalangan masyarakat, yang meyakini kekuatan roh dan alam. Mereka menghormati roh leluhur dan dewa-dewa lokal selain dewa-dewa Hindu dan Buddha.</li></ul><p><strong>Peran Raja sebagai Pemimpin Spiritual</strong>:</p><ul><li>Raja dianggap sebagai wakil dewa di bumi (Dewa Raja) yang memiliki peran sakral dalam menjaga keseimbangan antara dunia fisik dan dunia spiritual. Raja diharapkan mampu melindungi rakyat dan mempertahankan kesuburan tanah yang sangat penting bagi pertanian.</li></ul><p><strong>Kehidupan Pertanian</strong>:</p><ul><li>Kehidupan sosial masyarakat Mataram Kuno sangat bergantung pada sektor pertanian, terutama di dataran subur Jawa Tengah. Sistem pengairan untuk sawah sudah berkembang dengan baik. Rakyat bekerja sebagai petani, dan hasil pertanian seperti padi menjadi komoditas utama untuk menopang kehidupan masyarakat.</li><li>Selain bertani, masyarakat juga memanfaatkan hasil hutan dan melakukan kegiatan perdagangan.</li></ul><p><strong>Budaya Gotong Royong</strong>:</p><ul><li>Gotong royong atau kerja sama sosial sangat kuat di masyarakat Mataram Kuno. Gotong royong dilakukan dalam aktivitas bertani, membangun infrastruktur desa, serta dalam pembangunan candi-candi besar.</li></ul><p><strong>Sistem Pendidikan dan Pengetahuan</strong>:</p><ul><li>Pendidikan di Mataram Kuno terutama berfokus pada pembelajaran agama dan sastra. Pendidikan diberikan oleh para brahmana dan pendeta. Hal ini terlihat dari banyaknya prasasti yang menunjukkan perkembangan sastra Jawa Kuno dan Sansekerta.</li></ul><p><strong>Pengaruh Seni dan Arsitektur</strong>:</p><ul><li>Seni, sastra, dan arsitektur berkembang pesat. Peninggalan berupa candi, patung, serta karya sastra seperti prasasti menunjukkan tingginya apresiasi masyarakat Mataram Kuno terhadap seni. Candi-candi seperti Prambanan dan Borobudur merupakan hasil karya seni yang luar biasa dari masa ini.</li></ul><p>Kehidupan sosial masyarakat Mataram Kuno terintegrasi erat dengan kepercayaan, sistem pemerintahan, dan aktivitas ekonomi yang sebagian besar berpusat pada pertanian dan pengaruh spiritual dari agama yang dianut. Hal ini menciptakan tatanan sosial yang terstruktur, di mana agama dan kepercayaan lokal berperan sentral dalam kehidupan sehari-hari.</p>

Kehidupan sosial masyarakat pada masa Kerajaan Mataram Kuno (sekitar abad ke-8 hingga abad ke-10 M) sangat dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha, serta nilai-nilai kepercayaan lokal yang kuat. Berikut adalah beberapa aspek penting dari kehidupan sosial pada masa Kerajaan Mataram Kuno:

Stratifikasi Sosial:

  • Struktur sosial di Mataram Kuno sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, yang membawa sistem kasta atau stratifikasi sosial. Terdapat kelompok masyarakat seperti kaum bangsawan (raja dan keluarganya), pendeta atau brahmana, kesatria (para pejabat dan prajurit), pedagang dan pengrajin, serta petani dan buruh.
  • Masyarakat Mataram Kuno dibagi menjadi dua golongan besar: kaum Brahmana yang berperan dalam kegiatan keagamaan dan kaum Ksatria yang berperan dalam pemerintahan dan militer. Selain itu, ada kelompok Waisya (pedagang dan petani) dan Sudra (kaum pekerja dan pelayan).

Agama dan Kepercayaan:

  • Agama Hindu dan Buddha menjadi agama utama, dengan pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari, pemerintahan, dan kebudayaan. Banyak candi-candi besar, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, dibangun pada masa ini sebagai pusat ibadah dan tempat ziarah.
  • Kepercayaan animisme dan dinamisme juga masih hidup di kalangan masyarakat, yang meyakini kekuatan roh dan alam. Mereka menghormati roh leluhur dan dewa-dewa lokal selain dewa-dewa Hindu dan Buddha.

Peran Raja sebagai Pemimpin Spiritual:

  • Raja dianggap sebagai wakil dewa di bumi (Dewa Raja) yang memiliki peran sakral dalam menjaga keseimbangan antara dunia fisik dan dunia spiritual. Raja diharapkan mampu melindungi rakyat dan mempertahankan kesuburan tanah yang sangat penting bagi pertanian.

Kehidupan Pertanian:

  • Kehidupan sosial masyarakat Mataram Kuno sangat bergantung pada sektor pertanian, terutama di dataran subur Jawa Tengah. Sistem pengairan untuk sawah sudah berkembang dengan baik. Rakyat bekerja sebagai petani, dan hasil pertanian seperti padi menjadi komoditas utama untuk menopang kehidupan masyarakat.
  • Selain bertani, masyarakat juga memanfaatkan hasil hutan dan melakukan kegiatan perdagangan.

Budaya Gotong Royong:

  • Gotong royong atau kerja sama sosial sangat kuat di masyarakat Mataram Kuno. Gotong royong dilakukan dalam aktivitas bertani, membangun infrastruktur desa, serta dalam pembangunan candi-candi besar.

Sistem Pendidikan dan Pengetahuan:

  • Pendidikan di Mataram Kuno terutama berfokus pada pembelajaran agama dan sastra. Pendidikan diberikan oleh para brahmana dan pendeta. Hal ini terlihat dari banyaknya prasasti yang menunjukkan perkembangan sastra Jawa Kuno dan Sansekerta.

Pengaruh Seni dan Arsitektur:

  • Seni, sastra, dan arsitektur berkembang pesat. Peninggalan berupa candi, patung, serta karya sastra seperti prasasti menunjukkan tingginya apresiasi masyarakat Mataram Kuno terhadap seni. Candi-candi seperti Prambanan dan Borobudur merupakan hasil karya seni yang luar biasa dari masa ini.

Kehidupan sosial masyarakat Mataram Kuno terintegrasi erat dengan kepercayaan, sistem pemerintahan, dan aktivitas ekonomi yang sebagian besar berpusat pada pertanian dan pengaruh spiritual dari agama yang dianut. Hal ini menciptakan tatanan sosial yang terstruktur, di mana agama dan kepercayaan lokal berperan sentral dalam kehidupan sehari-hari.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Pada saat sidang BPUPK tanggal 31 Mei 1945, ada 2 usulan yaitu Indonesia menjadi negara monarki atau Republik. Tokoh yang mengusulkan bentuk negara Indonesia Republik adalah... A. Ir. Soekarno B. Mr. Achmad Soebardjo C. Dr. Soepomo D. Mohammad Yamin

24

0.0

Jawaban terverifikasi