Kedudukan manusia dalam sejarah dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai subjek dan objek sejarah. Kedudukan manusia sebagai subjek sejarah ditunjukkan oleh pernyataan Peter Carey menulis buku berjudul .... a. Takdir tentang riwayat Pangeran Diponegoro. b. Tengku Abdul Jalil memimpin perlawanan rakyat Aceh terhadap pemerintah Jepang c. Ki Hajar Dewantara mengkritik rencana perayaan kemerdekaan Belanda di Indonesia melalui tulisan. d. Masyarakat Sumedang mendapat bantuan dari sejumlah pihak terkait bencana longsor pada Januari 2021. e. Shesar Hiren Rhustavito, pemain tunggal putra Indonesia menjalani pertandingan melawan Sameer Verma asal India di Thailand Open pada Januari 2021.

Halo Rahmat, jawaban untuk soal ini adalah A. Simak penjelasan di bawah. Menurut Kuntowijoyo, sejarah adalah ilmu tentang manusia. Sejarah selalu mengkaji manusia, bukan alam atau binatang. Keberadaan alam dan makhluk lain hanya sebagai salah satu faktor penentu yang memengaruhi sejarah manusia. Dalam hubungannya dengan ruang dan waktu, manusia memiliki peran sebagai pelaku dan saksi sejarah. Dalam masyarakat sekecil apapun selalu terdapat pelaku sejarah sebagai orang yang langsung terlibat dalam pergulatan sejarah. Sementara itu, saksi sejarah adalah orang yang mengetahui suatu peristiwa sejarah, tetapi tidak terlibat langsung. Manusia memiliki kedudukan penting dalam sejarah, yaitu sebagai objek dan subjek sejarah. Pernyataan Peter Carey menulis buku berjudul Takdir tentang riwayat Pangeran Diponegoro menunjukkan kedudukan manusia sebagai subjek sejarah. Hal tersebut tampak dari Peter Carey sebagai sejarawan yang menyajikan hasil kajian dan pemikirannya mengenai riwayat Pangeran Diponegoro dalam bentuk buku. Kisah Sejarah tidak mungkin ada tanpa sejarawan yang meneliti suatu peristiwa. Inilah yang menunjukkan kedudukan manusia sebagai subjek sejarah. Manusia sebagai subjek sejarah berarti manusia sebagai pembuat dan penutur kisah sejarah. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A. Semoga membantu ya :)