Jongdi J

14 Mei 2022 01:09

Iklan

Iklan

Jongdi J

14 Mei 2022 01:09

Pertanyaan

Kami mendapatkannya dari kebun di seberang sungai. Para petani di sana baik hati. mereka tak akan mengusir atau melukaimu jika kau hanya mengambil buah yang sudah terjatuh ke tanah. Si m o n y e t segera menuju kebun di seberang sungai. Karena sifatnya yang rakus, ia memakan semua buah anggur di kebun itu, baik yang sudah jatuh ke tanah maupun yang masih menggantung. Di suatu hari petani melihat perilaku m o n y e t tersebut. Petani sangat marah dan setelah kejadian itu petani selalu mengusir semua b i n a t a n g yang datang ke kebunnya. Akibat dari kerakusan m o n y e t, burung-burung pun menjadi marah. Temukan sebab konflik yang terdapat dalam kutipan tersebut!


2

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

N. Misgiarti

21 Mei 2022 00:20

Jawaban terverifikasi

Jawaban yang benar adalah konflik disebabkan oleh sifat rakus monyet yang memakan semua buah anggur di kebun. Soal menanyakan sebab konflik pada kutipan tersebut. Jawabannya dapat ditemukan pada kalimat: -Karena sifatnya yang rakus, ia memakan semua buah anggur di kebun itu, baik yang sudah jatuh ke tanah maupun yang masih menggantung. -Akibat dari kerakusan monyet, burung-burung pun menjadi marah. Berdasarkan kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik disebabkan oleh sifat rakus monyet. Jadi, jawaban yang benar adalah konflik disebabkan oleh sifat rakus monyet yang memakan semua buah anggur di kebun.


Iklan

Iklan

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

604

0.0

Jawaban terverifikasi