Yudhistira Y

12 September 2022 10:53

Iklan

Yudhistira Y

12 September 2022 10:53

Pertanyaan

Judul : Laskar Pelangi Durasi : 125 menit Sutradara : Riri Riza Prosedur : Mira Lesmana Cerita diawali dengan lkal besar (Lukman Sardi) berkunjung ke kampung halamannya di Belitong. Narasi lkal kemudian mengantar kita ke kenangan masa kecilnya, jauh ketika pertama kali lkal masuk sekolah SD Muhammadiyah. Saat itu, ia memakai sepatu lungsuran kakaknya yang berwarna pink centil. Seperti di bukunya, di awal film penonton sudah disodori dengan kegelisahan mengenai apakah anak-anak Belitong ini bisa sekolah. Jumlah mereka masih sembilan orang. Padahal, dibutuhkan sepuluh orang untuk bisa membuka sekolah tersebut di tahun ajaran itu. Lalu dengan begitu dramatis, datanglah Harun, siswa terakhir SD Muhammadiyah Belitong. Sang siswa penentu itu digambarkan berlari-lari ke sekolah melintasi padang rumput dengan kaos kaki panjangnya yang berwarna merah diiringi dengan teriakan sang ibu yang mengejar di belakangnya, "Harun ... Harun ... Harun .. “lbu Mus, Guru SD Muhammadiyah yang diperankan Cut Mini itu kemudian tersenyum lega. Narasi lkal kemudian mengajak kita untuk melompat ke lima tahun kemudian. Cerita pun bergulir. Di awal-awal, sepertinya Riri Riza berusaha memperkenalkan terlebih dahulu Sang Laskar Pelangi yang terdiri dari lkal, Lintang, Mahar, A Kiong, Kucai, Syahdan, Borek, Trapani, Sahara, dan Harun. Setelah itu, cerita pun mengalir ke peristiwa demi peristiwa. Dalam hal ini, Riri Riza berusaha untuk memasukkan semua plot-plot cerita yang ada. Namun sayangnya, ia harus bersaing dengan durasi. Oleh karena itu, seringkali ditemukan plot-plot yang seakan-akan dipaksakan untuk masuk. Episode-episode "dibuang sayang" di dalam film yang sebenarnya apabila ditiadakan tidak akan mengurangi keutuhan cerita film tersebut tetapi tetap masuk. Misalnya, cerita mengenai Flo yang kabur hanya ditampilkan sekitar 1 menit. Bagi penonton yang belum pernah membaca bukunya akan bingung mengenai asal episode tersebut. Ada juga bagian yang hilang. Contohnya di karnaval, penonton yang tidak membaca novelnya tidak akan tahu bahwa "keberingasan" tarian Laskar Pelangi disebabkan oleh buah penyebab gatal-gatal luar biasa yang dikalungkan di leher anak-anak itu. Kenyataan bahwa mereka kegatalan karena buah itu baru diungkit di episode lain di mana salah satu anak laskar pelangi memberikan celetukan tentang itu. Menurut saya itu tidak cukup, karena sebenarnya kejeniusan akal Mahar terletak di episode tersebut. Namun, sesungguhnya hal ini dapat dipahami mengingat bahwa novel Laskar Pelangi memuat 534 halaman. Cukup tebal untuk dimasukkan ke dalam film berdurasi 2 jam lebih 5 menit. Sebelumnya, saya bahkan sempat mendengar bahwa film itu awalnya berdurasi hampir 3 jam, namun banyak yang kemudian diedit karena pihak 21 hanya memberikan maksimal durasi 2 jam saja. Di sisi lain, banyak yang istimewa di film ini. Pertama, sinematografinya mantap! Yadi Sugandi berhasil memperlihatkan kepada penonton indahnya alam Belitong, shot-shot-nya pun benar-benar breathtaking. Secara teknis, film ini dikerjakan dengan rapi dan tidak terkesan asal jadi. Kedua, casting yang hebat! chemistry pemeran "Laskar Pelangi" benar-benar "dapet”. Konon, mereka adalah anak-anak Belitong asli yang tidak pernah punya pengalaman akting sama sekali, namun di filmnya mereka terlihat begitu wajar, natural, dan tidak dibuat-buat Saya betul-betul kagum dengan mereka. Hampir kebanyakan dari mereka benar-benar seperti yang ada di bayangan saya. Ketiga, skrip yang bagus, Salman Aristo berhasil mengadaptasi novel Andrea Hirata menjadi sebuah movie script yang menarik dan lucu. Dramatisasi di adegan-adegan tertentu berhasil membuat penonton tertawa terbahak-bahak. Contohnya dalam adegan lkal melihat tangan A Ling dan jatuh bunga-bunga merah seroja dari langit menghiasi wajah lkal yang apabila meminjam istilah Lintang, "keracunan kuku". Selanjutnya, saat lkal berhasil melihat mata A Ling, ia seakan-akan berlari-lari di hamparan bunga yang menyambut hati yang sedang berbunga-bunga. Ada juga saat Mahar menghibur hati lkal dengan menyanyikan lagu melayu sambil diiringi koor para Laskar Pelangi lainnya. Memang tidak sesuai sama persis dengan apa yang di buku, tapi dramatisasi itu terbukti berhasil. Adegan Lintang dengan buaya pun dapat dikatakan berhasil. Apabila tulisan di Kompas mengenai "Laskar Pelangi" mengeluhkan tentang adegan ini yang berkesan diulang-ulang, saya berpikir sebaliknya. Adegan-adegan buaya masuk air dan buaya lewat memang diperlukan, untuk memperlihatkan keseharian Lintang yang harus bertemu buaya dalam perjalanan datang ke dan pulang dari sekolah. Adegan bertemu buaya menjadi dramatis ketika Lintang harus cepat-cepat datang ke Iomba cerdas cermat Buaya itu berhenti di tengah-tengah lengkap dengan memperlihatkan gigi-gigi tajamnya. Poin hebat keempat adalah art director-nya, latar dan properti disiapkan dengan matang dan tanpa cela. Benar-benar keljhatan seperti kompleks perusahaan timah era akhir 70-an. Namun sayangnya, tidak seperti di bukunya, film ini kurang memperlihatkan marjinalisasi dan kesenjangan ekonomi antara lokasi perusahaan (yang dalam bukunya digambarkan dibatasi dengan tembok beton yang angkuh) dengan desa-desa di sekitarnya. Memang hal ini terlihat pada adegan Laskar Pelangi numpang ujian di SD PN. Namun, menurut saya masih kurang dan isu kesenjangan ini masih bisa diangkat sedikit lagi. Poin hebat kelima dan terakhir adalah soundtrack-nya, Miles Production memang paling piawai dalam hal meramu film dengan musik. Sebut saja "Sherina” "AADC” "Garasi” dan "3 Hari untuk Selamanya"; saat ini dalam "Laskar Pelangi” Nidji yang kebagian menciptakan dan menyanyikan lagu temanya. Bukan Nidji saja, namun di bawah Miles Music, Miles memproduksi album soundtrack"Laskar Pelangi" yang juga diisi oleh Sherina, Gita Gutawa, Garasi, Ipang, Float, Aksan Sjuman, dan lain-lain. lntinya, menurut saya film ini layak ditonton. Ajak keponakan, suami, istri, pacar, ayah, ibu, mertua, kakak, adik, anak, guru, murid, pokoknya ajak semua. Film bermutu ini tergolong lintas batas usia. Ayo, ayo! Nonton "Laskar Pelangi"! Menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga bersyukurlah pada Yang Kuasa Cinta kita di dunia Selamanya. (Ost.Laskar Pelangi/Nidji) Sumber: http://mimihitam.wordpress.com dengan pengubahan. 5. Pesan moral yang disampaikan dalam Film "Laskar Pelangi" adalah .... a. kebersamaan dalam mencapai cita-cita b. berjuanglah apabila ingin sekolah c. kebersamaan dan perjuangan dalam mencapai cita-cita d. jangan iri hati dengan keadaan orang lain yang lebih beruntung

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

02

:

38

:

11

Klaim

2

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

A. Yuliati

Mahasiswa/Alumni STKIP PGRI PASURUAN

26 Oktober 2022 05:09

Jawaban terverifikasi

Jawaban untuk soal ini adalah C. Teks ulasan adalah teks yang memberikan penilaian terhadap suatu karat, buku, dan film. Salah satu unsur yang dapat dianalisis dalam teks ulasan adalah pesan moral yang terdapat pada puisi, buku, novel, atau film. Berdasarkan uraian di atas, pesan moral yang disampaikan dalam Film "Laskar Pelangi" adalah kebersamaan dan perjuangan dalam mencapai cita-cita, dibuktikan pada kutipan "Jumlah mereka masih sembilan orang. Padahal, dibutuhkan sepuluh orang untuk bisa membuka sekolah tersebut di tahun ajaran itu. Lalu dengan begitu dramatis, datanglah Harun, siswa terakhir SD Muhammadiyah Belitong." Jadi, jawaban yang tepat adalah C.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

1. Sejak kecil kau telah akrab dengan lingkungan sekolah ini karena sering diajak ibumu kemari. Tak heran ketika sudah waktunya untuk masuk sekolah, kau begitu **supel** dan teman-temanmu pun sudah banyak. Mereka umumnya murid-murid yang pernah diajar ibumu waktu kelas satu. Sedangkan aku? Aku waktu itu baru saja pindah ke kota kecil ini. Makna kata bercetak tebal dalam kutipan cerpen tersebut adalah .... A. ramah C. santun B. sopan D. baik

81

5.0

Jawaban terverifikasi

Teks berikut untuk soai nomor 4. 1) Ilmuwan di berbagai belahan dunia berkejaran dengan waktu untuk menciptakan vaksin guna mengatasi virus Corona jenis baru. Vaksin perlu segera diciptakan karena kematian akibat virus Corona yang terus bertambah dan penyebaran virus yang kian meluas. 2) Pada Jum'at (7-2-2020), Komisi Kesehatan Nasional Cina mencatat jumlah kematian akibat virus Corona baru telah mencapai 636 kasus, sedangkan jumlah warga yang terinfeksi menjadi 31.161 kasus. Kasus terbanyak terjadi di Hubei, Cina, tempat vi kesehatan du niairus pertama muncul. Selain di Cina, virus itu kini telah menyebar ke lebih dari 25 negara. 3) Para ilmuwan bekerja dalam kecepatan penuh untuk menemukan vaksin bagi virus Corona baru atau penyakit pernapasan akut 2019-nCOV. Sebagai pusat epidemic, ilmuwan Cina berupaya menemukan vaksin bagi virus itu. Perkembangan terbaru adalah mereka menciptakan peta genetik virus. 4) Ilmuwan dari Australia, Kanada, hingga Prancis ikut menciptakan berbagai jenis inokulasi bersama sejumlah perusahaan biotek dan vaksin. Beberapa waktu lalu, Kepala Laboratorium Identifikasi Virus dari Institut Peter Doherty untuk Infeksi dan kekebalan, Melbourne, Julian Druce, menyatakan mereka mengembangkan virus Corona versi laboratorium dari tubuh pasien yang terinfeksi untuk uji coba. Tanggapan yang sesuai dengan berita tersebut adalah ... A. Pemerintah Australia telah tanggap menghadapi serangan virus Corona dengan menemukan vaksin virus tersebut. B. Para ilmuan perlu segera mempelajari virus corona yang menjadi masalah besar bagi kesehatan dunia karena persebarannya sangat cepat. C. Masyarakat perlu mawas diri dan menjaga kesehatan dalam menghadapi serangan virus corona yang mulai menyebar di Indonesia, D. Virus corona menjadi masalah besar bagi kesehatan manusia.

33

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan