Shesar V

09 Oktober 2024 04:02

Iklan

Shesar V

09 Oktober 2024 04:02

Pertanyaan

Jika periode Senin s.d. Rabu seorang pembeli baru mengetahui bahwa ia telah mendapat diskon 20% pada pukul 10.00 - 13.00, ia harus kembali membeli makanan itu untuk mendapatkan diskon 20% pada periode .... A. Kamis s.d. Sabtu pukul19.00 - 22.00 B. Kamis s.d. Sabtu pukul16.00 - 19.00 C. Kamis s.d. Sabtu pukul 10.00 - 13.00 D. Minggu pukul13.00 - 16.00 E. Minggu pukul19.00 - 22.00

alt

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

13

:

29

:

27

Klaim

5

0


Empty Comment

Belum ada jawaban 🤔

Ayo, jadi yang pertama menjawab pertanyaan ini!

Mau jawaban yang cepat dan pasti benar?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Temukan jawabannya dari Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Mari kita cermati berita berikut! Minggu, 3 Januari 2010 15:42 WIB Kuningan (ANTARA News) - Lima pendaki asal desa Gempol, Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang tidak berpengalaman, dilaporkan tersesat di Gunung Ciremai Mujuri, salah seorang orangtua dari kelima pendaki yang tersesat saat menunggu di Pos pendakian Linggarjati Kuningan, Minggu, kepada wartawan mengatakan, anaknya berangkat dari Rajagaluh Kamis (31/12/2009) bersama empat temannya yang masih tetangganya. Menurut Mujuri, kelima pendaki yang tersesat itu adalah Budiman (25), Muha (22), Wahyu(17), Nila (18), dan Maskom (22). "Mereka sangat minim pengalaman mendaki gunung. Mereka hanya modal nekat tanpa memperhitungkan akibatnya," katanya. Kabar terakhir dari anaknya yang diterima Mujuri melalui layanan pesan singkat (SMS) menyebutkan bahwa mereka berada di puncak gunung sebelah Utara diperkirakan di daerah Paniis, Mandirancan. Tiga diantara mereka sekarang sakit, persediaan makanan sudah habis, tidak membawa obat-obatan, sementara perlengkapan pendakian juga minim Sukardi, seorang penjaga di Pos Pendakian Linggarjati mengaku, kelima orang itu mendaki tidak melalui pos resmi sehingga pihaknya sulit mengetahui identitas dan posisi para pendaki. "Pengelola telah menyediakan tiga Pos Pendakian resmi, seperti pintu masuk utama Pos Pendakian Linggarjati, Palutungan, dan Apuy Majalengka. Dari ketiga pos itu, Apuy yang sering ditutup karena kabutnya tebal sehingga berbahaya bagi pendaki," katanya. Cuaca saat ini sangat buruk di puncak gunung, sering hujan deras, serta sering diselimuti kabut tebal yang membahayakan pendaki, terlebih yang tanpa dibekali perlengkapan memadai, katanya. "Pendaki amatir lokal sering masuk ke jalur tidak resmi itu, sangat berbahaya selain tidak diketahui identitasnya, waktu di atas puncak gunung keberadaan mereka tidak jelas," katanya Terkait tersesatnya lima pendaki tersebut, 19 orang anggota Tim SAR sudah dikerahkan. Rombongan pertama SAR sudah diberangkatkan Sabtu kemarin pukul 16.00 WIB. Rombongan kedua berangkat pada hari yang sama sekitar pukul 24.00 WIB, sedangkan rombongan ketiga diberangkatkan hari ini pukul 00.00 WIB berjumlah 11 orang, 9 diantaranya dari Cirebon dan dua orang dari Pengelola Pendakian Gunung Ciremai Berdasarkan teks berita di atas tulislah unsur berita "When (kapan)" dari teks berita di atas!

1

5.0

Jawaban terverifikasi

"Pro dan Kontra Konsep Full Day School di Indonesia" Muhadjir Effendy selaku Mendikbud baru menggagas sistem belajar full day school untuk tingkat SD dan SMP. Ide ini diterapkan dengan tujuan agar siswa mendapat pendidikan karakter dan pengetahuan umum di sekolah. Sesuai dengan pesan dari presiden bahwa kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah ketika dua aspek bagi siswa terpenuhi. Untuk jenjang SD 80% pendidikan karakter dan 20% untuk pengetahuan umum, sedangkan SMP 60% pendidikan karakter dan 40% untuk pengetahuan umum. Gagasan ini pun mendapat respons baik pro maupun kontra dari beberapa pihak. Menurut Mendikbud, maksud dari full day school adalah pemberian jam tambahan. Namun, pada jam tambahan ini siswa tidak akan dihadapkan dengan mata pelajaran yang membosankan. Kegiatan yang dilakukan setelah jam belajar-mengajar di kelas adalah ekstrakurikuler (ekskul). Dari kegiatan ekskul ini, diharapkan dapat melatih 18 karakter, beberapa di antaranya jujur, toleransi, disiplin, hingga cinta tanah air. "Usai belajar setengah hari, hendaknya para siswa tidak langsung pulang ke rumah, tetapi dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan dan membentuk karakter, kepribadian, serta mengembangkan potensi mereka," kata Muhadjir. Dengan demikian, kemungkinan siswa ikut arus pergaulan negatif akan sangat kecil karena berada di bawah pengawasan sekolah. Pertimbangan lainnya adalah faktor hubungan antara orang tua dan anak. "Antara jam 13.00 sampai jam 17.00 kita nggak tahu siapa yang bertanggung jawab pada anak karena sekolah juga sudah melepas, sementara keluarga belum ada," pungkas beliau menambahkan. Kalau siswa tetap berada di sekolah, mereka bisa sambil menyelesaikan tugas sekolah sampai orang tuanya menjemput sepulang kerja. Setelah itu, siswa bisa pulang bersama orang tua dan selanjutnya aman di bawah pengawasan orang tua. Program full day school dianggap dapat membantu guru untuk mendapatkan durasi jam mengajar sebanyak 24 jam/minggu. Ini merupakan salah satu syarat untuk lolos proses sertifikasi guru. "Guru yang mencari tambahan jam belajar di sekolah nanti akan mendapatkan tambahan jam itu dari program ini," tambahnya. Kalau pada akhirnya diterapkan, dalam sepekan sekolah akan libur dua hari, yakni Sabtu dan Minggu sehingga, ini akan memberikan kesempatan tinggi bagi siswa bisa berkumpul lebih lama dengan keluarga. "Peran orang tua juga tetap penting. Di hari Sabtu dapat menjadi waktu keluarga. Dengan begitu, komunikasi antara orang tua dan anak tetap terjaga dan ikatan emosional juga tetap terjaga," ujar Muhadjir. Namun, rencana ini juga menuai berbagai respons. Sebagian pihak yang kurang setuju berargumen bahwa tingkat konsentrasi setiap anak berbeda-beda. Bisa dikatakan, jenjang SD masih tergolong anak-anak yang mudah bosan. Selain itu, jika dilihat dari segi fisik juga kurang baik untuk kesehatan. Siswa masih butuh istirahat yang cukup di rumah agar konsentrasi juga lebih maksimal. Lalu dari segi sosial dan geografis, daerah pelosok nampaknya belum cocok menjalankan full day school. Mayoritas orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, buruh, dan sebagainya. Nah, orang tua pun membutuhkan anaknya untuk membantu mereka menyelesaikan pekerjaan sepulang sekolah. Misalnya, bercocok tanam, menjahit, menjaga adik, dan sebagainya. Membantu ini juga merupakan bagian dari pembentukan karakter dan meningkatkan kemampuan anak di rumah. Berbeda dengan orang tua di perkotaan yang sebagian besar adalah pekerja kantoran. Kemungkinan jarang bertemu dan berinteraksi dengan anak secara langsung akibat kesibukan sangat besar. Ketua Dewan Pembina Komnas Anak, Seto Mulyadi juga mendukung rencana full day school dapat diterapkan selama tidak memasung hak anak, seperti hak bermain, hak beristirahat, dan hak berekreasi. Pada prinsipnya, sekolah harus ramah anak demi yang terbaik buat mereka. Full day school tidak bisa disamaratakan dalam pelaksanaannya. Jangan sampai anak menjadi stres karena pengemasannya yang tidak tepat. Selain itu, banyak juga yang meresahkan kesejahteraan guru swasta di Indonesia. Gaji masih jauh di bawah upah minimum. Bahkan karena hal tersebut, banyak yang bekerja sambilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, juga mengejar jam pelajaran ke sekolah-sekolah lain. Kalau full day school, otomatis guru juga ada di sekolah secara penuh. Konsep ini juga bergantung pada sarana dan prasarana pendukung. Seperti fasilitas sekolah dan regulasi lain yang bisa jadi pengokoh. Coba bayangkan kalau siswa harus berlama-lama di sekolah yang fasilitasnya kurang memadai! Bukan karakter yang akan berkembang, namun jenuh bahkan stres yang didapat. Hingga kini, full day school masih dalam pengkajian. Juga, disosialisasikan di berbagai sekolah, mulai pusat hingga ke daerah-daerah sambil melihat respons masyarakat. Masukan dari masyarakat juga akan menyempurnakan program pendidikan yang akan dicanangkan. Jika nanti ditemukan lebih banyak kelemahan maka program ini tidak akan dijalankan. Mungkin jika dikemas dengan tepat dan ramah anak, konsep ini dapat berjalan dengan baik. Sarana menunjang, tenaga pendidik yang berkualitas, tidak menyamaratakan seluruh jenjang dan geografis, serta kemajuan teknologi pendidikan pun dapat memaksimalkan fungsi untuk memajukan sekolah ke depannya. Kombinasi antara fasilitas dan sistem pendidikan dapat menjalankan peran fungsinya secara efektif Dengan demikian, label full day school tidak sebatas pada namanya saja. Namun dibuktikan dengan proses pendidikan yang dikelola sesuai dengan tujuan dan amanah undang-undang. 7. Data apa yang digunakan untuk mendukung argumen kontra tersebut?

60

4.5

Jawaban terverifikasi

Iklan

"Pro dan Kontra Konsep Full Day School di Indonesia" Muhadjir Effendy selaku Mendikbud baru menggagas sistem belajar full day school untuk tingkat SD dan SMP. Ide ini diterapkan dengan tujuan agar siswa mendapat pendidikan karakter dan pengetahuan umum di sekolah. Sesuai dengan pesan dari presiden bahwa kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah ketika dua aspek bagi siswa terpenuhi. Untuk jenjang SD 80% pendidikan karakter dan 20% untuk pengetahuan umum, sedangkan SMP 60% pendidikan karakter dan 40% untuk pengetahuan umum. Gagasan ini pun mendapat respons baik pro maupun kontra dari beberapa pihak. Menurut Mendikbud, maksud dari full day school adalah pemberian jam tambahan. Namun, pada jam tambahan ini siswa tidak akan dihadapkan dengan mata pelajaran yang membosankan. Kegiatan yang dilakukan setelah jam belajar-mengajar di kelas adalah ekstrakurikuler (ekskul). Dari kegiatan ekskul ini, diharapkan dapat melatih 18 karakter, beberapa di antaranya jujur, toleransi, disiplin, hingga cinta tanah air. "Usai belajar setengah hari, hendaknya para siswa tidak langsung pulang ke rumah, tetapi dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan dan membentuk karakter, kepribadian, serta mengembangkan potensi mereka," kata Muhadjir. Dengan demikian, kemungkinan siswa ikut arus pergaulan negatif akan sangat kecil karena berada di bawah pengawasan sekolah. Pertimbangan lainnya adalah faktor hubungan antara orang tua dan anak. "Antara jam 13.00 sampai jam 17.00 kita nggak tahu siapa yang bertanggung jawab pada anak karena sekolah juga sudah melepas, sementara keluarga belum ada," pungkas beliau menambahkan. Kalau siswa tetap berada di sekolah, mereka bisa sambil menyelesaikan tugas sekolah sampai orang tuanya menjemput sepulang kerja. Setelah itu, siswa bisa pulang bersama orang tua dan selanjutnya aman di bawah pengawasan orang tua. Program full day school dianggap dapat membantu guru untuk mendapatkan durasi jam mengajar sebanyak 24 jam/minggu. Ini merupakan salah satu syarat untuk lolos proses sertifikasi guru. "Guru yang mencari tambahan jam belajar di sekolah nanti akan mendapatkan tambahan jam itu dari program ini," tambahnya. Kalau pada akhirnya diterapkan, dalam sepekan sekolah akan libur dua hari, yakni Sabtu dan Minggu sehingga, ini akan memberikan kesempatan tinggi bagi siswa bisa berkumpul lebih lama dengan keluarga. "Peran orang tua juga tetap penting. Di hari Sabtu dapat menjadi waktu keluarga. Dengan begitu, komunikasi antara orang tua dan anak tetap terjaga dan ikatan emosional juga tetap terjaga," ujar Muhadjir. Namun, rencana ini juga menuai berbagai respons. Sebagian pihak yang kurang setuju berargumen bahwa tingkat konsentrasi setiap anak berbeda-beda. Bisa dikatakan, jenjang SD masih tergolong anak-anak yang mudah bosan. Selain itu, jika dilihat dari segi fisik juga kurang baik untuk kesehatan. Siswa masih butuh istirahat yang cukup di rumah agar konsentrasi juga lebih maksimal. Lalu dari segi sosial dan geografis, daerah pelosok nampaknya belum cocok menjalankan full day school. Mayoritas orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, buruh, dan sebagainya. Nah, orang tua pun membutuhkan anaknya untuk membantu mereka menyelesaikan pekerjaan sepulang sekolah. Misalnya, bercocok tanam, menjahit, menjaga adik, dan sebagainya. Membantu ini juga merupakan bagian dari pembentukan karakter dan meningkatkan kemampuan anak di rumah. Berbeda dengan orang tua di perkotaan yang sebagian besar adalah pekerja kantoran. Kemungkinan jarang bertemu dan berinteraksi dengan anak secara langsung akibat kesibukan sangat besar. Ketua Dewan Pembina Komnas Anak, Seto Mulyadi juga mendukung rencana full day school dapat diterapkan selama tidak memasung hak anak, seperti hak bermain, hak beristirahat, dan hak berekreasi. Pada prinsipnya, sekolah harus ramah anak demi yang terbaik buat mereka. Full day school tidak bisa disamaratakan dalam pelaksanaannya. Jangan sampai anak menjadi stres karena pengemasannya yang tidak tepat. Selain itu, banyak juga yang meresahkan kesejahteraan guru swasta di Indonesia. Gaji masih jauh di bawah upah minimum. Bahkan karena hal tersebut, banyak yang bekerja sambilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, juga mengejar jam pelajaran ke sekolah-sekolah lain. Kalau full day school, otomatis guru juga ada di sekolah secara penuh. Konsep ini juga bergantung pada sarana dan prasarana pendukung. Seperti fasilitas sekolah dan regulasi lain yang bisa jadi pengokoh. Coba bayangkan kalau siswa harus berlama-lama di sekolah yang fasilitasnya kurang memadai! Bukan karakter yang akan berkembang, namun jenuh bahkan stres yang didapat. Hingga kini, full day school masih dalam pengkajian. Juga, disosialisasikan di berbagai sekolah, mulai pusat hingga ke daerah-daerah sambil melihat respons masyarakat. Masukan dari masyarakat juga akan menyempurnakan program pendidikan yang akan dicanangkan. Jika nanti ditemukan lebih banyak kelemahan maka program ini tidak akan dijalankan. Mungkin jika dikemas dengan tepat dan ramah anak, konsep ini dapat berjalan dengan baik. Sarana menunjang, tenaga pendidik yang berkualitas, tidak menyamaratakan seluruh jenjang dan geografis, serta kemajuan teknologi pendidikan pun dapat memaksimalkan fungsi untuk memajukan sekolah ke depannya. Kombinasi antara fasilitas dan sistem pendidikan dapat menjalankan peran fungsinya secara efektif Dengan demikian, label full day school tidak sebatas pada namanya saja. Namun dibuktikan dengan proses pendidikan yang dikelola sesuai dengan tujuan dan amanah undang-undang. 2. Sebuah teks disusun/ditulis dengan tujuan tertentu. Apa tujuan penulisan teks berjudul "Pro dan Kontra Konsep Full Day School di Indonesia" tersebut?

2

0.0

Jawaban terverifikasi

Kelas IX SMP Kelas IX ada di mana saatnya muncul rasa bosan dan malas untuk belajar Kata malas dan bosan untuk belajar adalah kata yang tepat buat Alex, siswa SMP S. Pembda 2 Gunungsitoli dia berpikir selama 2 tahun di SMP S Pembda 2 Gunungsitoli, setiap harinya yang ia lakukan ialah pergi ke sekolah, Ketemu beberapa guru yang membosankan, belajar itu pun kalau ta sungguh-sungguh belajar, dan pulang, itulah menurutnya yang in lakukan selama 2 tahun di SMP, selama 2 tahun kelas VII dan Kelas VIII ia menghadapinya dengan biasa-biasa saja. Tetapi di kelas IX rasa bosan dan malas untuk belajar mulai muncul, mulai dari gak belajar, langgar peraturan sekolah, gak ngerjain tugas dan tidak serius untuk belajar, ia berkata bahwa "untuk apa belajar ujung-ujungnya yang juara pertama hanya satu orang" kata Alex. Menurutnya di kelas IX juga ia bebas sepuasnya, karena ia berpikir ia sudah bias mandiri sendiri mulai dari membentuk Club futsal dan ikut Organisasi yang gak jelas Hari Rabu adalah saatnya apel pagi bagi seluruh siswa SMP Pembda 2 Gunungsitoli, arahan bapak kepala sekolah bahwa minggu depan siswa-siswi SMP akan mengadakan UTS (Ujian Tengah Semester). Alex senang karena minggu depan cepat pulang berhubung karena UTS di balik itu juga ia sudah siap bertempur untuk menghadapi UTS, dengan berbagai taktik yang ia lakukan untuk UTS akan segera ia lakukan. Mulai dari menulis kecil-kecil di sobekan kertas dan menggulungnya kecil-kecil agar tidak ketahuan pengawas ketilca berlangsungnya UTS. Semua taktik yang ia lakukan telah siap untuk bertempur melawan UTS, setiap malam Alex tidak belajar melainkan main game COC yang lagi nge zaman pada saat itu UTS pada hari Senin dimulai, Alex terlambat ke sekolah karena terlalu malam tidur akibat main game ia diproses selama 10 menit oleh pengawas ujian pada saat itu, setelah itu ia duduk dan mengerjakan soal, ia memakai rencana yang ia susun ia mulai mengambil sebua bola dari gulungan sobekan kertas di celananya, rencananya pun berhasil pada hari pertama Pada hari kedus. UTS. Alex terlambat lagi ke sekolah karena terlalu malam tidur akibat main game ia diproses selama 20 menit oleh ibu wakil kepala sekolah yang terkenal dengan mulutnya yang sangat cerewet dan sering ia juluki dengan Saptpol PP PolPep), setelah itu ia duduk di bangku setelah diproses, ia pun melakukan taktik yang ia lakukan sama dengan pada iri pertama, ia harus berhati-hati Karena satpol PP (PolPep) sedang mengawas, ia sadar bahwa ia tidak membawa pensil ia pun meminjam kepada temannya yang jauh dari bangkunya sekitar 5 meter dari kursinya, ia pun ketahuan dan satpol pp pun member din teguran pertama kalau sudah teguran kedua ia pun dikeluarkan, ia pun berhasil meminjam pensil ia pun kembali melakukan taktiknya semula tetapi itu semua berhasil, ia ketahuan karena membawa contekan ia pun dikeluarkan selama 1 pelajaran yang diUTSkan, dan selanjutnya di les ke 4, 5 ia pun memakai taktiknya lagi sehingga berhasil Besoknya orangtuanya datang ke sekolah karena perbuatannya kemarin yang buruk, ia pun dimarahi besar-besar oleh orangtuannya sehingga ia membuat perjanjian kepada orangtuanya bahwa kalau ia memakai contekan lagi ia tidak akan sekolah lagi janjinya pun ia turuti ia focus belajar dan tidak main game sehingga ia pun tidak memakai contekan besoknya Pada hari ketiga ia tidak terlambat lagi, di sisi lain juga ada temanya yang juga membawa contekan, ia pun tertawa pada dirinya sendiri, UTS pun berlangsung ia tidak lagi memakai contekan melainkan dari hasil otaknya sendiri, ia pun mengerjakannya denga serius. Hari demi hari selama UTS ia focus belajar berhubung karena UTS. UTS pun selesai dalam 6 hari. ia sang senang karena nilainya semua rata-rata 95 keatas kecuali 4 mata pelajaran ketika ia 1 mata pelajaran ia dikeluarkan dan 3 mata pelajaran yang ia pakai contekan. Ia pun menyadari bahwa kalau belajar kita mendapat hasil yang biak, tetapi ketika kita curang kita akan mendapat nilai yang buruk pikir Alex. alex pun bertekad untuk focus belajar dan tidak main game lagi. Cerpen Karangan: Amati Eltriman Hulu SMP S.Pembda 2 GUNUNGSITOLT/2014-2017 Tuliskan latar (setting) suasana yang terdapat di dalam cerpen di atas!

1

0.0

Jawaban terverifikasi