Grimonia O

13 Februari 2022 04:19

Iklan

Grimonia O

13 Februari 2022 04:19

Pertanyaan

Jelaskan tentang perang saudara Republik Afrika Tengah 1. Apa latar belakang terjadinya konflik tersebut? 2. Bagaimana jalannya konflik tersebut? 3. Siapa saja tokoh yang berperan dalam konflik tersebut? 4. Bagaimana akhir dari konflik tersebut?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

15

:

39

:

49

Klaim

1

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

P. Rafika

09 Maret 2022 23:33

Jawaban terverifikasi

Halo Grimonia O., kakak bantu jawab ya. Pertikaian antar etnis dan konflik sektarian di Afrika Tengah yang diiringi pertumpahan darah berlangsung sejak 2003 sampai 2007, kemudian meletus kembali sejak 2012 sampai sekarang. Untuk lebih detailnya, yuk simak penjelasan berikut. Latar belakang konflik Konflik etnopolitik di Republik Afrika Tengah merupakan dampak dari sejarah yang panjang sejak Republik Afrika Tengah meraih kemerdekaannya dari Prancis. Dalam perjalanan perpolitikan di Republik Afrika Tengah, pemerintah telah dianggap gagal dalam mensejahterakan penduduknya, dimana masih banyak terjadinya disintegrasi ekonomi, politik dan sosial. Bukan hanya itu saja, tapi juga terdapat perpecahan antar etnis dan suku yang mendalam. Akibat terdapatnya perpecahan pada masyarakat, akhirnya membuat masyarakat terpecah menjadi dua kelompok antara Muslim dan Kristen. Kedua kelompok masyarakat ini masing-masing menciptakan kelompok bersenjata yang diciptakan untuk tujuan melindungi dan meraih kepentingan kelompok mereka sendiri. Kelompok tersebut adalah Seleka (muslim) dan Anti Balaka (Kristen). Berdasarkan pemaparan tersebut, konflik di Republik Afrika Tengah dilatarbelakangi oleh: 1. Adanya perbedaan agama 2. Perebutan sumber daya alam 3. Ketimpangan kesejahteraan Tokoh dalam konflik 1. Kelompok Seleka Kelompok “Seleka” berarti aliansi. Kelompok Seleka terbentuk atas ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat pada masa pemerintahan Presiden Francois Bozize. Kelompok Seleka merupakan Alisasi dari tiga kelompok yaitu: The Covention Patriotique da Salut du Kodro(CPSK) yang dipimpin oleh Mohammed Moussa Dhaffane, The Convention des Patriotes Pour la Justiceet la Paix (CPJP-Fondamentale) yang dipimpin oleh Noureddine Adam, dan The Union des Forces Democratiquess Pour le Rassemblement (UFDR) yang dipimpin oleh Michel Djotodia. Michel Djotodia dipilih untuk menjadi pemimpin kelompok Seleka. Pada 4 Agustus 2014 kelompok Seleka berganti nama menjadi Front démocratique du peuple centrafricain (FPRC), karena pada Januari 2014 Michel Djotodia Mudur dari kursi kepresidenan Republik Afrika Tengah. 2. Kelompok Anti Balaka Kelompok ini terbentuk akibat dari tindakan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh kelompok Seleka kepada masyarakat non-muslim. Kelompok ini terbentuk dari aliansi-aliansi kelompok pertahanan lokal dan mantan loyalis Francois Bozize (FACA dan mantan pengawal presiden). Kelompok Pertahanan lokal ini dahulu merupakan kelompok yang dibentuk dari kalangan-kalangan masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan animisme. Jalannya konflik Pada 11 Desember 2012, kelompok Seleka yang berasal dari bagian Utara Republik Afrika Tengah meluncurkan serangan bersenjata besar-besaran di Timur laut negara itu terhadap rezim Francois Bozize. Kelompok ini mendapat dukungan dari kelompok bersenjata yang berasal dari Chad. Mereka menguasai beberapa kota dan desa di timur dan maju hingga Sibut (180 km dari Bangui). 11 Januari 2013, setelah Seleka berhasil menguasai Bangui, Presiden Bozizé dan kelompok Seleka menandatangani Perjanjian Libreville untuk membentuk Pemerintah Kesatuan Nasional. 24 Maret 2013, Para pemberontak kelompok Seleka melanggar perjanjian dan melakukan kudeta terhadap Francois Bozize yang melarikan ke Kamerun, kemudian Michel Djotodia pemimpin kelompok Seleka memproklamirkan dirinya sebagai presiden, dan membubarkan Pemerintah Kesatuan Nasional dan Majelis Nasional, membekukan konstitusi dan mengumumkan bahwa dia akan memerintah dengan dekrit setidaknya selama tiga tahun. Selama periode ini, kelompok Seleka melakukan pelanggaran HAM terhadap penduduk sipil. Pada 13 April 2013, Karena mendapat tekanan dari Masyarakat Ekonomi Negara-negara Afrika Tengah (ECCAS), Dewan Transisi Nasional akhirnya didirikan dan Michel Djotodia ditunjuk satu-satunya kandidat sebagai Ketua Dewan transisi. 13 Juni 2013, Pemerintahan Persatuan Nasional yang Baru dibentuk. Michel Djotodia menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Presiden Transisi. Pada 18 Agustus 2013, Michel Djotodia secara resmi dilantik sebagai Kepala Negara Transisi dan berkomitmen untuk mengadakan pemilihan nasional dalam 18 bulan kemudian. 13 September 2013, Presiden Djotodia secara resmi membubarkan koalisi Seleka, tetapi pengumuman tentang pembubaran yang dilakukan Michel Djotodia tidak memiliki efek dalam hal mengakhiri pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Kelompok Seleka. Oleh karena keadaan ini, pada 5 Desember 2013, Anti Balaka mengoordinasi serangan ganas terhadap populasi Muslim di ibukota, di mana lebih dari 1.000 warga sipil meninggal. 10 Januari 2014, Michel Djotodia dan Perdana Menterinya Nicolas Tiangaye, dipaksa mengundurkan diri setelah mengikuti pertemuan ECCAS di N'Djamena. Setelah pengunduran diri Djotodia, pada 23 Januari Catherine Samba Panza pada ditunjuk oleh Dewan Transisi Nasional untuk mengantikan Michel Djotodia. Periode Januari sampai Maret 2014, pasca setelah Michel Djotodia mengundurkan diri, siklus pembalasan terhadap masyarakat muslim meningkat di Bangui dan dibarat daya negara itu. Serangan brutal oleh kelompok Anti Balaka memaksa puluhan ribu masyarakat Muslim untuk melarikan diri ke negara-negara tetangga. Penyelesaian konflik Penyelesaian konflik tersebut dimulai sejak 23 Juli 2014. Pihak-pihak yang berkonflik di Republik Afrika Tengah mengadakan pertemuan. Pertemuan tersebut didukung oleh Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso, untuk menandatangani Perjanjian Brazzaville membahas tentang Rekonsiliasi Nasional. Akan tetapi pada Oktober 2014, terjadi kembali gejolak kekerasan di sekitar Bangui, yang menyebabkan pembicaraan internasional. Mediator Denis Sassou Nguesso dan pihak-pihak di Republik Afrika Tengah yang terlibat dalam pertempuran telah mencapai suatu kesepakatan untuk mengadakan Forum di Bangui pada Januari 2015. Forum di Bangui sebagai bentuk usaha rekonsiliasi nasional. Kemudian pada akhir 2014, Kelompok Seleka mulai terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil akibat hasil dari perpecahan internal dan persaingan untuk memperebutkan wilayah-wilayah yang memiliki sumber daya alam. Oleh karena konflik internal Balaka dimulai penyelesaian internal Balaka. Pada 26 Januari 2015, diselenggarakan negosiasi antara milisi Anti Balaka yang diwakili oleh Joachim Kokate dan sebuah faksi bekas kelompok Seleka yaitu Front Populaire pour laRenaissance de Centrafrique (FPRC) yang dikepalai oleh Nourredine Adam dan Michel Djotodia di Nairobi. Pada pertemuan itu, ditandatangani perjanjian Nairobi yang didukung oleh Denis Sassou Nguesso. Perjanjian itu termasuk ketentuan tentang demobilisasi, pelucutan senjata dan reintegrasi (DDR), amnesti untuk semua pelaku pelanggaran dan pemindahan otoritas transisional saat ini. Otoritas transisional CAR dan komunitas internasional menolak kesepakatan karena mengecualikan mereka dari negosiasi dan merusak perjanjian yang ada. Selanjutnya pada 4-11 Mei 20115 diadakan Forum Rekonsiliasi Bangui . Sebanyak 600 peserta menyepakati serangkaian rekomendasi seputar empat tema: perdamaian dan keamanan, keadilan dan rekonsiliasi, pemerintahan dan pembangunan ekonomi dan sosial. Pada 10-11 Oktober 2015 puluhan pejuang FPRC berjalan dari timur laut bagian Republik Afrika Tengah ke kota Sibut (sekitar 160 kmBangui) mengancam otoritas transisional di Bangui, tetapi Pasukan internasional menghentikan perjalanan mereka menuju Bangui. Semoga membantu ya..


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Apakah benar NIBKD dan MBKS dibentuk guna menghadapi kekuatan Belanda? Jelaskan!

86

5.0

Jawaban terverifikasi