Jelaskan sejarah Parung priyayi

<p>Parung Priyayi, yang kini dikenal sebagai Desa Gelebak Dalam di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, memiliki sejarah yang kaya dan signifikan. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, wilayah ini dikenal sebagai Sri Kuto Parung Priyayi dan berfungsi sebagai sentra logistik kesultanan, khususnya dalam produksi padi. Luas area persawahan di daerah ini mencapai sekitar 1.000 hektar.</p><p>Keraton Kesultanan Palembang Darussalam</p><p>Menurut tradisi lisan, pemerintahan Marga Parung Priyayi berlangsung antara tahun 1795 hingga 1907, dipimpin oleh seorang Pasirah.</p><p>Repository Raden Fatah</p><p>Pada awal abad ke-20, tepatnya pada 7 Juli 1907, nama Sri Kuto Parung Priyayi secara resmi diubah menjadi Desa Gelebak Dalam oleh pemerintah kolonial Belanda.</p><p>Selain perannya dalam sektor pertanian, Parung Priyayi juga memiliki kekayaan budaya yang berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah. Potensi ini meliputi cerita rakyat, penemuan struktur kuno dari era klasik, dan tradisi ziarah yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.</p>