Anonim N

18 Agustus 2023 08:48

Iklan

Anonim N

18 Agustus 2023 08:48

Pertanyaan

Jelaskan sebab-sebab yang memunculkan pemberontakan PRRI dan Permesta !

Jelaskan sebab-sebab yang memunculkan pemberontakan PRRI dan Permesta !

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

07

:

16

:

10

Klaim

28

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Vincent M

Community

18 Agustus 2023 09:09

Jawaban terverifikasi

<p>Pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) dan Permesta (Perjuangan Semesta) adalah dua pemberontakan berskala besar yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1950-an. Kedua pemberontakan ini memiliki latar belakang dan penyebab yang berbeda, tetapi keduanya terkait dengan ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat dan faktor-faktor lainnya. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing pemberontakan:</p><p><strong>Pemberontakan PRRI (1957-1961)</strong>:</p><ul><li><strong>Sebab Ideologis</strong>: Pemberontakan ini memiliki akar ideologis, terutama karena adanya ketidakpuasan terhadap arah politik nasional yang diambil oleh pemerintahan pusat di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno. Para pemimpin pemberontakan, termasuk para militer dan sipil di Sumatra Barat dan Sumatra Selatan, merasa bahwa pemerintah cenderung mengarah ke sosialisme dan terlalu memusatkan kekuasaan di Jakarta.</li><li><strong>Konflik Kepentingan</strong>: Pemberontakan PRRI juga dipicu oleh masalah ekonomi dan politik di daerah-daerah yang terlibat. Beberapa pemimpin daerah merasa bahwa mereka kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat dalam hal pembangunan dan alokasi sumber daya.</li><li><strong>Kekhawatiran Terhadap Sentralisasi</strong>: Salah satu faktor utama adalah kekhawatiran terhadap sentralisasi kekuasaan di Jakarta, yang dianggap mengancam otonomi daerah. Sebagai tanggapan, beberapa daerah di Sumatra Barat dan Sumatra Selatan memberontak dengan tujuan memperoleh otonomi yang lebih besar.</li></ul><p><strong>Pemberontakan Permesta (1957-1961)</strong>:</p><ul><li><strong>Ketidakpuasan Terhadap Pemerintah Pusat</strong>: Permesta adalah gerakan pemberontakan yang berpusat di Sulawesi Utara. Salah satu faktor utama pemberontakan ini adalah ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak memperhatikan masalah ekonomi dan politik daerah tersebut.</li><li><strong>Konflik Etnis dan Politik</strong>: Permesta juga terkait dengan masalah etnis dan politik di Sulawesi Utara. Beberapa pemimpin setempat merasa bahwa mereka tidak diakui secara memadai dalam struktur politik nasional dan ingin memperoleh kendali lebih besar atas pemerintahan daerah mereka.</li><li><strong>Dukungan Asing</strong>: Beberapa pemimpin Permesta mendapatkan dukungan dari luar negeri, termasuk dukungan dari pemerintah Amerika Serikat. Dukungan ini mungkin juga memengaruhi dinamika pemberontakan ini.</li></ul><p>Kedua pemberontakan ini akhirnya berhasil diredam oleh pemerintah pusat dengan campur tangan militer. Pemberontakan PRRI dan Permesta adalah hasil dari kompleksitas politik dan ekonomi Indonesia pada masa itu, serta ketidakpuasan terhadap sentralisasi kekuasaan dan distribusi sumber daya antara pemerintah pusat dan daerah-daerah.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) dan Permesta (Perjuangan Semesta) adalah dua pemberontakan berskala besar yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1950-an. Kedua pemberontakan ini memiliki latar belakang dan penyebab yang berbeda, tetapi keduanya terkait dengan ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat dan faktor-faktor lainnya. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing pemberontakan:

Pemberontakan PRRI (1957-1961):

  • Sebab Ideologis: Pemberontakan ini memiliki akar ideologis, terutama karena adanya ketidakpuasan terhadap arah politik nasional yang diambil oleh pemerintahan pusat di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno. Para pemimpin pemberontakan, termasuk para militer dan sipil di Sumatra Barat dan Sumatra Selatan, merasa bahwa pemerintah cenderung mengarah ke sosialisme dan terlalu memusatkan kekuasaan di Jakarta.
  • Konflik Kepentingan: Pemberontakan PRRI juga dipicu oleh masalah ekonomi dan politik di daerah-daerah yang terlibat. Beberapa pemimpin daerah merasa bahwa mereka kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat dalam hal pembangunan dan alokasi sumber daya.
  • Kekhawatiran Terhadap Sentralisasi: Salah satu faktor utama adalah kekhawatiran terhadap sentralisasi kekuasaan di Jakarta, yang dianggap mengancam otonomi daerah. Sebagai tanggapan, beberapa daerah di Sumatra Barat dan Sumatra Selatan memberontak dengan tujuan memperoleh otonomi yang lebih besar.

Pemberontakan Permesta (1957-1961):

  • Ketidakpuasan Terhadap Pemerintah Pusat: Permesta adalah gerakan pemberontakan yang berpusat di Sulawesi Utara. Salah satu faktor utama pemberontakan ini adalah ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak memperhatikan masalah ekonomi dan politik daerah tersebut.
  • Konflik Etnis dan Politik: Permesta juga terkait dengan masalah etnis dan politik di Sulawesi Utara. Beberapa pemimpin setempat merasa bahwa mereka tidak diakui secara memadai dalam struktur politik nasional dan ingin memperoleh kendali lebih besar atas pemerintahan daerah mereka.
  • Dukungan Asing: Beberapa pemimpin Permesta mendapatkan dukungan dari luar negeri, termasuk dukungan dari pemerintah Amerika Serikat. Dukungan ini mungkin juga memengaruhi dinamika pemberontakan ini.

Kedua pemberontakan ini akhirnya berhasil diredam oleh pemerintah pusat dengan campur tangan militer. Pemberontakan PRRI dan Permesta adalah hasil dari kompleksitas politik dan ekonomi Indonesia pada masa itu, serta ketidakpuasan terhadap sentralisasi kekuasaan dan distribusi sumber daya antara pemerintah pusat dan daerah-daerah.

 

 


 


Iklan

Unik A

21 Agustus 2023 07:56

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;Pemberontakan PRRI/Permesta adalah pemberontakan yang dilakukan kalangan militer di Sumatra dan Sulawesi sekitar tahun 1957-1961. Peristiwa ini bukan disebabkan oleh kekecewaan terhadap hasil Perjanjian Renville, melainkan karena ketidakpuasan terhadap alokasi dana pembangunan yang diterima dari pemerintah pusat kepada daerah. PRRI/Permesta dilakukan dengan mendirikan dewan-dewan militer, seperti Dewan Banteng di Sumatra Tengah dipimpin Letkol Achmad Husein, Dewan Gajah di Sumatra Utara dipimpin Kolonel Maludin Simbolon, Dewan Garuda di Sumatra Selatan dipimpin Letkol Barlian, dan Dewan Manguni di Sulawesi dipimpin Letkol Vence Sumual. Dewan-dewan itu mendesak pemerintah mengubah kebijakan bagi daerah. Puncak gerakan PRRI/Permesta adalah diproklamasikannya Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957 oleh Vence Sumual, dan diproklamasikannya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) oleh Achmad Husein pada 15 Februari 1958.</p><p>Sumber: ruang guru</p><p>Pemerintah Indonesia bukan melakukan Operasi Benteng Negara untuk meredam pemberontakan PRRI/Permesta, melainkan Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka. Operasi 17 Agustus dipimpin Letkol Ahmad Yani untuk meredam PRRI. Operasi ini mulai dilaksanakan sekitar Maret 1958. Operasi Merdeka dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat pada April 1958 untuk meredam aksi Permesta. Kedua operasi tersebut berhasil meredam pemberontakan PRRI dan Permesta.</p>

 Pemberontakan PRRI/Permesta adalah pemberontakan yang dilakukan kalangan militer di Sumatra dan Sulawesi sekitar tahun 1957-1961. Peristiwa ini bukan disebabkan oleh kekecewaan terhadap hasil Perjanjian Renville, melainkan karena ketidakpuasan terhadap alokasi dana pembangunan yang diterima dari pemerintah pusat kepada daerah. PRRI/Permesta dilakukan dengan mendirikan dewan-dewan militer, seperti Dewan Banteng di Sumatra Tengah dipimpin Letkol Achmad Husein, Dewan Gajah di Sumatra Utara dipimpin Kolonel Maludin Simbolon, Dewan Garuda di Sumatra Selatan dipimpin Letkol Barlian, dan Dewan Manguni di Sulawesi dipimpin Letkol Vence Sumual. Dewan-dewan itu mendesak pemerintah mengubah kebijakan bagi daerah. Puncak gerakan PRRI/Permesta adalah diproklamasikannya Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957 oleh Vence Sumual, dan diproklamasikannya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) oleh Achmad Husein pada 15 Februari 1958.

Sumber: ruang guru

Pemerintah Indonesia bukan melakukan Operasi Benteng Negara untuk meredam pemberontakan PRRI/Permesta, melainkan Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka. Operasi 17 Agustus dipimpin Letkol Ahmad Yani untuk meredam PRRI. Operasi ini mulai dilaksanakan sekitar Maret 1958. Operasi Merdeka dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat pada April 1958 untuk meredam aksi Permesta. Kedua operasi tersebut berhasil meredam pemberontakan PRRI dan Permesta.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Apakah benar NIBKD dan MBKS dibentuk guna menghadapi kekuatan Belanda? Jelaskan!

86

5.0

Jawaban terverifikasi