Indah P

13 Oktober 2022 12:58

Iklan

Indah P

13 Oktober 2022 12:58

Pertanyaan

jelaskan proses penyebaran dan saluran islamisasi di nusantara!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

12

:

27

:

39

Klaim

6

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

M. Indah

Mahasiswa/Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

08 November 2022 07:37

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban yang tepat dari pertanyaan di atas adalah saluran penyebaran Islam di Indonesia adalah perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf, dan kesenian.</p><p>&nbsp;</p><p>Saluran penyebaran Islam di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut.</p><p>&nbsp;</p><p>1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Perdagangan</p><p>Perdagangan adalah saluran penyebaran Islam yang paling pertama dan utama. Menurut Tome Pires, sekitar abad VII-XVI M lalu lintas perdagangan di Nusantara sangat ramai. Pada proses ini, para pedagang Nusantara berinteraksi dengan para pedagang asing, termasuk para pedagang Islam dari Gujarat (India) atau Timur Tengah (Mesir dan Arab), yang kemudian saling bertukar pengaruh.</p><p>2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Perkawinan</p><p>Para pedagang Islam kemudian bermukim di perkampungan pesisir di Nusantara. Lama-kelamaan, jumlah mereka semakin banyak. Islam pun mulai dikenal oleh penduduk Nusantara. Karakteristik penduduk pesisir yang terbuka terhadap hal-hal baru turut mempermudah penyebaran agama Islam. Para pedagang Islam juga berinteraksi dengan penguasa setempat yang secara perlahan masuk ke lingkaran pusat kekuasaan. Ketika raja-raja dan para bangsawan memeluk Islam, rakyatnya dengan mudah mengikuti. Hal ini menjelaskan mengapa kerajaan-kerajaan Islam Nusantara, seperti Samudera Pasai, Demak, Cirebon, Ternate dan Tidore, berawal dari wilayah pesisir. Perkawinan para pedagang Islam yang bermukim di Nusantara kemudian menikah dengan perempuan-perempuan pribumi, baik rakyat biasa maupun bangsawan. Hal ini berdampak positif terhadap penyebaran agama Islam. Para pedagang yang menikahi para perempuan pribumi mensyaratkan mereka untuk terlebih dahulu memeluk Islam. Anak-anak hasil pernikahan mereka pun cenderung mengikuti agama yang dianut orang tuanya.</p><p>3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Pendidikan</p><p>Perkembangan Islam yang semakin luas mendorong munculnya para ulama dan mubalig. Mereka menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Di pondok pesantren, para santri yang datang dari berbagai daerah menimba ilmu keislaman. Setelah lulus pesantren, mereka kemudian menyebarkan Islam di daerah asal mereka. Saluran ini sangat efektif untuk memperluas penyebaran Islam hingga daerah terpencil. Contoh pesantren tersebut, antara lain Pesantren Sunan Giri (Surabaya) yang didirikan oleh Sunan Giri. Santri pesantren ini banyak yang berasal dari Maluku.</p><p>4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Tasawuf</p><p>Ajaran tasawuf banyak dijumpai pada cerita babad dan hikayat. Ajaran ini mudah berkembang karena ajaran agama Islam melalui tasawuf disesuaikan dengan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi agama Hindu. Tokoh penyebar Islam melalui tasawuf, antara lain Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Sunan Bonang.</p><p>5.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Kesenian</p><p>Agama Islam juga disebarkan lewat kesenian, antara lain lewat seni pertunjukan wayang (oleh Sunan Kalijaga) dan seni musik gamelan (oleh Sunan Bonang). Kesenian sebelumnya tidak dilarang, tetapi diperkaya dengan nilai-nilai keislaman</p><p>&nbsp;</p><p>Dengan demikian, saluran penyebaran Islam di Indonesia adalah perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf, dan kesenian.</p>

Jawaban yang tepat dari pertanyaan di atas adalah saluran penyebaran Islam di Indonesia adalah perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf, dan kesenian.

 

Saluran penyebaran Islam di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut.

 

1.       Perdagangan

Perdagangan adalah saluran penyebaran Islam yang paling pertama dan utama. Menurut Tome Pires, sekitar abad VII-XVI M lalu lintas perdagangan di Nusantara sangat ramai. Pada proses ini, para pedagang Nusantara berinteraksi dengan para pedagang asing, termasuk para pedagang Islam dari Gujarat (India) atau Timur Tengah (Mesir dan Arab), yang kemudian saling bertukar pengaruh.

2.       Perkawinan

Para pedagang Islam kemudian bermukim di perkampungan pesisir di Nusantara. Lama-kelamaan, jumlah mereka semakin banyak. Islam pun mulai dikenal oleh penduduk Nusantara. Karakteristik penduduk pesisir yang terbuka terhadap hal-hal baru turut mempermudah penyebaran agama Islam. Para pedagang Islam juga berinteraksi dengan penguasa setempat yang secara perlahan masuk ke lingkaran pusat kekuasaan. Ketika raja-raja dan para bangsawan memeluk Islam, rakyatnya dengan mudah mengikuti. Hal ini menjelaskan mengapa kerajaan-kerajaan Islam Nusantara, seperti Samudera Pasai, Demak, Cirebon, Ternate dan Tidore, berawal dari wilayah pesisir. Perkawinan para pedagang Islam yang bermukim di Nusantara kemudian menikah dengan perempuan-perempuan pribumi, baik rakyat biasa maupun bangsawan. Hal ini berdampak positif terhadap penyebaran agama Islam. Para pedagang yang menikahi para perempuan pribumi mensyaratkan mereka untuk terlebih dahulu memeluk Islam. Anak-anak hasil pernikahan mereka pun cenderung mengikuti agama yang dianut orang tuanya.

3.       Pendidikan

Perkembangan Islam yang semakin luas mendorong munculnya para ulama dan mubalig. Mereka menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Di pondok pesantren, para santri yang datang dari berbagai daerah menimba ilmu keislaman. Setelah lulus pesantren, mereka kemudian menyebarkan Islam di daerah asal mereka. Saluran ini sangat efektif untuk memperluas penyebaran Islam hingga daerah terpencil. Contoh pesantren tersebut, antara lain Pesantren Sunan Giri (Surabaya) yang didirikan oleh Sunan Giri. Santri pesantren ini banyak yang berasal dari Maluku.

4.       Tasawuf

Ajaran tasawuf banyak dijumpai pada cerita babad dan hikayat. Ajaran ini mudah berkembang karena ajaran agama Islam melalui tasawuf disesuaikan dengan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi agama Hindu. Tokoh penyebar Islam melalui tasawuf, antara lain Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Sunan Bonang.

5.       Kesenian

Agama Islam juga disebarkan lewat kesenian, antara lain lewat seni pertunjukan wayang (oleh Sunan Kalijaga) dan seni musik gamelan (oleh Sunan Bonang). Kesenian sebelumnya tidak dilarang, tetapi diperkaya dengan nilai-nilai keislaman

 

Dengan demikian, saluran penyebaran Islam di Indonesia adalah perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf, dan kesenian.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Apakah benar NIBKD dan MBKS dibentuk guna menghadapi kekuatan Belanda? Jelaskan!

100

5.0

Jawaban terverifikasi