jelaskan perlawanan PETA di Blitar yang dipimpin oleh Shodancho Supriyadi

Hai Siti, kakak bantu jawab ya. Perlawanan PETA di Blitar yang dipimpin oleh Shodancho Supriyadi dilatarbelakangi karena adanya penindasan dari pihak Jepang terhadap pekerja Romusha. Penindasan ini terjadi pada 14 Februari 1945. Adapun pertempuran terbuka antara pasukan PETA Shodancho Supriyadi dengan pihak Jepang terjadi pada 29 Februari 1945. Untuk lebih jelasnya, pahami penjelasan berikut ya. Penindasan dari pihak Jepang terhadap pekerja Romusha sungguh membuat kecewa pasukan PETA Shodancho Supriyadi yang saat itu tengah bertugas mengawasi pekerjaan para pekerja Romusha yang sedang membangun kubu - kubu pertahanan di pantai selatan Jawa Timur. Pasukan PETA Shodancho Supriyadi pun melakukan perlawanan kepada pihak Jepang pada 29 Februari 1945 dengan mempersenjatai diri menggunakan mortir, senapan mesin, dan granat. Untuk mengatasi perlawanan tersebut, Jepang membujuk pasukan PETA agar kembali ke asramanya. Akan tetapi, bujukan ini tidak dihiraukan oleh Shodanco Supriyadi. Pada akhirnya, Jepang pun memakai sebuah strategi tipu muslihat. Komandan pasukan Jepang, Kolonel Katagiri pura-pura menyerah kepada pasukan Supriyadi dan meminta untuk bertukar pikiran dengan para anggota pasukan PETA agar bisa mengadakan kesepakatan dengan pasukan PETA. Selanjutnya, pasukan Jepang pun mulai mengepung pasukan PETA dan melucuti senjatanya serta strategi yang dilakukan yakni mengangkut para anggota PETA Blitar ini ke markas Kempetai Blitar. Semoga membantu :)